02;

16.2K 541 13
                                    

"Albert pergi dulu ya Mom. Bye,"

"Hati-hati jangan pulang kemaleman." Teriak Trisa --ibu Albert-- dari dapur.

"Oke Mom!"

Tak butuh waktu lama. Cowok dengan atasan kaos hitam polos dengan dipadu jaket bomber navy itu kini sudah tiba di pekarangan rumah Gavin.

"Hei bro!"

"Gimana? Lo sanggupin ajakan anak sekolah samping?"

"Ya gitu."

"Ya gitu gimana? Males deh gue lama-lama ngmong sama lo." Albert hanya menghela nafas mendengar ucapan Thian.

"Iya gue trima ajakan tawuran itu. Puas lo sekarang?"

"Eleh. Gitu aja ngegas nyet."

"Iya nih kek cewek lagi PMS aja."

"Diem lo pada bangsat!" Albert lebih memilih memfokuskan diri dengan ponselnya.

"Btw, anak yang lain udah pada tau belom?"

"Kasih info digrup aja."

"Sippp."

"Anjing si Aquilla cakep bener dah." Albert mendengus kesal mendengar nama itu. Ia akan hilang kendali jika hidupnya terus berkutat tentang gadis itu. Jadi tidak bisakah sehari saja ia tidak mendengar nama itu?

*Instagram

❤ Liked by orlinagatha and 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤ Liked by orlinagatha and 15.487 others

aquillaalverta_ Aku benci nunggu. Tapi untukmu aku rela☺

@orlinagatha nulis apaan lo nyet.

@raffaparfiz__ kode tuh haha :v

@zanna.aloysius ^2

@adara_m ^3

@thianalfarezi ^4

@arionadhi_ ^5

@aquillaalverta_ gak kreatip bat dah lo semua😫

@aquilla4efer makin cinta deh sama kak aquilla hehe.

@abriannac. bucin lo sat.

@aquillaalverta_ bri6 njing. @orlinagatha @abriannac. Emang lo kira gue anak pramuka yg suka kode2an? @raffaparfiz__

@gavin.aa nih gue tag-in orangnya wkwk @albertgardapati

@aquillaalverta bangsat lo! @gavin.aa

@gavin.aa maap nyet gitu e ngegas @aquillaalverta_

@aquilla.lovers cantik banget ya ampun kakak ku😗

@nayana.gabriella kegatelan nyet.

@aquillaalverta_ iyanih njing. Sini garukin😔 @nayana.gabriella

"Yakin yang bening kayak gini lo anggurin Bert?" Thian memperlihatkan postingan terbaru Aquilla.

"Gak guna cantik kalo kelakuan bobrok."

"Lo baru liat dari luarnya doang."

"Gue rasa si Aquilla gak bobrok banget. Ya cuma rada gila aja haha." Raffa terkekeh.

"Gak habis pikir sih gue ama tu cewek. Dari dulu gak penah capek ngejar si Albert." Kini Thian menimpali.

"Kadang gue kasian ama tu cewek."

"Cih. Kasian apanya?" Albert menimpali ucapan Arion dengan cuek. Membuat keempat sahabatnya menatapnya malas.

"Lu gak bakal tau gimana beratnya hidup Aquilla," batin Arion.

***


"AQUILLA!!!! SINI KAMU!!!!"

"Ada apa Dad?" Gadis itu sedikit berlari dari kamarnya yang berada dilantai 2.

"Dasar anak gak tau diri,"

PLAKKKKK.

Pipi sebelah kiri Aquilla terasa panas akibat tamparan itu. Tak jauh beda dengan mata gadis itu yang juga memanas karena menahan tangis.

"Dasar anak sama ibu sama-sama gak guna!!"

PLAKKKKK.

Lagi. Kini pipi sebelah kanan gadis itu juga memanas. Darah segar keluar dari kedua sudut bibirnya.

"Cukup Dad," gadis itu berusaha meminta belas kasihan ayahnya.

"Apa?!!"

BRAKKKK.

Kini tubuh gadis itu terhempas di lantai. Lengan kanannya tak sengaja menghantam sudur meja dengan keras. Akan menyisakan bekas berwarna ungu yang tidak akan hilang dalam sehari.

"Awww. Sakit Dad," gadis itu meringis tatkala rambutnya dijambak dengan paksa oleh ayahnya. Dengan teganya Dandy --ayah Aquilla-- juga menghantamkan dahi anak perempuannya pada meja. Membuat darah keluar dari sana.

"PERGI DARI SINI!! PERGI!!!"

Gadis itu segera berlari menuju kamarnya. Ketika tangan Dandy tak lagi menjambak rambutnya.

Terisak. Hanya itu yang bisa gadis itu lakukan. Meluapkan kesedihannya yang selama ini ditanggungnya seorang diri. Sendiri. Hanya ia. Dan tak ada orang lain.

Mom. Sosok itu yang ia butuhkan saat ini. Menjadi tempatnya berkeluh kesah. Tapi ia bisa apa? Bahwa pada kenyataannya sosok itu berbaring di ranjang ICU. Membuat gadis itu tumbuh menjadi gadis yang kurang kasih sayang.

Perlahan gadis itu berjalan dengan tertatih. Menuju meja nakas yang berada di samping ranjangnya. Mengambil kotak P3K dan segera mengobati lukanya. Masih dengan sesekali terisak. Meratapi betapa buruk nasibnya.

Meskipun sakit diawal, bukankah akan ada bahagia juga diakhir?

***


Aquilla berjalan dengan lesu disepanjang koridor sekolahnya. Gadis itu terus menunduk. Masih memikirkan betapa buruk nasibnya.

"Kalo jalan liat depan. Nyari uang lo daritadi nunduk mulu." Ucap Gavin membuat gadis itu mendongkak. Bahkan gadis itu tak menyadari ada 4 orang di depannya.

"Sirik ae lo ama idup gue njing. Belom bisa mup on lu dari gue?" Aquilla mengalihkan pandangannya kepada Albert. "Pagi Albert." Gadis itu tersenyum cerah menatap Albert.

"Najis. Khilaf gue dulu suka sama lo." Sahut Gavin ketus.

"Bangke."

"Jidat lo kenapa? Habis dicipok onta lo? Haha," Thian terkekeh dengan keras.

"Bukan,"

"Tuh juga. Bibir lo kenapa?" Kini Raffa menimpali dengan halus. Karna menurut menilaian Aquilla, Raffa lah yang paling perhatian dan lembut. Sangat berbeda dengan para sahabatnya itu.

"Ah males ah gue liat muka curut kalian. Kecuali Ayang Albert." Gadis itu tersenyum hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.

"Sa ae lo nyet."

"Gue duluan ya njing. Dadah Albert,"

"Giliran sama Albert aja, alusnya minta ampun."













TBC.

IG: @dwaprll_

[TMS #1] AQUILLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang