Bertemu dengannya adalah takdir terindah yang diberikan Tuhan kepadaku. Sebelumnya aku tak menyangka jika dia adalah jodohku. Tapi kadang Tuhan suka memberikan jalan yang sulit untuk mendapatkan yang terbaik
Aku teringat akan pertemuan pertamaku dengannya. Berawal ketika aku bekerja di rumahnya. Aku tak menyangka, perjuanganku ke Ibukota membuahkan hasil. Aku menemukan jodohku disana. Meskipun cita citaku tak tercapai, namun aku diberi kebahagiaan lain oleh Tuhan. Tuhan memang adil. Kebahagiaan yang mungkin tak akan mungkin kudapatkan jika aku tak merantau ke Ibukota
Sekarang aku sudah tak muda lagi. Umurku sudah menginjak tiga puluh dua tahun. Sedangkan suamiku sudah berusia empat puluh tujuh tahun. Memiliki empat anak membuat aku menjadi lebih dewasa dari sebelumnya
Dulu, aku hanyalah anak kecil yang tidak tau apa apa. Dan sekarang, aku harus mendidik keempat putra dan putriku
"Mama kakak nakal" aku mendengar suara anak perempuan yang berteriak
Dia adalah Aleena Dhiafakhri. Dia anak keduaku. Usianya sudah menginjak lima belas tahun. Sikapnya masih seperti anak kecil. Sangat bertolak belakang dengan saudara kembarnya
"Gak usah teriak" saut anak perempuan satunya
Dia adalah Athifa Dhiafakhri. Dia juga anak keduaku. Kembaran dari Aleena. Dia lahir terlebih dulu daripada Aleena. Sikapnya sangat bertolak belakang dengan saudara kembarnya. Dia lebih dewasa
"Denger tuh kak. Gak usah teriak. Bisa budek telinga aku" kesal anak laki laki
Dia adalah anak terakhirku. Athala Dhiafakhri. Usianya baru menginjak sepuluh tahun. Dia adalah orang yang sangat cerewet. Padahal dia adalah laki laki
"Ya salahin aja kak Achel. Siapa suruh dia makan sosis aku" kesal Aleena sambil berjalan kearahku dengan menghentakkan kakinya
"Anak anak mama kenapa sih ?" tanyaku dan mendekat kearahnya. Aleena sudah memelukku dari samping. Dia adalah anak yang paling manja di antara saudara saudaranya
"Tuh kak Achel. Dia makan sosis aku ma. Padahalkan ini hari ulang tahun aku dan Athifa" adu Aleena dengan bibir mengerucut
"Kak" tegurku ke Achel
Marchelio Dhiafakhri. Dia adalal putra sambungku. Usianya hampir menginjak tujuh belas tahun. Aku sangat menyayanginya. Dia adalah anak tertuaku. Dia juga termasuk anak yang manja
"Ma, aku cuma makan satu sosis aja. Dia 'kan bisa ambil lagi. Pelit banget sih" gerutu Achel
"Tapi ma--" aku memotong ucapan Aleena
"Kamu bisa ambil lagi. Dibelakang masih banyak. Kak Jihan lagi panggang sosis lagi. Ambil sana" aku mengelus kepala Aleena
Dengan berat hati, dia berjalan gontai kearah taman belakang. Hari ini adalah ulang tahun si Kembar. Semuanya sudah berkumpul di rumahku. Mulai dari Jihan dan suaminya--Kenzio. Kedua mertuaku. Dan terakhir adalah ibuku
Aku berjalan ke sofa ruang keluarga. Kemudian duduk di antara Athifa dan Athala. Athifa memelukku erat dari samping
"Kamu kenapa ?" tanyaku lembut
"Gak papa, ma" jawabnya
"Kamu mau sosis ?"
"Males ngambilnya"
"Yaudah. Sebentar mama ambilkan" aku berdiri, kemudian berjalan ke taman belakang
Disana. Aku melihat semua orang berkumpul. Aku berjalan kearah Jihan
"Ji, minta sosisnya dong" ucapku
"Ambil aja"
"Oh iya. Kenzo mana ?" kenzo adalah anak Jihan dan Kenzio yang masih berusia empat tahun
"Lagi main sama papanya mungkin"
"Ooh"
Aku kembali menuju ruang keluarga. Aku melihat mas iqbaal yang sudah bergabung dengab anak anaknya. Aleena juga sudah ada disana. Aku duduk disebelah Athifa
"Mama, kok Athifa diambilin dan aku enggak ?" ucap Aleena merajuk
"Sayang, kamu itu udah sering di manja sama mama kamu. Gantian dong sama saudara kembar kamu" ucap mas iqbaal sambil mengelus rambut putrinya
"Huft, iya iya" ucap Aleena menurut
"Nih. Semuanya boleh makan. Mama bawa banyak soalnya" ucapku sambil meletakkan sepiring sosis itu di meja ruang keluarga
"Mama ke kamar dulu ya" pamitku dan berjalan ke kamarku dan mas iqbaal di lantai atas
* * *
Aku berjalan kearah balkon kamar. Melihat pemandangan orang orang yang sedang bercanda di taman belakang. Aku melihat Kenzo yang sedang bermain dengan Athala. Aku tersenyum melihatnya
Aku tersentak kaget saat tiba tiba ada yang memelukku dari belakang. Kepala orang itu ditumpukkan dibaku kananku. Sesekali dia mencium pelipisku juga kepala bagian belakangku
"Sayang"
"Hmm"
"Makasih ya"
"Makasih buat apa ?"
"Makasih karena dulu kamu mau menikah sama aku. Kamu yang dulunya masih seorang gadis dan aku yang duda dan sudah memiliki satu anak. Tapi kamu mau menikah sama aku. Sebenarnya apa alasan kamu menikah sama aku dulu ?"
"Mas, aku menikah sama kamu karena aku cinta sama kamu. Ndak peduli kalau kamu itu duda satu anak. Yang aku inginkan cuma satu, bahagia"
"Makasih kamu udah mau terima aku yang banyak kekurangannya. Aku cinta sama kamu" ucap mas iqbaal kemudian memelukku erat
Aku membalas pelukannya. Ini semua bukan akhir dari segalanya. Ini adalah awal segalanya segalanya. Awal dari segala masalah dan kebahagiaan nantinya
"Papa, mama jangan pelukan terus. Sini turun. Disini masih banyak yang jomblo" teriak Achel dari taman belakang
"Lo kali yang jomblo. Gue enggak" sahut Aleena
Aku dan mas iqbaal hanya tertawa melihat kelakuan anak kami
Selesai
Itulah kira kira kehidupan antara (namakamu) dan iqbaal dimasa sekarang
Gue cuma bisa ngasih itu
Gue mau ngucapin, terima kasih banyak ke kalian semua yang setia baca cerita gue. Tanpa kalian ceritanya ndak akan jalan
Udah, itu aja yang bisa gue ucapin
Sampai jumpa di cerita baru gue guys.
Nanti gue kasih tau info cerita barunya.
Di kepala gue udah ada cerita apa yang mau gue buat. Tapi gue belum buat covernya. Jadi, tunggu ya;)Muach💋
Kecup manis dari gue
Sampai jumpa di cerita baru
Bye;)
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Boss
Fanfiction"Kalau takdirnya memang seperti itu, kamu mau apa ?" Iqbaal X (namakamu) Start= Kamis,14/03/2019 Finish= Jumat, 05/04/2019