aku takut

97 6 0
                                    

Sore itu, menjelang waktu pulang.
Disaat itu juga aku bersenda gurau dengannya.
Duduk bersampingan dengannya, walau tetap ada jarak antara kita.
Disaat itu pula aku mulai menyadari bahwa aku jatuh hati padanya.
Dia yang tidak bisa ku sebut namanya pada langit.
Karena aku tak ingin ada yang tahu selain aku dan tuhan.
aku tidak ingin kehilangan dirinya.
Aku tidak ingin kehilangan senyuman darinya.
Bila pada seseorang jatuh hati ataupun jatuh cinta adalah hal yang membahagiakan, tapi bagi ku tidak.
Aku takut.
Aku takut, pada luka.
Aku takut, pada kesedihan dan air mata.
Aku hanya takut dan tidak ada keberanian untuk memulai.
Aku terus bertanya pada diriku "bisa kah aku untuk membuka hatiku untuk seseorang? ".
Atau "pantas kah aku untuk bahagia?"
Sementara rasa takut ku terus menghantuiku.
Aku selalu menyiapkan diriku untuk membuka halaman baru dalam hidupku.
Bertemu dengan orang-orang baru.
Tapi ketika hati mulai mengetuk, aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Aku selalu mundur.
Aku selalu kalah dalam soal ini.
Aku selalu berpesan kepada semua orang bahwa sebesar apapun luka yang pernah ada,  kita pantas untuk membahagiakan diri kita.

-orion bea

Akara LembayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang