6 || Kenzio

4.8K 408 4
                                    

Pagi ini langitnya tampak mendung. Pertanda akan turun hujan. Aku menunggu angkutan umum yang akan membawaku ke sekolah di pinggir jalan. Kulirik jam yang ada di toko dekatku menunggu angkutan umum. Jam tersebut sudah menunjukkan pukul 06.45

"Gawat. Bisa telat aku" gumamku cemas

Aku memutuskan untuk berlari ke sekolah. Memang, jarak antara sekolah dan rumah pak iqbaal tidak terlalu jauh. Mungkin dua puluh menit menggunakan angkot. Sudah kupastikan hari ini aku telat

Tak lama, hujan turun. Membuatku dengan berat hati berhenti didepan toko menunggu hujan reda. Hujan pagi ini sangat deras

Satu menit. Dua menit. Tiga menit. Lima menit. Hujan masih belum reda. Masih saja deras seperti tadi. Sepuluh menit lagi gerbang akan ditutup. Bagaimana ini ?

Tin tin

Terdengar suara klakson mobil yang berhenti didepanku. Aku menatapnya bingung. Tak lama keluarlah orang yang keluar kemudian membuka payung dan berjalan menghampiriku

"Loh, tuan kok ada disini, bukannya tadi sudah berangkat duluan ya ?" memang benar. Tadi aku melit dia yang berangkat terlebih dulu dibandingkan aku

"Tadi saya ke rumah orangtua saya dulu" jawabnya tersenyum

"Terus tuan ngapain berhenti disini, bukannya langsung ke sekolah ?" tanyaku bingung

"Nyamperin kamu" dengan senyuman lebarnya

Nyamperin kamu

Astaga. Benarkah ?

"Kenapa bapak nyamperin saya ?"

"Kamu itu gimana sih" kemudian mengacak acak rambutku" emang kamu gak mau sekolah ?" lanjutnya

"Se..sekolah pa..pak" jawabku terbata bata karena dia sudah membuatku gugup

"Yaudah yuk masuk ke mobil. Nanti kamu telat. Kamu bareng sama saya saja" ucapnya lembut. Apa kabar dengan pipiku ?

"Makasih tuan"

Perasaan ini salah

* * *

Bruk

Tubuhku terjengkang kebelakang sampai pantatku menempel dilantai koridor yang dingin. Kudongakan kepalaku melihat siapa orang yang tanpa sengaja menabrakku. Dia. Dia tinggi dan juga tampan. Tapi lebih tampan pak iqbaal

Loh kok jadi pak iqbaal ?

"Maaf ya gue gak sengaja" ucapnya sambil mengukurkan tangannya didepanku

"Ndak papa kok kak. Aku juga salah, jalan ndak liat liat"

Tepat sekali. Orang yang menabrakku adalah kakak kelasku. Aku tau dia kakak kelasku karena aku tak sengaja melihat bet kelasnya. Aku mengambil uluran tangannya. Kemudian berdiri

"Lo ngapain lari lari kayak gitu ?" tanyanya dengan alis terangkat satu

"Mmm aku kira aku udah telat"

"Telat gak papa kali" ucapnya tenang

"Loh kok ndak papa ?. Ya papa dong kak. Kan kalo aku telat aku bisa dihukum" jawabku polos

Dia tertawa. Kemudian mengacak acak rambutku seperti yang dilakukan pak iqbaal beberapa waktu lalu

"Maaf kak" ucapku seraya menyingkirkan tangannya pelan dari kepalaku. Aku sedikit risih karena dia memperlakukanku seperti ini. Padahal kita baru kali ini bertemu

He Is My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang