Kenapa orang - orang seolah begitu mudah mendapatkan uang dan harta yang banyak, tapi dirinya tidak. Itu sebaris pertanyaan yang terlintas di otak Sasuke begitu dirinya duduk di sofa empuk mahal berwarna beige. Telapak tangannya bahkan bisa merasakan halusnya bahan yang digunakan untuk membuat itu. Wajahnya mengerut tidak suka. Sasuke tidak iri, dia hanya kesal kenapa orang - orang yang mendapatkan keberuntungan dengan kemewahan selalu bukan orang bersih, sedangkan banyak orang baik lebih memilih hidup dengan sederhana. Tapi mungkin itulah bedanya.
Matanya mengedar ke seluruh ruang tamu yang didominasi barang - barang mewah, lebih mirip istana dibanding rumah. Ruang tamu rumah Naruto bahkan tidak seberlebihan ruangan ini. Mungkin karena Naruto itu pria dan yang tinggal disini adalah wanita berkelas dengan segala kemewahannya.
Dahinya mengerut saat dari bagian dalam akhirnya yang ditunggu keluar. Seorang wanita yang luar biasa cantik dan anggun dengan polesan make up sedikit tebal namun tidak memberi kesan norak justru mempertajam wajahnya yang memang sudah sempurna. Naruto berjalan di sampingnya. Pria itu tadi datang dengannya tapi menyuruhnya menunggu di ruang tamu itu sementara dirinya berbicara lebih dulu dengan Kazahana Koyuki di ruang lain. Keduanya tampak serasi berjalan berdampingan. Naruto yang tampak memesona dengan setelan rapinya. Penggambaran sempurna untuk bangsawan Eropa. Sasuke tidak tahu kenapa pria ini bisa menjadi orang Jepang kalau kenyataannya dari perawakan fisik sama sekali tidak mencerminkan orang Asia. Sebenarnya itu tidak penting hanya terlintas saja di otaknya.
"Maaf membuat Anda menunggu lama Officer. Kami sudah lama tidak bertemu jadi ada beberapa hal yang pribadi ingin kami bicarakan. Anda mengerti kan, mengingat kenangan yang telah lalu'' Koyuki menatap Naruto penuh arti sambil sekilas melirik Sasuke yang duduk di depannya dengan alis bertaut.
Sasuke tidak peduli. Pria raven itu memutar bola matanya, malas. Dari gesture tubuh wanita itu, Sasuke jelas tahu kalau wanita ini tertarik dengan Naruto.
"Jangan berlebihan Koyuki. Kita bahkan baru bertemu sebulan yang lalu''
Naruto merapikan sedikit jas yang dipakainya. Duduk di sofa sebelah Sasuke dengan sikap tak tercela. Tingkahnya membuat Sasuke membuang napas kesal. Sedangkan Koyuki mengangkat bahu, tidak peduli dengan sanggahan Naruto.
"Begini... '' Sasuke menegakan punggungnya, mencari posisi yang lebih nyaman untuk bicara ''Saya tidak ingin berbasa - basi. Kedatangan saya kesini karena...''
"Karena Anda pikir saya dalam bahaya, begitu?'' Sela Koyuki, wanita itu menyilangkan kakinya ''Naruto sudah menceritakan tadi. Dan saya pikir dugaan Anda tidak beralasan''
Sasuke menatap tajam Naruto yang duduk di sebelahnya. Pria itu tampak tak acuh menanggapi ketidak sukaannya. Naruto seharusnya tidak mengatakan pada wanita ini karena dia tidak punya hak untuk itu.
"Maaf, tapi berdasarkan keterangan dari Uzumaki Karin...''
"Saya tidak mengenalnya'' Suara Koyuki tajam dan cukup membuat Sasuke mengeryitkan dahi ''Saya menganggap tidak mengenalnya sejak beberapa tahun yang lalu''.
Wajah cantik Koyuki mengeras. Rahangnya terkatup rapat. Sasuke bisa melihat kemarahan di raut wajah itu. Hubungan mereka kurang baik ternyata atau malah bisa disebut tidak baik.
"Saya tidak tahu apa masalah Anda dengan Karin, hanya saja ini demi kebaikan Anda. Anda harus selalu waspada. Ada baiknya untuk sementara ini Anda tidak pergi sendirian''
"Bisa saja, kalau Naruto yang mau menemaniku setiap aku pergi'' Kerlingan mata yang bagi Sasuke memuakan ditunjukkan Koyuki pada pria pirang yang terlihat sama sekali tidak terpengaruh dan tetap duduk dengan santai ''Bagaimana Naruto, apa kau mau menemaniku?'' Dengan nada menggoda yang dibuat - buat dan tubuh yang sedikit dicondongkan ke depan, wanita itu masih mencoba menarik perhatian Naruto.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARKNESS OF HEART
FanficSasuke harus berkejaran dengan waktu untuk menemukan pembunuh gila yang berkeliaran di kotanya. Belum lagi hidupnya yang mendadak harus direcoki seorang Uzumaki Naruto yang mendadak selalu ditemuinya. Sasuke yakin pria itu sebenarnya penguntit. A N...