6

2.4K 240 16
                                        

Suasananya sedikit tegang dan canggung. Lima orang dewasa dan seorang anak duduk di satu meja makan, menikmati sarapan dengan tenang. Tidak terlalu tenang juga, karena si anak beberapa kali berceloteh pada pria muda di sampingnya yang menanggapinya dengan sabar. Menjawab semua pertanyaan anak kecil itu sambil menikmati sarapan yang disediakan oleh tuan rumah.

Sasuke sedikit melirik pria muda yang duduk tepat di depannya, lalu melirik Naruto yang ada di sampingnya, menempati kursi miliknya sebagai pemilik rumah. Di samping si pemuda duduk si anak kecil berdampingan dengan ibunya, Sasuke hanya menduga, tapi sepertinya benar, mengingat Sasuke pernah bertemu wanita itu. Karin, menikmati sarapannya dengan tidak terlalu antusias.

Di sampng kanannya ada pria dewasa yang belum pernah ditemui Sasuke. Perawakannya mirip dengan Naruto. Hanya aura pria ini terasa lebih ringan dan hangat. Tidak kaku seperti pria pirang menjengkelkan yang sering kali kedapatan memperhatikan dirinya dari sudut matanya. Sasuke tidak tahu apa dia masih bisa menyebut Naruto pria menyebalkan setelah apa yang dilakukan pria itu pagi ini.

Sedikitnya Sasuke menyesal kenapa semalam dia menerima ajakan minum dari Naruto. Jika tidak, pria pirang itu tidak akan melihatnya dalam keadaan menyedihkan seperti pagi tadi. Tapi dalam hati Sasuke berterima kasih karena Naruto tidak menanyakan apapun padanya. Dia tidak perlu repot mencari alasan.

"Sayang'' Karin mengelus rambut anak kecil di sampingnya, meminta perhatian anak berusia delapan tahun itu ''Kau pergi main dengan Haku dulu ya. Mama dan Papa harus bicara dengan Paman Naruto''

Anak kecil itu, Yahiko menatap ibunya, kemudian Naruto dan yang terakhir Sasuke, dahinya mengerut lucu saat matanya menatap Sasuke yang sedang minum.

"Paman ini yang semalam ya?'' Telunjuk kecil itu mengarah pada Sasuke. Yang ditunjuk hanya tersenyum canggung.

"Yahiko, itu tidak sopan'' pria di samping Sasuke menegur pelan, tapi tegas.

"Maaf, Pa'' Yahiko menurunkan telunjuknya, tapi matanya masih terarah pada Sasuke.

"Paman polisi kan? Yang kemarin Paman Naruto cerita?'' Yahiko terlihat begitu tertarik dengan Sasuke. Bukannya segera menuruti perintah ibunya untuk main, tapi tetap duduk sambil mengajukan banyak pertanyaan.

"Iya'' jawab Sasuke canggung. Jujur, Sasuke lebih suka menghadapi penjahat dibanding menjawab pertanyaan anak kecil yang menatapnya dengan pandangan polos ''Memangnya Paman Naruto cerita apa?''

Uhukk...

Semua orang langsung mengalihkan tatapannya ke Naruto yang tengah mengelap bibirnya setelah tadi hampir tersedak.

"Bukankah kemarin Yahiko bilang ingin memberi makan kura - kura? Kura - kuranya sedang kelaparan'' jelas Naruto tengah mengalihkan perhatian Yahiko ke hal lain.

"Ah.. iya. Ayo Kak.. kita ke belakang'' dengan semangat Yahiko melompat dari kursinya, menggandeng tangan Haku dan menariknya, membuat pemuda itu terpaksa mengikuti kemana anak kecil itu membawanya.

"Haku itu pendiam, tapi kelihatannya Yahiko senang sekali dengannya'' gumam Naruto.

"Memang. Awalnya aku ragu, apa Haku bisa menjadi teman untuk Yahiko, tapi mereka cepat akrab'' jawab Karin.

"Yang penting Yahiko tidak kesepian saat kami harus pergi untuk urusan pekerjaan'' pria di samping Sasuke menimpali, sambil mengelap mulutnya.

"Terima kasih untuk sarapannya yang lezat Naruto. Kami tidak bisa lama, jadi kami langsung saja'' Karin meletakan sendok dan garpu di atas piring dengan rapi, sedikit mendorong alat makan itu menjauh darinya. Raut wajahnya semakin terlihat serius.

THE DARKNESS OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang