30 || Beneran ?

5.6K 369 5
                                    

Aku mencium bau obat obatan di indra penciumanku. Aku membuka mataku pelan. Silau. Itulah yang pertama kali aku lihat. Aku melihat dinding putih didepanku. Dinding itu memantulkan sinar lampu yang membuat silau di mataku

"Sayang, kamu udah sadar ?" tanya seseorang

Aku tau suara itu milik siapa. Mataku memanas saat teringat dengan kejadian itu. Sakit. Itulah yang aku rasakan.

"Sayang" aku diam. Air mataku sudah keluar dari pelupuk mataku

"Sayang, dengerin aku dulu. Aku mau jelasin semuanya" aku masih diam

"Jadi--" aku menutup kedua telingaku. Aku tak ingin mendengar penjelasannya. Yang aku lihat sudah jelas

"Please. Dengerin aku" ucap mas iqbaal sambil mencoba melepaskan tanganku yang menutup telingaku

Aku memberontak. Aku masih menangis. Pak iqbaal membawa tubuhku kepelukannya. Aku memukul dadanya keras. Tak mempedulikan jika dia merasa sakit

"Sayang, dengerin aku dulu" ucap mas iqbaal sambil mengelus kepalaku

Tubuhku melemah. Aku sudah tidak lagi memukulnya. Aku hanya bisa diam dipelukannya. Nyaman. Itulah yang aku rasakan

"Jadi-----" kata demi kata terlontar dari mulutnya. Aku menatapnya tak percaya

"Sekarang kamu udah tau semuanya. Kamu percaya 'kan ?" aku mengangguk

Aku memeluknya erat. Aku kembali menangis. Sekarang aku yang merasa bersalah. Aku mengeratkan pelukanku

"Hiks ma..maafin hiks aku" ucapku terisak

"Ssttt, kamu jangan nangis. Disini aku yang salah" tenangnya

"Hiks"

"Jangan nangis lagi. Gak kasihan sama dede bayi yang ada disini ?"

Aku melepaskan pelukannya. Aku menatapnya bingung. Dia mengelus perutku yang sedikit membuncit

"Ma..ksudnya ?" tanyaku terbata

"Dia udah ada" jawab mas iqbaal tersenyum

"Beneran ?" tanyaku senang

"Iya, sayang" aku mengelus perutku. Aku masih tak percaya sekarang

"Anak mama" gumamku sambil mengelus perutku yang membuncit

"Dan kamu tau ?" aku mendongakkan kepalaku

"Disini bukan cuma satu, tapi dua" ucap pak iqbaal sambil memeluk dan mencium kepalaku

"Ha ?" aku bingung

"Iya, sayang. Mereka kembar"

Aku memeluk mas iqbaal. Sungguh, aku sangat bahagia sekarang

* * *

"Mas ?"

"Apa, sayang ?"

"Kenapa aku bisa di rumah sakit ?"

"Jadi waktu itu, aku nemuin kamu yang pingsan dibalkon kamar Achel. Dan kamu aku bawa ke rumah sakit karena aku takut terjadi apa apa ke kamu" jawab pak iqbaal sambil mengelus perutku. Sekarang aku sedang bersandar didada bidangnya. Sedangkan dia sedang bersandar di ranjang rumah sakit

"Ooh. Terus Achel dimana ?" tanyaku khawatir. Aku baru teringat kepada Achel

"Kamu tenang aja. Dia di rumah Jihan. Bentar lagi mereka kesini"

He Is My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang