Sasuke seakan tertidur sangat lama. Dia merasa bermimpi tapi kemudian melupakan dalam sekejap apa yang sedang diimpikannya. Gambaran dalam kepalanya berubah ubah, membuatnya tidak bisa mengikuti apa yang sebenarnya sedang dia lihat. Awalnya Sasuke melihat dirinya saat masih anak - anak duduk di dekat jendela kamarnya sambil bertopang dagu. Menopangkan sikunya pada pinggiran jendela sambil menatap butiran salju yang turun. Satu tangannya terulur keluar ingin meraih salju di luar, namun mendadak Sasuke merasakan tangannya yang teracung digenggam erat. Saat wajahnya terangkat, ekspresinya langsung berubah ketakutan begitu di depannya terlihat wajah ayahnya yang menyeringai kejam padanya.
Dengan putus asa Sasuke berusaha menarik tangannya dari cengkeraman pria tua itu. Ingin lari menjauh dan bersembunyi dimanapun asal ayahnya tidak menemukannya.
Gambaran itu menghilang. Yang ada di depannya memang masih ayahnya, tapi keadaan pria tua itu tidak lagi menakutkan. Sasuke menyadari kalau sekarang dia tengah menggenggam tangan ayahnya yang sekarat. Sasuke tidak yakin dengan apa yang terjadi. Ayahnya tergeletak di dekat tangga. Sepertinya pria itu mabuk dan terjatuh dari sana. Sasuke tidak merasa sedih melihat keadaan ayahnya, tatapannya datar seolah pria itu bukan siapa - siapa.
Sasuke bahkan sudah berdiri dan berniat pergi meninggalkan pria tua itu, jika saja dia tidak merasa kakinya kini dicengkeram erat dan pria sekarat di dekat kakinya kembali menyeringai membuatnya kaget. Sasuke menghentakan kaki, ingin lepas, tapi cekalan itu begitu kuat. Sasuke mulai menendang tubuh ayahnya yang terus menerus menyeringai dan membuatnya takut, seolah pria itu tidak merasakan sakit di tubuhnya.
Begitu terlepas dari cekalan ayahnya, Sasuke bergegas keluar rumah dan mendapati hanya ada ruang kosong berwarna putih disana. Bingung, sekarang berada dimana. Berputar - putar mencari jalan keluar, tapi tidak ada satupun petunjuk yang dia dapatkan untuk bisa keluar dari tempat itu. Lelah. Sasuke duduk di tengah ruangan putih itu. Memeluk lutut dan membenamkan wajah. Mulai ketakutan jika dia tidak bisa keluar selamanya dari sana.
Punggungnya bersandar pada sesuatu saat rasa lelah mendadak menyerang. Sasuke tersentak karena seingatnya dia berada di suatu tempat tanpa ada apapun, tapi sekarang dia ada sesuatu di dekatnya. Wajahnya terangkat. Sasuke menyadari kalau seseorang berada di sampingnya. Memeluk bahunya, dan tanpa sadar Sasuke menyandarkan kepala pada entah siapa karena Sasuke tidak bisa melihat wajahnya. Perasaannya sedikit lega, setidaknya dia tidak sendirian di ruangan aneh yang tidak memiliki jalan keluar ini.
-
-
-Pria pirang itu sudah berada di salah satu ruang rawat VIP sebuah rumah sakit sejak malam hari dan belum beranjak sekalipun dari sana. Memang belum pagi, Naruto melirik jam tangannya dan masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Posisinya masih sama sejak dokter mengijinkannya untuk memasuki ruangan itu. Duduk di kursi dekat ranjang rumah sakit.
Tangannya mengelus rambut Sasuke yang masih tertidur. Tidur, karena menurut dokter, Sasuke sempat sadar tadi, hanya saja keadaannya yang lemah membuatnya kembali memejamkan mata.
Mata biru itu menatap wajah pucat Sasuke lekat. Tampak kerutan di dahi pria raven itu dan wajahnya terlihat gelisah. Bergerak pelan. Sepertinya Sasuke tengah bermimpi buruk hingga membuatnya tidak tenang dalam tidurnya.
Naruto mendekatakan wajahnya, tangannya masih mengusap kepala Sasuke.
"Tidak apa - apa Sasuke. Tidak ada apapun. Semua baik - baik saja. Kau aman bersamaku'' bisiknya di dekat telinga pria raven itu.
Bibirnya mengecup lembut pelipis pria raven itu, beberapa lama. Menghirup aroma Sasuke yang bercampur dengan bau rumah sakit.
Perlahan kerutan dan kegelisahan di wajah Sasuke menghilang. Tidurnya kembali tenang. Naruto menghembuskan napas lega melihatnya. Naruto tidak pernah tahu dia bisa merasakan rasa takut yang begitu besar hanya karena melihat keadaan Sasuke sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARKNESS OF HEART
FanfictionSasuke harus berkejaran dengan waktu untuk menemukan pembunuh gila yang berkeliaran di kotanya. Belum lagi hidupnya yang mendadak harus direcoki seorang Uzumaki Naruto yang mendadak selalu ditemuinya. Sasuke yakin pria itu sebenarnya penguntit. A N...