33 Perasaan

12 5 0
                                    


Happy reading 💗

Mereka sudah berkumpul di halaman rumah Reva.  Dengan tiga mobil bertengger di depan pagar. 

Jansen keluar dari mobil sport nya dengan sok tampan dan di ikuti oleh teman-teman nya yang songong abis.  Tapi—

"Adoh!! " pekik Jansen saat kaki kanannya terhimpit pagar besi yang hendak di buka satpam.

"Lo bisa kerja ga sih!? " bentak Jansen pada satpam Reva. Satpam itu hanya menunduk dan meminta maaf.

Reva,Vani,Sakura,dan geng Arjuna tertawa kecil melihat kekonyolan yang terjadi pagi ini. Sebelum berangkat mereka berpamitan dengan pembantu Reva karena tak ada orang tua Reva di rumah.

Sudah keterlaluan sekali,  masak liburan saja orang tua Reva sibuk dengan pekerjaan nya Masing-masing.  Mereka tak memikirkan bagaimana nasib anak semata wayangnya itu sendirian setiap hari.

"KUY! " teriak Vani sambil berlari kencang ke arah mobil Reva.  Segala perlengkapan telah selesai dengan rapi.  Sakura hanya ikut saja sambil sesekali tersenyum pada Reva.  Rasanya ini canggung, karena Reva dan Vani bukan lah sebaya nya melainkan adik kelasnya.

"Kak, jangan jaim gitu dong! " ucap Vani saat sudah duduk di bangku belakang.  "jaim gimana nih? " tanya Sakura pura-pura tidak tahu. "kalian panggil aku Sakura aja,  ga usah pake kak" ucap Sakura dengan senyuman. "biar lebih enak ngomongnya" ucapnya dengan mengangguk-anggukkan kepala.

"OKEY!" teriak Vani dan Reva bersamaan.

Mobil mereka melaju dengan kecepatan di atas rata-rata agar sampai cepat.  Mengikuti mobil Jansen dan Mobil teman Arjuna.

Mobil Jansen sudah sangat jauh berada di depan.  Bahkan tak terlihat oleh Reva.  Tapi ia santai saja karena patokannya adalah Arjuna bukan Jansen. 

Jansen telah memesan Villa sebelumnya dan menentukan lokasi mana saja yang akan di kunjungi mereka. Karena menurut vani, Reva, dan Sakura begitu juga dengan Arjuna bagus.  Mereka sepakat mengikuti kemauan si biang rusuh itu.

Mungkin akan menghabiskan satu minggu memanjakan diri di pulau bali.  Setelah itu akan menghadapi masa sulit dengan berkutat kembali pada lembar demi lembar buku.

*****

"eh Ar! " ucap Aldi membuyarkan  lamunan Arjuna yang sedari tadi menatap ke arah jendela.

"apa? " tanya Arjuna datar. 

"ih?! Gitu amat muke lu! " Aldi berekspresi mengikuti wajah yang di tampilkan Arjuna barusan. 

"apaan? " kesal Arjuna yang semakin membuat kerutan di keningnya.

"gue mau nanya sama lo"

"nanya apa? "

"lo—"

"apa? "

"lo— suka ya—"

"sama siapa? "

"REVA! "

"astaga dragon! " teriak Reza kaget.

"lo kenapa?! Teriak-teriak ga jelas tadi!  Copot nih jantung!  Untung lo teriak nama cewe cantik! Kalo nama mimi peri bisa tumbang ni mobil! " ucap Reza panjang lebar sambil menstabilkan kemudi mobil.

ARVA ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang