Epilog

3.5K 255 33
                                        

"Kau tidak bisa melakukan ini Officer!'' Sembur seorang pria dengan wajah pucat dan mata mirip ular. Aliran darah mengalir dari pelipisnya yang robek. Luka lebam juga menghiasi pipinya. Rambut panjangnya acak - acakan.

Tubuhnya menggeliat berusaha melepaskan diri dari dua orang yang tengah memeganginya. Tatapannya penuh kemarahan, ditujukan pada orang di depannya yang justru dengan santai memberikan instruksi pada beberapa anak buahnya yang sepertinya sedang mengamankan barang - barang miliknya.

"Oh... tentu saja aku bisa. Buktinya sekarang kau bersamaku dengan tangan terborgol'' Sasuke yang sejak tadi menjadi objek pelototan pria bermata ular itu hanya menanggapinya dengan santai. Terkesan tidak peduli dengan kemarahan pria yang ditangkapnya.

Keadaan Sasuke sebenarnya tidak jauh lebih baik dari pria yang di tangkapnya. Orochimaru, salah satu pemimpin kartel narkoba yang sudah diintai Sasuke selama dua bulan lebih dan akhirnya berhasil ditangkap bersama anak buahnya sekaligus barang bukti hingga Orochimaru tidak mungkin lagi mengelak.

"Shino bawa orang ini cepat!'' Tanpa menjawab, polisi yang memakai masker wajah dengan kaca mata hitam langsung menarik tangan Orochimaru yang sudah terborgol, membawanya ke mobil khusus tahanan yang sudah menunggu di depan gudang yang menjadi tempat penyimpanan obat - obatan terlarang.

"Kau akan menyesal Officer, kau lihat saja nanti!'' Teriak Orochimaru keras meski tubuhnya sudah ditarik dan kini di dorong agar memasuki mobil beserta beberapa anak buahnya.

"Ya, ya, ya. Terserah kau saja!'' Sasuke melambaikan tangannya tak acuh ke arah Orochimaru yang masih saja berteriak dan memaki - maki Sasuke meski sudah berada di dalam mobil.

"Semua barang bukti sudah diamankan Kiba?'' Sasuke bertolak pinggang di depan asistennya yang sudah selesai mengawasi dan mengatur rekan - rekannya yang ikut dalam penggerebekan kali ini.

"Sudah Ketua. Semua senjata sudah disita. Ada sekitar sepuluh kilo kokain dan ribuan butir ekstasi juga sudah diamankan'' Kiba menjawab tanpa ragu, namun dahinya berkerut saat mengamati wajah Sasuke. Ada lebam di pipi kiri atasannya itu. Goresan luka kecil tampak memanjang di dahi, penampilannya juga berantakan.

"Kenapa melihatku seperti itu?'' Sasuke manaikkan dagu saat bertanya, tidak nyaman diperhatikan begitu intens oleh anak buahnya.

Kiba tersenyum kecut, menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, sekali lagi memperhatikan Sasuke yang sekarang sibuk dengan ponselnya. Kiba bahkan bisa mendengar gerutuan dan makian lirih yang dilontarkan Sasuke saat melihat layar benda tipis itu.

"Ketua akan pergi seperti ini?'' Kiba bertanya hati - hati sembari melirik penampilan Sasuke dari atas ke bawah.

Celana kotor dan robek, kemeja lusuh dengan jaket anti peluru yang dipakainya. Wajah penuh lebam, belum mandi, rasanya Kiba ingin membenamkan kepalanya ke pasir sekarang. Kiba tidak akan bereaksi seperti ini seandainya setelah penangkapan, Sasuke hanya berniat pulang ke rumah dan tidur seharian bahkan sepanjang malam, tapi kali ini Sasuke harus menghadiri acara penting, penting sekali dan acaranya akan dimulai kurang dari tiga jam lagi.

"Memangnya kenapa kalau seperti ini?'' Sasuke maju selangkah dengan dagu yang terangkat lebih tinggi, seolah sedang memamerkan penampilannya yang jauh dari kesan rapi, membuat Kiba mundur selangkah dan meneguk ludah.

"Kalau dia tidak suka, tidak masalah. Aku bisa pulang dan tidur'' lanjut Sasuke.

Pria raven itu melenggang pergi, melangkah keluar saat semua anak buahnya sudah menyelesaikan semua pekerjaanya. Kiba menggeleng pelan dan hanya bisa mengekor di belakang Sasuke. Dalam hati Kiba berpikir, orang itu pasti akan tetap menyambut atasannya dengan senyum lebar meski Sasuke datang dengan tubuh penuh lumpur seolah baru saja berendam dengan para badak.

THE DARKNESS OF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang