Taehyung menghempaskan dirinya di atas kasur Yeonjun, buat si empu yang sedari tadi berdiri dihadapan cermin menoleh, "Udah dikasih kaosnya? seragam gue udah di kasih?"
"Hm." Taehyung membuka ponselnya, mengetik sesuatu di layar, "Jihoon Jihoon Jihoon mantap jiwa."
Yeonjun menoleh, mengernyitkan dahinya, "Hah? kenapa?"
"Kode kode kode mantap jiwa."
"Apaansi bang?"
Taehyung menoleh, mengabaikan layar ponselnya, "Lo ngapain aja di depan kaca?"
"Gak tau, bingung aja, kok gue ganteng." tukas Yeonjun lalu menyisir rambutnya ke belakang, buat Taehyung menunjukan ekspresi jijik.
"Pala lo jajar genjang."
"Nih ya, ganteng itu tujuh huruf, berarti Yeonjun ganteng. Lo mah apaan, lewat." ujar Yeonjun sembari tertawa kecil.
Taehyung melempar bantal kepada Yeonjun, tetapi Pemuda Tiga Belas September itu cepat menghindar, "Nih ya, gue kasih tau juga, handsome itu delapan huruf, berarti Taehyung handsome."
Yeonjun mendecih, lalu duduk di sisi kasur, "Bang." lalu menghela napas pelan, buat Taehyung menoleh, "Apaan?"
"Lo kalo nembak orang gimana?"
"Pake pistol, masa pake ketapel."
"Serius."
"Mau ngapain sih nembak orang? nutup kulkas aja masih pelan-pelan biar lampunya mati."
Yeonjun memukul pelan bahu kakaknya, "Bacooot—serius apa."
"Gue? nembak Jungkook? tinggal ngomong aja sih, terus gue sogok makanan serta janji-janji manis lainnya—enggak, canda. Maksudnya janji yang bakal lo tepatin, gak cuma manis diawal, pait di akhir." Taehyung tiba-tiba bangkit dari tidurnya, dan merangkul bahu Yeonjun, "Asik, keren banget ya gue, kutipan dari google tuh."
"Gue mau latihan, lo liatin ya."
Yeonjun bangkit, berdiri di hadapan Taehyung, "Liatin, bagus apa enggak."
Taehyung mengangguk.
Yeonjun menghela napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan, buat yang di hadapan semakin serius memperhatikan, "Oke, jadi gue suka sama lo, Choi ..." tukas Yeonjun lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Iya lo, Choi Yeonjun."
"Kok jadi love yourself sih bangsat?!" Taehyung memukul pelan bahu Yeonjun, buat yang lebih muda sedikit meringis karenanya, "Kok gue gugup sih, bajiiing."
"Eh bentar! kok Choi? jangan-jangan...?" Taehyung menyipitkan matanya, buat Yeonjun yang tadinya mau diam-diam tembak pemuda di seberang jadi panik pas liat ekspresi wajah Taehyung, "Lo mau nembak gue ya?!"
"Ya enggaklah!" Yeonjun menoyor kepala Taehyung, buat yang ditoyor tertawa pelan, "Iya tau, mau tembak Soobin kan."
"Kok tau?!"
"Ngintip."
"Gila. Gak waras." tukas Yeonjun lalu menghempaskan dirinya di kasur, "Udah lo bilangin kan? nanti gue bakal telfon dia jam sepuluh?"
"Done. Starbucks boleh dikirim sekarang."
Yeonjun mengangguk, lalu memperlihatkan layar ponselnya, "Done. Tapi sekarang lo harus liat gue latihan dulu."
Setengah jam berlalu, dengan Taehyung yang menyesap segelas starbucks dan Yeonjun yang merebahkan dirinya di atas kasur, lelah.
"Gagal kak, jantung gue gak bisa diajak kompromi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy [✓]
Fiksi PenggemarMereka itu ibarat minyak tanah dan gas elpiji, tujuannya sama-sama buat api. Tapi, bentar. Api lama kelamaan akan padam juga bukan? dom! yeonjun sub! soobin harsh words. boys love. semi baku. dldr. [highest rank #1 in yeonbin & #1 in soobin]