Bel berbunyi nyaring, menandakan pelajaran telah usai. Setelah Buk Retno -Guru PPKN- mengucapkan semoga pulang dengan selamat lalu meninggalkan kelas, Joana segera membereskan buku-bukunya diatas meja.
"Mau ikut gak, Jo?" Kata Ria seraya membenarkan tas dalam gendongannya.
"Kemana?" Joana sudah selesai merapikan buku dan menatap Ria sepenuhnya.
"Pertandingan basket. Seru loh. Yang main Jason."
"Ih gue sih ogah ya. Cowok sarap kayak dia palingan kalah." Joana berjalan lebih dulu keluar kelas, dan Ria mengekor di belakang. "Eh jangan salah ya lo. Jason itu ketua basket. Dan seperti biasa, kalo udah ketua ya udah pasti jago mainnya."
"Gak! Jijik banget sih ya. Mending gue pulang." Sahut Joana mantap. Cewek itu sudah berjalan menyusuri koridor dan tiba-tiba merasakan sebuah tangan melingkari lengannya. "Jangan gitu dong! Pulangnya ntar bareng gue aja. Kita nonton dulu yah." Ria menunjukkan puppy eyes-nya yang terlihat menjijikkan dimata Joana.
"Apasih lo! Geli gue liat mata lo." Joana menjauhkan tangan Ria tapi gadis itu justru merangkul bahunya. "Ah katrok lo! Mending sering-sering deh lo ya bareng-bareng sama gue. Biar ketularan gaul gue."
"Ih ogah! Entar nyebar lagi mesum lo ke gue. Eww!" Ria terkekeh dan merangkul Joana semakin erat kemudian membawanya menuju lapangan basket SMA Elang.
Di lapangan sudah ramai dengan para siswa dan siswi lengkap dengan teriakan membahana mereka. Namun yang lebih mendominasi adalah para siswi. Mungkin excited melihat para cowok-cowok gagah yang akan bermain basket. Setidaknya itulah yang ditangkap Joana.
Sekarang ia dan Ria berada di barisan paling depan. Dan coba tebak apa yang membuat Ria melongo disebelahnya? Tentu saja para cowok yang akan bertanding basket itu. Baju sekolah dan rambut mereka sudah berantakan, dasi dililitkan pada dahi mereka, serta dua kancing pada kerah pakaian sudah lepas. Ah benar-benar makhluk Tuhan paling seksi ya mereka.
"Ini yang bikin gue semangat tiap kali ada basket, Jo. Cowok-cowoknya itu loh, kayak pangeran dari surga! Akh gue jadi pengen ikut teriak!" Joana menaikkan sebelah alisnya sebagai jawaban. Pura-pura stay cool padahal matanya pengen copot ngeliat cowok-cowok ganteng dihadapannya itu.
Dan tiba-tiba mata Joana bertubrukan dengan mata coklat Jason yang entah sengaja atau tidak sedang memandangnya juga. Karena masih kesal, Joana segera memutuskan tatapan mereka. Dan dari ujung matanya, Joana dapat melihat dengan jelas Jason yang tersenyum geli kearahnya. Dasar cowok gila! Setelah hampir membuat Joana diperkosa sekarang ia sok senyum lagi?! Mati aja sana!
Tiba-tiba pandangan Jason pada Joana terputus karena permainan akan segera dimulai. Joana kembali menengok pada Jason dan melihat cowok itu mendribble bola dengan jagonya, kemudian melompat untuk memasukkan bola ke dalam ring dengan mudahnya. Tentu saja sorak penonton semakin terdengar tatkala score demi score tercetak dari permainan Jason yang lihai.
Bahkan Joana sudah beberapa kali menangkap basah Ria yang diam-diam menggigit bibir saat perut berotot Jason terlihat karna cowok itu yang menaikkan tangan untuk memasukkan bola ke ring. Dan Joana yakin seratus persen, semua cewek disana pasti sedang memikirkan hal yang sama dengan yang dipikirkan Ria. Hah, tidak disangka ya, Jason yang seperti orang sinting itu ternyata punya banyak fans.
Setelah beberapa menit kemudian akhirnya gendang telinga Joana bisa bernapas lega karna permainan telah berakhir dan berhasil dimenangkan oleh tim Jason. Permainan usai, Joana sudah akan berlalu pergi mencari Ria, mereka sempat berpisah karna penonton yang berhamburan tadi, sebelum sebuah benda keras menyentak kepala Joana. Lumayan sakit hingga Joana berseru lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
Teen FictionWhen the day has no meaning without falling~ Jason adalah salah satu hal yang yang paling menyebalkan dalam hidup Joana. Jason adalah pengganggu yang memuakkan, pembuat onar yang ulung, dan orang paling gengsi yang pernah Joana temui. Mengenal Jason...