12 Rencana

39 20 4
                                    


Happy reading 💗

"gue kasih tau juga lo ga bakal kenal Van. Udah deh ga usah di bahas. Gue udah muak sama semua ini! " Reva duduk dan menidurkan kepala nya dia atas meja.

"yaelah- siapa tau kan gue bisa bantuin lo. Kalau ganteng gue mau-mau aja deketin dia. Biar lo bisa ada alasan ke nyokap sama bokap lo, kalo cowok yang di tunangin ke elo sebenarnya udah ada pacar. " ucap Vani enteng

Reva yang sejak tadi berpura-pura tidur di atas meja langsung mendongak kan kepalanya ke atas. Dan menatap Vani tak percaya . "tumben otak lo pintar" ucapnya dengan senyum sumringah.

"is lo kira gue ini se bego apa? Biar kaya gini bisa di andelin yah! " balas Vani dengan sombong.

 "oke lo mau nya gimana?...gue mau bantu lo asal kan doi ganteng dan kaya loh yah" lanjutnya.

"cerewet! Lo ikutin aja dulu rencana gue!. Kalau berhasil berarti bisa lanjutin rencana selanjutnya " Reva tampak memikirkan sesuatu.

"emang rencana awal lo apa? " tanya Vani dengan antusias.

"ehm ehm. setau gue , cowo yang di jodohin ke gue namanya Jansen , "

Belum sempat Reva melanjutkan kalimat nya Vani terlebih dulu memotong nya.

"namanya bagus banget!!!! Kyaa! Pasti ini cogan kelas atas! " Ucap Vani layaknya seorang fan girl yang belum pernah bertemu idolnya tapi sudah memuji-muji.

"kumat nih sakit nya''

"etdah maap. Namanya juga dah lama jomblo, jadi kalo ada calon gini kan bahagianya ga ketulungan " ucap Vani.

"serah! Jadi rencana gue itu-"

Tringgggggg

Bel pulang berbunyi. Siswa-siswi berhamburan keluar kelas dengan raut wajah bahagia. Kenapa tidak,hari ini pulang lebih awal, dan itu di karenakan acara tadi pagi.

Reva dan Vani yang sejak tadi berbincang bincang seketika berhenti. Mereka memutuskan untuk melanjukannya di perjalanan pulang saja.

"oy! Lanjutin dong, jadi rencana lo itu apa? " tanya Vani dengan wajah sebal. Karena sejak tadi ia menunggu lanjutan pembicaraan di kelas, tapi Reva tak kunjung memberi tahu. Sementara rumah Vani akan segera sampai.

''sebenarnya gue masih mikir apa rencanannya Van''

''eh si begoo'' kesal Vani melihat wajah Reva yang tersenyum kecut

******

Mobil sport putih milik Reva terparkir rapi di samping deretan mobil milik keluarga Vani. Terdiri dari lamborghini punya ayah Vani , bmw punya Vani, ferrari punya ibu nya, dan lexus yang menjadi koleksi ayahnya. harga per satu unit nya tidak cukup dengan hanya menjual ginjal saja.

"mamskiiiiii" teriakan cempreng terlontarkan dari mulut milik Vani. Dan itu membuat telinga siapa saja yang mendengarnya akan tuli sesaat.

"Iyaaa Vani loveeeeeeee" jawab Rina mama vani tak kalah cempreng.

Ini sudah ke tiga kalinya Reva ke rumah sahabatnya itu. Pertama saat Reva tidak mood di rumah sendirian, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Vani. Kedua saat Reva di paksa mampir oleh mama nya Vani dan yang terakhir kali adalah sekarang.

Ibu beranak itu emang selalu menunjukkan sifat bahagia nya,Lewat tawaan dan senyuman yang terpancar dari wajah mereka masing-masing. Tentu itu membuat hati Reva sedikit cemburu dan iri.

Reva menutup telinga nya saat vani berteriak. Namun di dalam hatinya, ia berkata " kapan gue sama mama kaya gini "

Rina yang sejak tadi di dapur begegas ke ruang tamu menyambut anak perempuan satu-satunya itu pulang sekolah. Rina adalah seorang ibu rumah tangga yang sekaligus memiliki bisnis bunga. waktu nya ia habiskan di rumah untuk mengurus bisnis terlebih keluarganya. itu sebabnya keluarga Vani ada keluarga yang terbilang harmonis.

"hm anak kesayangan mamski udah pulang sekolah. " ucap rina dengan penuh kasih sayang sambil memeluk tubuh ideal vani.

"loh ada Reva love ? Tumben kamu main ke sini Reva love? " sambung Rina dengan bahagia saat melihat Reva yang ada di samping Vani.

"eh iya tante, ada tugas dari sekolah tante. Jadi kita mau kerjain bareng" ucap Reva sambil tersenyum pada Rina.

"oh tugas sekolah? Yaudah kalau gitu. Sebelum kalian kerjain tugas. Kalian makan siang dulu yah. Tante udah masak makanan banyak hari ini"

"eh ga-" belum sempat Reva melanjutkan kalimat nya Vani lebih dulu memotong dan menarik tangan Reva menuju meja makan.

"kuy! " teriak Vani dengan hati bahagia.

Reva hanya bisa pasrah menghadapi bunglon yang tidak memiliki ke peka an sama sekali ini.

"ayo Reva ga usah sungkan, anggap aja rumah sendiri" ucap Rina dengan tersenyum.

"hehe iya tante"

Selang 15 menit mereka selesai menyantap makanan masing-masing.

*****

"mamski lo baik banget sama gue. "

"hahaha tau tuh gue juga heran. Padahal kalo gue bawa temen cewe gue yang lain pasti mamski ga ramah kaya tadi "

"hm bagus deh, berarti gue bisa anggap mamski lo mamski gue juga kan? " tanya Reva sedikit bergurau, tapi ada tatapan sendu yang terpancar dari matanya.

"ya tentu lah. Secara- lo itu kan teman sekaligus sahabat gue yang paling baik dan unik. Baru kali ini gue ngerasa nyaman sahabatan" ucap Vani

"makasih- lo udah mau jadi teman gue. Makasih juga lo udah ngertiin gue. Dan makasih juga karna lo selalu mau nolong gue di saat gue punya masalah " entah sejak kapan air mata Reva mengalir perlahan. Tapi yang jelas itu air mata bahagia nya. Karna baru kali ini seorang Reva merasakan ketulusan.

"Ih--Va!!!? Kok jadi mewek? Cengeng amat" Vani merangkul bahu sahabatnya itu. "udah udah, ke buru gelap loh.. Ntar rencana kita ga jadi di bahas " ucap Vani

"hahahahah" "ia juga yah".

Vani benar-benar bingung di buat Reva. 

''otak gue buntu van..lu ada rencana ga?''

''gue juga ga ada rencana buat masalah lo..karena lo juga belum cerita secara rinci''

''oke deh gue bakal cerita sekarang Van..jadi cerita nya itu....'' Reva menceritakan semua kejadia yang dia alam beberapa hari lalu.

''Sumpah Va..gue jadi elo pasti ga sanggup sih'' Vani menunjukkan ekspresi iba

''yaudah deh, kalo gitu kita buat rencana untuk nemuin cowo itu dulu..''

''oke Van..kita liat dulu apa dia playboy atau engga'' 

''oke Va.. eh dah jam segini Van..lo ga balik?''

''eh iya..gue balik sekarang aja ya''

''iya Va''

Vani pun turun ke bawah bersama Reva untuk mengantarkan nya ke gerbang.

"Reva pulang dulu yah tante" pamit Reva dengan ramah.

"eh dah mau pulang? Yaudah hati-hati yah, kapan kapan mampir ke sini lagi Reva. Biar tante ajarin buat kue " ucap Rina dengan begitu akrab pada Reva.

"ashiaaap" ucap reva lalu berlalu keluar rumah dengan Vani.

"bye Van"

"bye Va"

Mobil Reva pun melaju menembus jalanan yang mulai sepi dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia ingin melampiaskan segala emosi nya yang tak terkontrol.

Hay hay hay!!!!!!!!!!!
Up up up nihhhhhhhh
Suka ga sama part ini? Kalau suka kasih vote sama komen nya yah..
Kalau ada kritikan atau pun saran kalian bisa buat di kolom komentar juga.

Terima kasih yang sebesar besarnya author ucapkan buat kalian yangasih baca.

@juniantiputri

ARVA ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang