01 reva paulina

216 66 65
                                    

Happy reading

Jam sudah menunjukan pukul 01.00 subuh. Tapi itu tak membuat remaja berusia 17 tahun itu beranjak dari tempat duduknya.  Ia hanya diam melamun di sisi meja club  sesekali ia turun dan menari sempoyongan. Sake kesukaannya telah habis 3 wine glass. itu membuat kepala Reva berkunang-kunang dan tertidur di atas meja bar.

Alunan musik Dj yang keras serta lampu kerlap-kerlip yang menghiasi tempat ini seakan membuat diri nya tenang dan tentram. Tak ada air mata dan isak tangis. Sungguh sempurna. kau hanya perlu membayangkan hal bahagia yang tidak bisa kau dapatkan di dunia nyata.

Uang memberikan segalanya pada hidup Reva. identitas palsu sehingga bisa bebas minum dan datang ke bar jam berapapun dan kapanpun di beli oleh Reva. Pikiran licik nya mampu mengelabui orang tua yang bahkan tidak pernah melihat Reva bertumbuh menjadi seorang remaja.

"Woy ngelamun aja lo. Jangan kebanyakan minum. Ntar di bawa om-om mampus lo" ucap pria berambut acak dengan penampilan maskulin itu ke Reva.

"haha ga mungkin lah, Yang ada lo yang di bawa tante-tante. Soalnya gaya sama tampang lo itu buat tante-tante yang ada di sini tergiur tau" Reva tertawa dengan kalimat yang barusan ia katakan, mata nya hanya setengah terbuka.

"dih amit-amit. Gue mah maunya yang kaya lo aja deh'' ucap pria itu tertawa kecil seperti menggoda Reva

''Dari pada yang kaya di sono tuh, Iyuhh merinding gue" lanjut nya sambil menunjuk sekumpulan wanita yang sedang menggoda satu pria.

Sekelompok wanita malam tersebut menggoda satu pria yang ada di tengah-tengah kursi. lipstik merah, rambut badai hingga pakaian sexy yang melilit tubuh mereka membuat para wanita itu seperti ular menari. Sungguh pemandangan yang tak lazim bila itu terjadi di luar club malam ini. Bayangkan saja jika pria yang ada di tengah-tengah telah memiliki seorang istri ytang menunggu kehadirannya di rumah. Ah, pasti menyakitkan.

"ih mana mau gue sama lo. Lo cocok nya sama yang sono noh" ucap Reva sambil melemparkan pandangan ke arah wanita yang tak jauh dari tempat mereka berada. Bagaimana tidak, wanita itu menari di dancefloor seperti orang gila dengan pakaian yang hampir bisa di katakan kekurangan bahan. Karena sudah memperlihatkan sebagian tubuh nya.

"Ya gusti, Jangan sampai deh. Gimana besok nasib anak gue? " elak pria yang bernama Tomy tersebut, ia bergidik ngeri melihat tingkah perempuan itu yang seperti di tinggal mati pacarnya.

"oh ia, tumben lo sendiri. Si anak tuyul mana?"  tanya Tomy sambil mencari keberadaan Vani yang barusan di panggil nya anak tuyul. 

Mungkin jika Vani di sini tutup botol minuman sudah mendarat di jidat Tomy karena sudah berani mengatainya anak tuyul. Vani adalah sahabat Reva yang biasanyamenjadi teman clubbing Reva. Namun ia tidak datang malam ini dengan alasan 'malas'sungguh mencurigakan anak yang satu itu.

"lagi males katanya"

"ga seru dong.  Gue pengen liat dia joget ga jelas tau!  Biar nambah hiburan hahaha" Tomy tak habis-habis menggibahi Vani di belakang.

"gue kasih tau orang nya mampus lo" Reva mengancam dengan mata menyipit.

Percakapan singkat dengan Tomy mampu membuat perasaan Reva menghangat. Ia merindukan Vani yang baru sehari tak di lihatnya. Ya, hanya mereka lah orang yang perduli pada Reva. setidaknya Reva masih memiliki mereka.

Ia tak mau jika harus kehilangan orang yang selalu ada di sisinya. Cukup kedua orang tuanya saja yang menganggap Reva tak ada.

Pria yang sedang mengobrol dengan Reva ini adalah Tomy Zianda, dia seorang Bartender di club malam yang paling terkenal di Kota Jakarta ini. Ia sudah akrab dengan Reva sejak pertama kali Reva datang ke club. Dan kebetulan Tomy lah yang menyelamatkan Reva saat gadis itu tak sadar kan diri karena minuman keras yang di minum oleh nya terlalu banyak di hari pertama ia datang ke club ini. Mulai saat itu, Tomy sepertinya memiliki rasa pada Reva. Ia selalu menjaga Reva saat perempuan itu datang ke club.

ARVA ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang