01;

39.5K 698 5
                                    

TET. TET. TET.

Suara bel istirahat berbunyi. Membuat seluruh siswa SMA Abbad -salah satu SMA ternama di Indonesia- menghela nafas lega setelah melewati 4 jam pelajaran yang sangat membosankan.

"Aquaaaaa... Lu mau kemana woy?!!" Teriak Orlin ketika melihat sahabatnya melenggang dari tempat duduknya begitu saja.

"Mau ngapelin Yayang Albert. Napa sih?" Sewot gadis yang diteriaki Orlin tadi. "Btw, bisa gak lu gak usah manggil gue Aqua lagi? Nama gue tuh Aquilla bukan Aqua!!" Cerocos gadis yang ternyata bernama Aquilla itu dengan sinis.

"Gak bisa hehe." Zanna menimpali omongan Aquilla dengan cengiran khasnya.

"Serah deh!" Ucap Aquilla dengan memutar bola matanya malas. "Gue mau apel Yayang dulu." Ucapnya kemudian melenggang pergi dari kelas.

"Lu gak lupa sama taruhan kita kan?" Orlin berteriak sebelum sahabatnya itu benar-benar keluar dari kelas.

"Gak lah. Sana makan di kantin, nanti gue yang bayar." Aquilla menengok sebentar kearah sahabat-sahabatnya.

"Okee!!" Girang kedua gadis itu.

"Girang banget. Lu pada kenapa sih?" Tanya Abrianna -biasa dipanggil Anna- ketika memasuki kelas para sahabat gilanya.

"Iya nih. Cowok baru?" Tebak Adara dengan sedikit kekehannya.

"Lu pada lupa kalo si Aqua kalah taruhan?" Orlin menanggapi.

"Yuk makan gratis di kantin!" Zanna berjalan lebih dulu membuat ketiga sahabatnya bingung.

"Kalo soal makan gak lemot dia haha." Ucap Anna yang membuat Orlin dan Adara ikut terkekeh.

***

"Dicariin si Aqua tercinta lo noh." Goda Gavin pada Albert ketika ia melihat Aquilla memasuki kantin dengan senyum manisnya.

"Najis!!" Sahut Albert dingin.

"Hai Albert!" Sapa Aquilla yang tidak ditanggapi oleh sang empunya nama. Membuatnya mengerucutkan bibir dan lalu duduk di samping Gavin.

"Kita gak disapa nih?" Goda Thian pada Aquilla dengan senyum menggodanya.

"Eh. Hai semua!" Sapa Aquilla dengan tersenyum manis. Membuat siapa saja luluh dengan senyuman itu. Kecuali Albert. Entah apa yang dipikirkan pria itu. Ketika semua pria berlomba-lomba mendapatkan Aquilla. Ia malah acuh pada gadis itu. Padahal sudah jelas jika gadis itu menyukai Albert.

"Hai Aquilla!" Sapa Gavin, Thian, dan Raffa dengan senyum yang menggoda.

"Cih." Cibir Albert.

"Eh Albert udah makan belum?" Tanya Aquilla antusias.

"Dah." Sahut Albert dingin.

"Bert bisa gak sih gak usah dingin kek gitu?" Sahut Raffa sedikit heran dengan sahabatnya itu.

"Gak." Albert masih saja enggan mengalihkan matanya dari buku yang ada ditangannya.

"Kalo gue jadi elu. Udah gue pacarin tuh si Aquilla. Udah cantik. Bodygoals pula. Gak bakal gue sia-siain dah." Ucap Thian membuat Albert risih dengan pujian itu.

"Sayangnya gue bukan elu." Sahut Albert acuh.

"Albert kok gitu sih...." Aquilla sedikit merajuk membuat Gavin, Thion, dan Raffa menatap minat gadis itu. Minus Albert.

"Serah gue." Lagi. Albert berucap dingin.

"Ihhh-"

"Gak usah sok imut!" Kini mata Albert yang berwarna hitam pekat itu menatap manik mata Aquilla yang berwarna coklat terang. Membuat Aquilla meneguk salivanya susah.

"Hai bro!" Arion -salah satu sahabat Albert- dengan beberapa cewek yang tak lain adalah sahabat-sahabat Aquilla.

"Aqua sayang jangan lupa yaa?" Ucap Zanna dengan duduk didepan Aquilla.

"Enggak lah. Sana gih pesen." Ucap Aquilla dengan kesel karena acaranya mendekati Albert jadi terganggu.

"Oke!" Sahut 4 sahabat Aquilla dengan semangat.

"Ada apa nih?" Tanya Arion kebingungan dengan tingkah kelima cewek itu.

"Biasa. Si Aqua kalah taruhan sayang hehe." Jawab Anna membuat Arion mengangguk-angguk paham.

"Gak usah pake sayang-sayang juga kali. Enek gue dengernya." Adara berdecak kesal. Bayangkan saja setiap di kelas maupun di luar kelas selalu saja melihat pasangan Anna dan Arion berpacaran.

(Aquilla, Orlin, dan Zanna berada di kelas XII IPS 6. Anna, Adara, dan Arion berada di kelas XII IPA 4. Sedangkan Albert, Gavin, Thion, dan Raffa berada di kelas XII IPA 1.)

***

"AQUILLA!!!" Teriakan itu menggema diseluruh ruang kelas XII IPS 6. Yang dipanggil masih saja asik dengan alam mimpinya.

"Aqua bangun..." Bisik Orlin yang duduk di samping Aquilla.

"Napa sih? Gue masih ngantuk nih." Sahut Aquilla masih enggan membuka mata.

"Bu Tut-"

BRAKKKK!!!

Bu Tutik memukul meja Aquilla dengan penggaris kayunya.

"Apaan sih! Ganggu orang tidur aj-" Ucap Aquilla terpotong karena melihat tatapan membunuh dari Bu Tutik.

"Keluar dari kelas ini sekarang!!!!" Bu Tutik berteriak di depan Aquilla membuat gadis itu menutup telinganya.

"Gak usah teriak juga kali bu." Sahut Aquilla santai dengan sesekali menguap. Membuat Bu Tutik tambah geram.

"Aquilla! Pulang sekolah temui Ibu di kantor. Dan sekarang keluar dari kelas ini!!" Perintah Bu Tutik dengan menunjuk pintu keluar.

"Makasih Bu! Udah lama juga gak berkunjung di kantor hehe." Ucap Aquilla dengan cengiran khasnya. Entahlah. Hukuman keluar kelas bagi gadis itu rasanya seperti keberuntungan.

"AQUILLAAAAAA!!!"














TBC.

IG: @dwaprll_

[TMS #1] AQUILLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang