15;

10K 332 0
                                    

"Teman-temanku sayang,"

"Jijik lu sayang sama gue," celetuk salah seorang siswa pria.

"Sini kelahi sama gue!"

"Lu belum tahu prinsip hidup gue emang?" Tanya siswa pria itu.

"Apaan?"

"Gak bakal nyakitin perempuan."

"Huuuuuuu," seru seisi kelas XII IPS 6.

"Huwekkkk!! Pen muntah gue!" Teriak Aquilla yang sedang berdiri di depan ruang kelas.

"Hahahahaha,"

"Gue serius nih. Kelas kita mau ngeluarin apa buat acara HUT?" Tanya Aquilla serius.

"Nyanyi aja!" Usul salah seorang siswa perempuan.

"Lu yang nyanyi?" Orlin bersuara.

"Ogah."

"Kok lu nyolot sih?" Sahut Zanna.

"Eh si babi malah kelahi. Udah woy gue punya usul," seisi kelas menatap Aquilla penuh harap.

"Apaan?"

"Matt yang bakal nyanyi!! Hahaha," seru Aquilla heboh membuat seisi kelas menatapnya bingung.

"Kok gue? Ogah ah," tolak Matthew yang namanya ikut disebut-sebut.

"Eh Matt lu harus nurut ya sama gue disini!! Kalo lu gak nurut mau lu gue kroyok ama geng kebanggaan gue?" Ucap Aquilla mengancam Matthew.

"Betul tuh Matthew. Mau lu kita kroyok?" Orlin ikut besuara mengancam Matthew.

"Belom pernah kita kunciin di kamar mandi dia," ucap Zanna enteng.

"Emang lu mau masuk kamar mandi cowok?"

"Ogah juga sih haha," Zanna tertawa garing.

"Mau ya Matt? Kali ini aja," Aquilla berusaha membujuk Matthew.

"Gue mau tapi ada syaratnya," ucap Matthew tersenyum miring.

"Apaan?"

"Aquilla nyanyi sama gue." Jawab Matthew dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"WHATT??" Teriak Aquilla mendapat tatapan seisi kelas.

"Mau ya Aquilla?"

"Mau ya? Daripada kelas kita gak ngeluarin apa-apa. Apa lu gak malu masak kelas ketua The Queens gak ngeluarin apa-apa?"

"Sialan lu Matt!!" Ucap Aquilla menunjuk Matthew yang tersenyum penuh kemenangan. "Yaudah gue mau nyanyi sama si bule gila itu!!" Finalnya kemudian.

"Gitu kek daritadi. Yaudah sono lu berdua latihan." Perintah Orlin sambil menyodorkan gitar milik Dado --siswa pria di kelas itu-- yang memang selalu ditinggal di kelas.

"Iye-iye,"

Siswa kelas itupun kembali melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Bagi yang anggota OSIS menyiapkan panggung, sewa katering, dan lainnya. Bagi yang tidak ya membantu seperlunya.

"Kita duluan ya Quil? Matt?" Pamit Orlin kepada sepasang mantan kekasih itu.

"Iya nih keburu Albert marah," sambar Zanna.

"Iya deh. Titip salam cinta gue buat Albert haha," ucap Aquilla membuat kedua sahabatnya pura-pura jijik.

"Iya deh kita sampein. Dadah Aqua sayang. Bye Matt!!" Pamit Orlin dengan segera meninggalkan ruang kelas.

"Inget! Jangan CLBK! HAHA," Zanna segera pergi sebelum mendapat jitakan dari Aquilla.

"Bacot lu!"

"Gue seneng deh liat Alverta gue yang kecil ini punya sahabat yang peduli sama dia," ucap Matthew sambil mengelus puncak kepala Aquilla.

"Gue udah gede ya Matt!" Aquilla tak terima karna dianggap masih kecil oleh Matthew.

"Iya deh yang katanya idah gede,"

"Issshhh,"

"Kita mau nyanyi apaan?"

"Gak tau nih gue Matt. Bingung,"

"Coldplay yang The Scientist?"

"Matt.." Aquilla paham betul makna lagu dari Coldplay itu.

"Gue lagi pengen itu Alverta," Matthew mencoba meyakinkan Aquilla.

"Yaudah gue ngikut lu aja,"

***

"Tumben lu berduaan aja. Mana si mak lampir?" Tanya Gavin ketika melihat hanya Orlin dan Zanna yang memasuki ruang OSIS.

"Lagi latihan nyanyi buat pentas," Jawab Orlin sambil mendudukkan bokongnya di samping Anna disusul dengan Zanna di sebelah kanannya.

"Tumben si Aqua mau," timpal Anna heran. Karna pasalnya Aquilla itu tidak akan pernah mau kalau disuruh tampil untuk HUT.

"Karna Matthew," sahut Zanna membuat seisi ruangan menatapnya.

"Matthew?"

"Iya Matthew mau nyanyi kalo Aquilla ikut nyanyi sama dia." Jelas Zanna membuat semua orang tercengang. Dan mengalihkan pandangannya terhadap Albert.

"Kenapa lu semua liat ke gue?" Tanya Albert dingin.

"Gapapa."

Oh ayolah mereka lupa kalau ada siswa lain yang berada di ruangan itu. Tak terkecuali Salsa dan Dian yang diam-diam mendengarkan percakapan para artisnya sekolah itu.

"Baiklah. Gue disini cuma mau bagi tugas buat kalian anggota OSIS. Berhubung cuma Aquilla yang gak ada jadi dia tetep diberi tugas meski dikit." Ucap Albert yang diangguki para anggota OSIS. "Yang pertama, cowok wajib ikut dalam urusan panggung. Kedua, Gavin dan Anna ditunjuk sebagai MC. Ketiga, Arion dan Thian kebagian sound sistem. Keempat, Adara dan Orlin masalah makanan. Aquilla dan Zanna penyusun acara. Dian dan Salsa mengurus masalah bazar. Dan yang lainnya nanti tanya gue lebih detailnya." Seluruh anggota OSIS mendengarkan Albert dengan seksama.

"Baik."

"Gue rasa cukup sampai disini rapat kali ini. Kalian boleh bubar dan melaksanakan tugas kalian masing-masing." Ucap Albert menutup rapat kali ini. "Gue harap kita bekerja sama dengan baik." Lanjutnya.


***


"Matt are you okay?"

"I'm okay girl. Dont worry," jawab Matthew tersenyum kecil.

"Lu keliatan pucat Matt. Aku khawatir dengan keadaanmu," Aquilla menatap Matthew intens.

"I'm fine, sweetie." Ucap Matthew meyakinkan Aquilla.

"Perlu kerumah sakit?" Aquilla masih khawatir. Pasalnya belakangan ini Matthew terlihat lebih kurus dan pucat.

"No. I'm okay, girl. Percayalah," Matthew masih terus meyakinkan Aquilla kalau dia baik-baik saja.

"Baiklah. Tapi kalau ada apa-apa jangan sungkan ya?" Matthew hanya mengangguk menanggapi ucapan Aquilla itu.

"Iya Alverta." Matthew lebih milih mengalah demi gadis itu. "Besok mau pake baju apa?" Tanya Matthew mengalihkan pembicaraan.

"Hitam putih aja ya Matt?" Saran Aquilla.

"Oke deh."

"Gue udah ditunggu Zanna buat nyelesaiin tugas dari OSIS. Lu duluan aja ya?"

"Iya. Nanti latihan gue tunggu di caffe yang biasa dulu ya?"

"Oke Matt,"

"Aquilla udah belom?" Tanya Zanna.

"Udah kok,"

"Alverta gue duluan ya? Duluan Zana,"

"Oke Matt."





TBC.

IG: @dwaprll_

[TMS #1] AQUILLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang