18 || Manja

5.2K 431 4
                                    

"Malam ini kamu temenin aku tidur ya ?"

"Kenapa ?" tanyaku bingung

"Aku pengen tidur ditemenin kamu. Mau ya ?" bujukku sambil menarik narik tanganku yang digenggamnya

"Ndak ah. Belum muhrim" ucapku reflek

"Kode ?" tanya pak iqbaal dengan senyumnya

"N...ndak" jawabku tergagap

"Kalau bukan kode, apa sayang ?" goda pak iqbaal

"A...aku mau ke kamar Achel dulu" ucapku cepat sambil berdiri dari duduk

Tapi sebelum aku berjalan, pak iqbaal terlebih dulu menarik tanganku. Menjadikanku terjatuh tepat disampingnya. Kemudian dia memelukku

Sakit aja tenaganya kaya gini, batinku

"Kamu disini aja. Temenin aku tidur" ucapnya manja

"Tapi saya harus liat Achel. Kalau dia bangun gimana. Saya juga harus siapin makanan buat bapak"

"Nanti aja buatin aku makanannya. Lagian, kalau Achel nangis pasti kedengeran dari sini" ucapnya sambil mengelus kepala bagian belakangku

Aku diam

Diam diam menikmati usapannya

"Sayang ?"

"Hmm" aku hanya menjawabnya dengan gumaman

"Aku laper" cicitnya pelan

"Tadi katanya nanti aja ?" tanyaku kemudian membuka mataku

"Tapi aku laper, sayang" rengeknya

"Iya iya. Saya buatin. Bapak mau makan apa ?"

"Nasi goreng aja"

"Bubur aja ya ?. Bapak lagi sakit, jangan makan yang banyak minyak. Lagian tadi pagi udah makan nasi goreng 'kan ?"

"Tapi aku maunya nasi goreng sayang" rengeknya lagi

Aku hanya bisa menghela nafas gusar. Kemudian meninggalkan dia tanpa berkata apa apa. Aku berjalan kedapur. Membuat nasi goreng yang biasa kubuat

Selesai membuat nasi goreng, aku kembali keatas dengan membawa sepiring nasi goreng, segelas susu dan segelas air putih

"Pak" panggilku kepada pak iqbaal yang sedang menutup matanya

"Udah ?" tanyanya pelan

"Udah" jawabku sambil membantunya duduk

"Nih" kemudian memberikan sepiring nasi goreng kepadanya

Dia diam. Aku menatapnya bingung. Dia hanya membuang mukanya kesamping. Wajahnya ditekuk dan bibirnya ia majukan

"Bapak kenapa, tadi katanya laper ?"

"Gak peka benget sih" jawabnya pelan yang masih bisa kudengar

Aku masih bingung. Aku gak peka apa. Dia meminta nasi goreng sudah aku bawakan. Apa lagi yabg salah ?

"Kenapa sih pak ?" tanyaku bingung

"Kamu itu gak peka banget sih, sayang. Aku ini lagi sakit loh. Masak kamu gak ada inisiatif buat suapin aku sih. Badan aku tuh lemes. Tangan aku tuh lemes. Aku itu sakit karena aku itu pengen dimanja, pengen diberi kasih sayang lebih" gerutunya

Aku menatapnya tak percaya. Seharusnya dia bilang terus terang jika dia ingin disuapi. Bukan malah menggerutu tidak jelas. Apalagi kalau pakai kode kode segala. Mana ngerti aku

"Jadi bapak pengen disuapin ?"

"Iya 'lah" jawabnya sewot

"Sini sini. Biar saya suapin. Aaa.." ucapku sambil mengarahkan sesendok nasi goreng ke mulutnya

Dia membuka mulutnya. Mengunyahnya dengan kasar. Matanya menatapku sinis. Sedangkan aku yang ditatap, hanya tersenyum didalam hati

Dia itu lucu kalau kaya gini

* * *

Kubuka mataku perlahan kala ada tangan yang tiba tiba memelukku dari belakang. Kutolehkan kepalaku kebelakang. Kulihat pak iqbaal yang sedang menutup matanya. Tanganku bergerak menyingkirkan poni yang menutup sebagian keningnya

Kembali kutolehkan kepalaku kedepan. Melihat Achel yang sedang nyenyak tertidur. Jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tapi kenapa pak iqbaal kekamar Achel ?

"Pak" panggilku pelan takut kengganggu aktivitas tidur Achel

"Hmm" gumamnya

"Bapak kenapa disini. Ini udah malem loh" ucapku sambil mengelus rambutnya. Sekarang posisiku sudah menghadap kearahnya dan membelakangi Achel

"Kamu bohong sayang" ucapnya manja

"Saya bohong apa ?" tanyaku bingung

"Tadi siang aku nyuruh kamu apa ?" tanyanya balik

"Nyuruh apa ?"

"Tuh kan. Aku tadi siang nyuruh kamu tidur sama aku. Eh kamu malah tidur di kamar Achel" ucapnya merajuk

" 'kan saya belum bilang iya" belaku

"Aku kira kamu mau" rajuknya

Sebenernya aku mau

"Sekarang bapak tidur sana di kamar bapak" usirku

"Aku tidur disini sama kamu. Achel kamu pindah gih ke ranjang gantungnya" aku menurut

Aku mengangkat tubuh Achel hati hati. Takut jika dia terbangun. Setelah selesai menaruh Achel diranjangnya, aku berjalan kearah tempat tidur milik Achel yang tidak terlalu besar. Aku merebahkan diri disamping pak iqbaal. Aku tersentak kaget saat pak iqbaal dengan tiba tuba menarik tangan kananku dan menjadikannya bantal. Kepalanya ia hadapkan menghadap dadaku. Mata pak iqbaal terpejam

"Elus elus" suruhnya yang membuatku bingung

Apanya yang dielus. Ambigu banget, batinku

"Apanya ?"

"Rambutnya, sayang" jawabnya tanpa membuka matanya

Aku melakukan apa yang dia suruh. Mengelus rambut bagian belakangnya. Tangan kanan pak iqbaal memeluk pinggangku erat. Tak lama, rasa kantuk kembali menyerang diriku. Kemudian semuanya gelap

Tbc

Gimana ?

Masih nyambung ceritanya ?


Vote dong, jangan cuma mau bacanya aja

Bukannya gue gila vote, tapi tolong hargai gue yang susah susah mikir buat nulis cerita ini



Tunggu part selanjutnya ya;)


Oke ?



Bye

He Is My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang