Faktanya.....

39.8K 1.5K 11
                                    

Ibarat kalimat manusia bisa berencana

Tapi tuhanlah yang menentukan

Dan hubungan kalimat ini dengan cerita author

Nggak ada sih, author cuma iseng nulis kalimat pembuka aja 😁😁😁😁😁😁😁

Jadi

Happy reading

***

30 tahun kemudian

Mendung menghiasi langit pada sore hari ini

Sesosok manusia nampak bersandar di pagar balkon kamarnya sambil menatap pemandangan kota dengan tatapan kosong.

Pria  tampan itu terlalu fokus dengen pikirannya sehingga tidak sadar sesosok wanita berpenampilan anggun sedang melangkah ke arahnya dengan membawa nampan makanan dan obat ditangannya

Wanita tersebut menatap iba pada lelaki yang selama ini berstatus sebagai adik nya, lebih tepatnya adik bungsu.

Wanita itu meletakan nampan berisi makanan di meja santai yang terdapat di sudut balkon, kemudian menyilangkan tangannya didepan dada dan mulai menghembuskan nafas berat

"Apa kamu sekarang sedang berniat bunuh diri dengan melompat dari balkon” tanya wanita tersebut dengan nada sedikit mengejek, lelaki tinggi di hadapannya yang sekarang sedang berdiri membelakanginya tidak memberikan respon apa-apa membuat wanita tersebut sedikit geram

"Angga! Kamu tau kan kalau kakak sekarang sedang berbicara dengan kamu! Kamu tidak tiba-tiba tuli kan?” omel kakak nya kesal, lelaki yang dipanggil Angga hanya mendesah kecil

"Ck! Kak, bisa tidak sih jangan mengganggu aku sekarang, aku sekarang masih ingin sendiri kak, lebih baik kakak pergi jalan-jalan sana, atau sebaiknya mulai sekarang kakak harus berpikir untuk mencari pasangan yang mau menikahi kakak, kakak tidak iri melihat kak Akila yang sudah menikah, sementara kakak sampai sekarang masih sendiri, kakak tau kenapa? Itu artinya kak Akila lebih cantik dari pada kakak” ujar Angga membuat kakanya nya, Adila makin kesal

"Ck! Dasar adik tidak sopan, apa hubungannya duluan menikah dengan kecantikan, lagi pula kakak dengan Akila kan kembar, kalau Akila cantik berarti kakak juga cantik" ujar Adila penuh percaya diri membuat Angga menatap Adila jengah.

"Baiklah, ok,  kakak akan  pergi tapi kamu makan dulu, terus minum obat” pinta Adila, Angga kembali mendesah lelah

"Percuma kak, hidupku di dunia ini juga tidak akan lama lagi” ujar Angga pelan membuat Adila menggeram kesal

"Ck! oke kalau kamu tidak mau makan sama minum obat kakak akan menelpon Fiola dan dia pasti akan ke sini” ancam Adila membuat Angga refleks membalikan badannya menghadap ke arah kakaknya

"Jangan panggil gadis gila itu” pinta Angga dengan wajah ketakutan membuat Adila menyeringai

“Oke, kalau begitu kamu harus makan, sesudah itu minum obat, oke” pinta Adila sambil tersenyum penuh kemenangan

“Ck! Keterlaluan, apa-apaan kakak mengancam dengan menggunakan hal yang tidak bermutu seperti itu” protes Angga tidak terima membuat Adila terkekeh

“Hm sepertinyanya ada yang sedang membicarakan aku” ujar seorang gadis mungil yang tiba-tiba muncul membuat Adila  tersenyum senang dan Angga menghela nafas berat

“Aha! kebetulan kamu datang Fio, nih kamu bisa mengurus bayi dewasa ini kan, kakak mau pergi berkencan dulu” ujar Adila sambil menjawil pipi Fiola membuat Fiola risih

"Ck! Kakak ini, pekerjaan aku kan memang mengurus adik kakak yang tidak tau diri dan tidak tau terima kasih itu” ujar Fiola membuat Adila terkekeh

“Whatever lah, kakak pergi dulu ya calon adik ipar, da!” pamit Adila dengan ceria nya sambil bergegas pergi membuat Fiola memberenggut jengkel

"Ck! Calon adik ipar? Siapa? Aku?! Tidak sudi, memangnya wanita mana yang tahan dengan pria angkuh ini" guman Fiola pelan dengan jengkel sambil melirik ke arah Angga

"Aku bisa mendengarnya Fio" ujar Angga dengan wajah dinginnya membuat Fiola tersenyum pelan

"Oh aku pikir pendengaran kamu juga ikut bermasalah seperti kesehatan kamu" komentar Fiola membuat Angga mendelik jengkel

Fiola kemudian duduk santai di kursi dan menatap makanan yang tersaji di meja itu dengan penuh nafsu, Angga menatap Fiola tajam

“Jangan sampai meneteskan air liurmu di atas makanan ku!” protes Angga tegas, Fiola hanya menatap Angga risih

“Aku tadi sempat mendengar kalau kamu tidak tertarik dengan makanan ini, jadi untuk ku saja ya, kebetulan aku belum makan, kamu sendiri kan yang bilang kalau hidup mu di dunia ini tidak akan lama lagi, jadi untuk mempercepat proses kematianmu sebaiknya kamu tidak perlu memakan hidangan ini” ujar Fiola dengan teganya membuat Angga jengkel dan langsung menghampiri Fiola, duduk di samping meja dan mulai memakan makanannya dengan ganas

“Ck!” ujar Fiola sedikit jengkel dengan sikap Angga

Angga hanya memasang wajah tidak berdosa, diam-diam Fiola tersenyum pelan melihat Angga memakan makanannya

Tiba-tiba bel rumah berbunyi nyaring

“Biar aku saja yang membuka” ujar Fiola sambil beranjak dari tempat duduknya

“Memang itu sudah tugas kamu sebagai pembantu” ujar Angga membuat Fiola mendelik jengkel

Fiola bergegas ke luar dari kamar Angga dan menuju ruang tamu untuk membuka pintu

Saat pintu terbuka Fiola hanya bisa terdiam menatap sosok didepannya, sosok yang lumayan Fiola kenal

“Angga ada?” tanya seorang gadis dengan penampilan yang feminim dan wajah yang cantik

Tbc

Pasien Super Hot! (Hot Wedding 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang