"Tunggu!" ujar Fiola nyaris berteriak sebelum keluarganya sempat menjawab
"Kita perlu bicara berdua" ujar Fiola langsung menarik tangan Angga menjauhi tempat perkumpulan keluarga itu
Keduanya sampai di teras belakang rumah Angga
"Angga! Kamu ini apa-apaan sih" ujar Fiola yang tidak terima dengan keputusan sepihak dari Angga yang sangat mendadak
"Kamu sudah setuju untuk menikah denganku Fio" ujar Angga mengingatkan membuat Fiola mendengus pelan
"Iya, aku memang sudah setuju menikah dengan kamu, tapi tidak secepat ini juga, aku belum siap Angga, menikah kan perlu proses juga" ujar Fiola menjelaskan ketidak siapannya untuk menikah
"Kalau begitu kapan kamu siap untuk menikah? Saat aku sudah meninggal? Fio, kamu tau kan kemungkinan umurku di dunia ini tidak lama lagi, aku hanya ingin membahagiakan kedua orang tua ku sebelum aku meninggal, yaitu dengan menikah, dan hanya kamu yang bisa membantuku Fio, aku yakin kamu tidak akan merasakan kehilangan atau patah hati saat aku meninggal nanti" ujar Angga membuat Fiola mendelik jengkel
"Memangnya aku batu tidak bisa merasakan kehilangan dan patah hati saat kamu meninggal nanti, aku kan juga manusia Ga, meskipun aku tidak memiliki perasaan apapun terhadap kamu, tapi jika kamu yang statusnya suamiku tiba-tiba meninggal jelas saja aku pasti merasakan rasa sedih dan kehilangan" jelas Fiola membuat Angga tersenyum samar
Angga melangkah maju membuat jarak keduanya begitu dekat, Angga sedikit menundukan wajahnya untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Fiola, membuat jantung Fiola langsung berdetak kencang
"Yakin kamu tidak punya perasaan apa-apa terhadapku?" tanya Angga sambil menyeringai membuat Fiola kehilangan kata-kata
"Ehm!" sebuah suara deheman kencang membuat Angga dan Fiola sontak menoleh ke asalnya suara
Radit sedang berdiri tidak jauh dari mereka dengan tatapan tajam
"Belum sah belum boleh sering berduaan, kembali ke meja makan sekarang" pinta Radit tegas membuat Angga terkekeh
"Abang yang juga over protektif" komentar Angga sambil menegakkan tubuhnya dan melangkah mundur menjauhi Fiola, membuat Fiola menghembuskan nafas lega
"Setidaknya aku tidak akan menjadi pria yang posesif pada wanita yang belum sah menjadi istriku" ujar Radit sambil melangkah pergi
Angga mengikuti langkah Radit dengan santai
Fiola menyentuh dadanya, merasakan detak jantungnya masih berdebar kencang
"Apa-apaan ini?! Kenapa jantungku berdetak sangat cepat saat berdekatan dengan Angga, tidak mungkin kan aku sudah jatuh cinta pada Angga? Tidak mungkin" guman Fiola panik, tidak terima dengan perasaannya sendiri
***
Rumah mewah kediaman Rizki begitu ramai pagi ini.
Di tengah-tengah ruangan tengah berlangsung prosesi akad nikah.
Rizki dan Angga tengah berjabat tangan untuk mengucapkan kalimat ijab qabul"Saya terima nikah dan kawinnya Fiola Rizkia Ranindia dengan mas kawin 24 juta 23 ribu rupiah dan seperangkat alat sholat di bayar tunai" ujar Angga mengucapkan ijab qabul dengan begitu lantannya
"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya penghulu sambil menoleh ke arah para saksi
"Sah!" jawab para saksi kompak
"Bagaimana tamu undangan?" tanya penghulu menoleh ke arah para tamu undangan
"Sah!" jawab para tamu undangan kompak
"Alhamdulilah" ujar penghulu kemudian membaca doa-doa
"Dila, sekarang bawa Fiola keluar dari ruangannya" pinta Ana membuat Dila menggangguk mantap
"Beres ma" jawab Adila sambil beranjak dari duduknya dan melangkah menuju tempat Fiola berada.
Sementara itu, di dalam kamar Fiola, Rani menatap takjub pada penampilan putrinya yang berbalut gaun kebaya sederhana bewarna putih, membuat penampilan Fiola nampak begitu anggun
Putri bungsunya itu sudah resmi menjadi istri seorang Angga, putra bungsu dari sahabat terbaiknya Ana"Ya ampun, ternyata kecantikan mami menurun langsung kepada kamu ya nak" ujar Rani bangga membuat Naomi mendengus pelan
"Ck! Jangan terlalu percaya diri, kecantikan Fiola itu berasal dari keturunan kami, kamu bisa melihat sendiri seperti apa tampannya adik ku Rizki" ujar Naomi tidak mau kalah membuat Rani mendelik jengkel
"Ck! Sudah-sudah, kalian berdua ini dari dulu sampai sekarang masih saja suka berdebat" ujar Naini yang tidak habis pikir melihat tingkah menantu dan anak perempuannya itu yang jarang akur tapi sebenarnya saling menyayangi.
Pintu ruangan itu terbuka, munculah sosok Adila yang tersenyum lebar
"Waktunya ratu kita keluar" ujar Adila membuat Rani tersenyum lebar
"Ayo sayang" ujar Rani sambil menggandeng Fiola, membawa Fiola menuju tempat acara, Naini dan Naomi mengikuti dari belakang
"Mami merasa seperti dejavu, dulu mami juga pernah mengantarkan ibu mertua kamu saat menikah" ujar Rani membuat Fiola hanya tersenyum
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/181883836-288-k802527.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasien Super Hot! (Hot Wedding 3)
RomanceIni bukan lagi kisah pasangan romantis Yudha dan Ana. Juga bukan kisah pasangan hot Rizki dan Rani. Tapi ini kisah anak-anak mereka. Dan juga tentang obsesi Rani yang ingin menjodohkan anaknya dan anak Ana. *** Saat dokter memvonis Angga mengidap pe...