23;

9K 344 3
                                    

"Lo tau gak kalo Aquilla itu anak haram?"

"Pantes dia dimusuhin sama temen-temennya,"

"Kelakuan murahan gitu. Nurun dari nyokapnya kali,"

"Gak malu ngejar-ngejar cowok,"

"Dasarannya aja yang gak tau malu."

"Hahahaha,"

Aquilla menundukkan kepalanya dalam. Tangannya mengepal. Seolah ingin melayangkan pukulan pada orang yang menghina ibunya. Ia tak apa selama dirinya yang dihina. Tapi ia tak terima jika ibunya yang bahkan koma di rumah sakit dihina.

Gadis itu terus berjalan dengan menunduk. Berusaha menahan tangisnya. Hingga tanpa sengaja dia menubruk sesuatu yang dia yakini adalah orang.

"Kalo jalan jangan nunduk," Suara itu sukses membuat Aquilla mendongkakkan kepalanya.

"Will," lirih gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

"Lo gak salah. Orang tua lo yang salah disini," ucap William berusaha menenangkan gadis itu.

"Tapi-"

"Gak perlu lo dengerin kalo itu nyakitin hati lo." Ucap William sambil menutup kedua telinga Aquilla dengan telapak tanggannya. Untuk sesaat Aquilla hanya diam. Menatap mata William yang juga sedang menatapnya.

"Makasih," gumam Aquilla dengan tersenyum tulus. Membuat William sedikit kikuk. Tidak tau perasaan apa yang tiba-tiba menggelayuti hatinya. Hingga pria itu sadar apa yang membuat Matthew tidak bisa berpaling dari gadis didepannya itu.


***


"PUNYA HAK APA LO NGATAIN SAHABAT GUE KAYAK GITU?!!" Teriakan itu sukses membuat perhatian seisi kantin teralih pada gadis berambut pirang.

"Kenyataannya memang gitu kan? Temen lo itu anak haram." Balas gadis yang memakai kacamata.

"KALO GAK TAU FAKTANYA JANGAN BANYAK BACOT!!" Kini gadis dengan rambut lurus berwarna merah ikut menimpali.

"Kita gak salah," ucapan itu sukses membuat empat gadis yang sering disebut biang keributan itu menatapnya marah.

"Lo jelas salah. Kalian bisa aja dituntut karena pencemaran nama baik," ucap Adara membuat dua gadis yang dikenal baik itu sedikit gugup.

"Well. Lo lupa siapa bokap Aquilla?" Zanna berucap membuat kedua gadis itu semakin pucat pasi.

"Mau gue beritahu?" Anna dengan tersenyum miring.

"Kita cuma ngomong kebenarannya," ucap Salsa semakin membuat keempat gadis itu berang.

"Ayo kita buktiin di pengadilan."

"ANJING!!" Teriak Salsa yang membuat semua orang tercengang. Pasalnya ini pertama kalinya Salsa berucap kasar.

PLAKKKK.

Tamparan itu sukses mendarat di pipi sebelah kiri Salsa. Meninggalkan bekas berwarna kemerahan.

"LO PIKIR KITA GAK TAU KALO LO BERDUA YANG NYEBARIN BERITA SAMPAH INI?!!!" Anna berteriak setelah menampar pipi gadis yang menurutnya tidak tau diri itu.

"TERUS APA MASALAHNYA SAMA KALIAN??!!! BUKANNYA KALIAN UDAH GAK BERTEMAN LAGI SAMA CEWEK RESEK ITU?!!!" Teriak Dian juga membuat seisi kantin melongo.

"Siapa yang lo sebut cewek resek?"

"Aquilla," Semua orang terkejut mengetahui Aquilla tiba-tiba muncul.

"GUE TANYA SIAPA YANG CEWEK RESEK?!!" Aquilla membentak tepat di depan Salsa dan Dian.

[TMS #1] AQUILLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang