25 || Ngambek

4.7K 423 20
                                    

"Dengan atau tanpa restu kalian. Iqbaal akan tetap menikah dengan (namakamu)"

"Gak bisa gitu" bentak ayah pak iqbaal

Achel yang mendengar bentakan itu langsung menangis. Aku pun juga ikut kaget. Aku mencoba menenangkan Achel. Bunda pak iqbaal yang melihat cucunya menangis itu kaget sekaligus panik. Entah apa yang ia panikkan

"Ulang ma" ucap Achel sesegukkan sambil memeluk leherku erat. Aku mengelus punggungnya

Aku menatap kearah pak iqbaal yang melihat Achel menangis digendonganku. Dia menatapku kemudian tersenyum

"Kita pulang" ucapnya pelan

Pak iqbaal menatap kedua orangtuanya. Kemudian dia berkata," ya, bun, iqbaal pulang dulu"

Pak iqbaal menggenggam pergelangan tanganku. Dia menuntunku berdiri. Tanpa berkata apapun. Pak iqbaal menarikku keluar dari rumah orangtuanya. Samar samar aku mendengar ayah pak iqbaal yang berkata

"Anak durhaka"

Kami sudah berada di mobil. Achel yang tadi menangis, kini dia sudah tertidur pulas. Pak iqbaal mendekat kearahku. Kemudian dia meletakkan kepalanya dibahu kananku. Sedangkan Achel sedang bersandar didadaku. Tangan pak iqbaal telulur mengelus rambut hitam milik Achel

"Maafin aku ya" ucapnya sambil menggerakkan tangannya menggenggam tanganku

"Maaf untuk apa ?" tanyaku bingung

"Maaf karena sudah membawa kamu kedalam masalahku" ucapnya penuh penyesalan

"Ndak papa pak. Kalau takdirnya memang seperti itu. Mau bagaimana lagi ?" ucapku tersenyum

Tanganku telulur mengelus rambut pak iqbaal yang tebal. Pak iqbaal membawa tanganku yang ada di kepalanya ke depan bibirnya. Kemudian menciumnya lama. Sedangkan aku, hanya tersenyum

"Ndak jalan ?" tanyaku saat menyadari mobil masih berada dihalaman rumah orangtua pak iqbaal

"Iya" jawabnya kemudian menjalankan mobilnya

* * *

Kami sudah sampai di rumah. Hari pun juga sudah malam. Setelah menidurkan Achel di kamarnya. Aku segera menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Kuambil beberapa bahan makanan di dalam lemari es. Kemudian mengolahnya seenak yang aku bisa

Selesai. Di meja makan sudah tersedia beberapa menu makanan. Setelah selesai memastikan menu makan malam, aku bergegas ke kamarku untuk membersihkan badanku yang sudah lengket

Setelah selesai membersihkan badan, aku kembali berjalan ke lantai atas. Aku ingin memanggil pak iqbaal untuk makan malam. Ku ketuk pintu kamar milik pak iqbaal

Tok tok tok

"Pak" teriakku

"Masuk aja, sayang" teriak seseorang dari dalam

Aku membuka pintu yang ku ketuk tadi. Pintu terbuka. Memperlihatkan pak iqbaal yang masih mengenakan handuk di pinggangnya. Sedangkan badan bagian atasnya, ia biarkan telanjang

"Kenapa bapak ndak bilang kalau habis mandi ?" kesalku dengan mata tertutup

Aku malu sendiri melihatnya

He Is My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang