05 Salon?

84 35 27
                                    

Happy reading 💗

Tapi sesampai nya di kantor..

"reva paulina kan? " tanya seorang guru pada Reva. Guru itu merupakan guru BK. Tapi, ada apa dengan hari ini? Mengapa raut muka ibu itu sangat ramah. Tidak seperti biasa nya. Yang selalu marah-marah dan bersikap cuek terlebih kepada siswa yang sering terkena kasus.

"i.. Iya bu?, ada apa yah?'' Reva kembali bertanya. Reva ber-akting agar terlihat lebih sopan. Walaupun kalian tau bagaimana penampilan dan sikap nya saat ini.

"kamu bisa tidak membantu sekolah ini? "
Reva kembali memutar otak nya. Apa sebenarnya yang di maksud ibu ini. Mengapa harus dirinya? Bukan nya selama ini yang membantu sekolah ini bangkit adalah 'ayah' nya. Bukan 'Reva'.

"maksudnya bu? Saya kurang ngerti. " Tanya Reva

Vani masih setia menemani reva di kursi dekat pintu. Vani sama sekali tidak mendengar apa saja yang di bicarakan oleh Reva sahabat nya itu dengan guru BK yang merupakan kutukan bagi anak anak-nakal di sekolah ini.

"Gini nak Reva. Kemarin ibu menemui orang tua kamu. Ibu minta tolong ke mereka supaya menasihati kamu, agar bersikap dan berpenampilan lebih baik lagi. Soal nya di sekolah kita akan kedatangan tamu dari luar negeri mereka itu adalah prwakilan negara untuk mengenal sekolah kita.  Apa kamu mau mereka melihat mu dengan penampilan se mena-mena seperti ini? "ucap guru BK yang bernama oni tersebut. Bu Oni menjelaskan apa sebenarnya tujuan nya memanggil Reva ke kantor.

Tentu Reva saat ini merasa bahwa dirinya menjadi biang ke jelekan di sekolah ini. Ia benar-benar marah  dan tidak terima dengan penjelasan yang di ungkap kan bu Oni itu pada Reva. Tetapi belum lagi Reva mengeluarkan kata kata dari mulut nya. Bu Oni terlebih dahulu memotong nya.

"kalau nak Reva merasa ucapan ibu kurang baik. Ibu minta maaf, tapi dengan seperti ini lah ibu mengatakan nya dengan Reva, agar Reva mengerti. Ibu sudah mengatakan nya lebih dulu pada orang tua Reva. Tapi kelihatan nya mereka belum sempat menyampaikannya''

"sebelumnya saya minta maaf bu. Kalau emang kalian atau ibu sendiri tidak suka dengan saya yang seperti ini" ucap Reva sambil menunjuk dirinya " saya bisa kok tidak masuk sekolah saat tamu dari luar negeri itu datang. Dan saya juga bisa kok pindah dari sekolah ini agar tidak ada lagi yang bersikap se  mena-mena di sekolah ini. " ucap Reva dengan santai. Ibu Oni selaku guru BK terbelalak kaget mendengar ucapan Reva. Ia merasa apa yang di katakan Reva benar. Secara tidak langsung ucapan guru BK seperti menyuruh Reva tidak usah masuk atau pun pindah sekolah saja jika tetap ingin berpenampilan sesuka hatinya. jika nanti Reva benar pindah, maka guru BK tersebut dalam bahaya. bisa saja ia di pecat atau pun tidak mendapatkan gaji.

"eh jangan gitu Reva. Ibu kan hanya menyuruh Reva ke jalan yang benar saja. Agar Reva bisa menjadi ke banggaan untuk orang tua Reva. " bu Oni lagi-lagi membawa orang tua reva. Tentu itu membuat Reva kembali terbakar oleh ucapan bu Oni. Berarti selama ini Reva tak pernah membanggakan orang tua nya.

Emang benar sih. Reva memang tidak pernah membanggakan orang tuanya.

Tapi ya masih saja. Itu membuat hati nya sakit. Setidaknya ia tak ingin ada seorang pun yang berani mengatakan seperti itu padanya.

"baik bu. Untuk kali ini saya bakal menuruti apa kata ibu. Kalau tidak ada lagi yang perlu di bahas, saya pamit keluar. Permisi. " ucap Reva. Ia tak ingin memperpanjang masalah ini.

Guru itu terdiam dan tersenyum lebar pada Reva lalu mengucapkan terimkasih.

"ngobrolin apa aja lo sama si killer itu? " tanya Vani dengan wajah penasaran.

"dih. Kepo, udah yuk ke kelas aja. Gue lagi bad mood. " Reva melangkah kan kaki nya keluar ruangan itu. Ia tak memperdulikan keadaan Vani yang masih bertanya-tanya pada Reva.

"ihh main tinggal aja lo" teriak Vani yang langsung menjatuhkan bokong nya di kursi sebelah Reva.

Beberpa menit kemudian. Bu Citra selaku guru bahasa indonesia memasuki kelas. Bu Citra mulai menerangkan sebagian materi yang ada di dalam buku yang di bawanya tadi.

"bla bla bla " gumam Reva sambil menguap sesekali.  Untung saja kursi mereka paling pojok belakang.  Sehingga gumaman Reva tak di dengar oleh bu Citra.

Dua jam berlalu dan akhirnya pelajaran usai.  Bel pulang berbunyi dan para penghuni kelas pun berhamburan keluar.

"Vani? " panggil Reva dengan nada pelan.
Pemilik nama pun berbalik dan melihat reva yang masih berada di belakang.

"lo manggil gue? " tanya Vani memastikan.  Mereka tinggal berdua di koridor kelas.  Karna siswa sudah pulang ke rumah mereka masing masing.

" enggk..gue manggil cicak. " ucap Reva malas sambil mensejajarkan kaki mereka.

"apa va?  Tumben lo kaya gini? "

"bisa ga?  Lo temani gue ke salon hari ini?" tanya Reva dengan raut wajah yang memohon.

"hahaha" tawa Vani pecah seketika.  Ia tak menyangka bahwa Reva akan mengajak nya ke tempat yang Reva sendiri belum pernah menginjak nya.

"lo kok malah ketawa?  Gue salah ngomong yah? " tanya Reva ketus dan langsung berjalan dengan cepat.  "eh Va tunggu" teriak Vani.

"gue heran aja loh Vaa..  Kenapa lo tiba tiba minta temani ke salon?  Emang siapa yang mau di salon?  Elo? " tanya Vani dengan cekikikan.

"iya gue pengen di salon!  Udah puas? "Reva memberhentikan langkah nya.  Mereka sekarang sudah sampai di parkiran.  "lo mau atau enggak? " tanya Reva pada Vani .

"ya mau lah.. Sekalian gue juga mau perawatan" ucap Vani dan menggandeng tangan Reva ke arah mobil sport putih milik Reva.

"lo ga bawa mobil?  " tanya Reva.

"enggak, gue di antar tadi pagi.  Soalnya ada masalah sama mobil gue.  " jelas Vani yang langsung masuk di samping tempat duduk pengemudi.

"serah deh" ucap Reva.

******

"nah ini dia tempat nya Reva!  Bagus kan? " Vani berjalan menuju pintu masuk salon terkenal itu.  Rata rata yang berkunjung ke salon itu hanya lah kalangan kelas atas.  Seperti artis ataupun orang kaya lainnya.

"lo yakin?  Gue rasa ini lebih tepatnya tempat banci-banci deh. " ucap Reva dengan wajah sedikit geli.

"hahaha yakin lah.  Salon mah emang gitu kebanyakan yang kerja di sini itu laki-laki dan mereka lebih tepat nya banci" vani menjelaskan pada reva dengan pelan , agar suara nya tak terdengar oleh para pekerja salon itu.

" hay jeng.. Mau di salon?  Make up nya mau yang gimana? " tanya pria yang berpenampilan seperti perempuan itu pada Reva.

"baru kali ini gue ngerasa takut Van" bisik Reva ke telinga Vani.

Ada yang tau ga reva ngapain ke salon?  Kalau belum tau... Tunggu part selanjutnya yah..  Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote kalian di setiap part yang kalian baca.

Salam dari saya @juniantiputri

Bye

ARVA ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang