Hal membosankan yang pernah Joana alami adalah saat laki-laki bersimpuh hanya untuk sekedar mendapatkan perhatiannya. Ya, semua itu pernah dirasakan Joana saat masih menduduki bangku sekolah lamanya. Tapi semua seolah berubah saat ia bersekolah di SMA Elang. Tidak ada lagi cowok yang mengabdi padanya, hanya ada beberapa laki-laki yang mengaku menyukainya, itupun hanya lewat chat.
Dan taukah kamu, bahwa hal membosankan selanjutnya yang harus ia alami adalah saat ia sedang pdkt bersama seorang cowok katrok dan malah dilabrak oleh seorang Ratu Bego. Joana tidak kuasa memutar mata saat melihat wajah marah Siska. Dan tak kuasa tertawa miris dalam hati saat menyadari seberapa besar cewek dengan predikat banyak gaya itu menyukai seorang cowok judes nan katrok macam Rangga, membuat Joana makin mual saja.
"Jangan coba-coba sentuh Rangga pake tangan lo yang kotor itu," Siska menunduk untuk memperlihatkan tatapan marahnya. "Dia. Punya. Gue!" Lanjutnya dengan rahang mengeras.
Joana terkekeh dan mendorong bahu Siska untuk menyingkir. Taukah kamu, bahwa melihat wajah Siska dari dekat membuat Joana ingin tertawa sejadi-jadinya. Wajah sok paling cantik itu ternyata tidak seberapa. Bolehkah Joana mengakui bahwa ia jauh lebih memukau?
"Kalo ngomong biasa aja, mbak. Gak usah deket-deket, nanti saya mual kan gak lucu." Ujar Joana cuek sembari memperhatikan tatanan kukunya. Kira-kira cat kuku apa yah yang murah dan bagus untuk dibeli?
"Kurang ajar! Lo kira lo siapa bisa ngomong seenaknya gitu sama gue? Udah ngerasa jago lo? Anak baru aja songong!"
Rangga mengusap pelipisnya dengan mata terpejam frustasi. Cowok itu bingung bagaimana cara menangani dua orang perempuan yang tengah memperebutkannya itu.
Joana dengan berani menatap mata Siska tajam. Mungkin kemarahan Joana belum masuk tahap api yang siap membakar rumah siapapun, tapi percayalah, sebuah ide untuk membuat seorang Siska bertekuk lutut di bawah kakinya tidak meluntur sedikitpun.
Joana berdiri seraya bersidekap. "Well, kayaknya lo gak pernah ngaca di rumah. Eh tunggu, atau mungkin lo gak punya kaca?" Joana menutup mulut dengan raut kaget yang lebay. "O ow! Kayaknya beneran deh lo gak punya kaca. Perlu gue kasi gak? Lumayan lah, setidaknya bisa bantu ngebuat lo sadar diri," Raut wajah Joana berubah serius. "Kalo cewek dengan rambut merah nyeleneh kayak lo lebih cocok disandingin sama banci najong tralala."
Siska mengepalkan kedua tangannya. Ah, jangan lupakan juga wajah merah dan rahang mengeras itu. Joana akui, melihat Siska seperti ini, membuat sebagian dirinya seperti berada dalam euforia. Sangat menyenangkan.
Cewek dengan rambut aksen merah terang itu tanpa ragu meraih kerah Joana. Dan Joana hanya tersenyum membiarkan. "Ngomong apa lo tadi?"
"Come on, jangan pura-pura budeg deh. Lo punya dua kuping loh." Sahut Joana centil.
Tangan Siska sudah melayang untuk memberi sedikit hukuman berupa tamparan pada mulut Joana, tapi semua mendadak berhenti saat sebuah tangan mencekal erat pergelangan tangan Siska.
Dia Rangga, seorang cowok yang diam sejak tadi. Pikirnya semua akan segera berakhir saat dua perempuan itu dibiarkan meluapkan kekesalan mereka masing-masing namun jika kekerasan fisik dilibatkan, dengan terpaksa cowok berkacamata itu turun tangan.
"Jangan ngelakuin ini. Apalagi cuma karna gue." Kata Rangga dengan raut wajah tidak bisa ditebak.
Siska menepis tangan Rangga. "Apa-apaan kamu? Jangan halangin aku, Ga. Kamu tau aku gak bisa ngeliat kamu sama cewek lain."
Kamu? Joana ingin terbahak dibuatnya.
"Gue bilang jangan ngelakuin ini, Siska. Berhenti bikin gara-gara dan ngebuat gue marah. Gue gak suka ngeliat tingkah lo ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
Teen FictionWhen the day has no meaning without falling~ Jason adalah salah satu hal yang yang paling menyebalkan dalam hidup Joana. Jason adalah pengganggu yang memuakkan, pembuat onar yang ulung, dan orang paling gengsi yang pernah Joana temui. Mengenal Jason...