Absen

24.6K 1.4K 18
                                    

Cerita ini terinspirasi dari kisah author

Jadi author tu punya bibi yang jiwa nya tu seperti si Rani, tegas, tidak mudah ditindas

Nah si bibi author ini punya niat mau jodohin author sama anak temannya

Pokoknya heboh banget deh bibi author ini muji2 si anak temennya yang belum pernah author liat

Ya resiko jadi wanita single di umur yg mau mendekati 30 tahun membuat siapapun yg ketemu author tu pasti pengen jodohin author sama org kenalan mereka

Ngakak deh pokoknya

Jadi curcol yaa

Happy reading

***

“Romantis dari mananya? Seorang pria gagah mendorong seorang gadis mungil ke arah perampok itu kakak bilang so sweet?!” protes Fiola kesal, tidak terima insiden aneh pertemuan pertama Angga dan Fiola saat Fiola hampir di rampok di anggap romantis oleh Adila

saat itu Angga yang kebetulan lewat, bukannya membantu Fiola, malah mendorong tubuh Fiola ke arah perampok itu, dan parahnya lagi Angga malah langsung kabur begitu saja, untung saja polisi datang tidak lama setelah Angga kabur, jika polisi tidak datang, mungkin sekarang Fiola hanya tinggal nama

Angga terkekeh pelan mengingat kenangan itu, Angga bukannya kabur begitu saja, tapi Angga kabur untuk menghubungi polisi, karena meskipun memiliki tubuh tegap yang gagah mewarisi tubuh ayahnya

tapi jika harus melawan 3 perampok bertubuh kekar hanya untuk menjadi pahlawan kesiangan, Angga tidak akan mampu, oleh karena itu Angga lebih memilih untuk menghubungi polisi untuk menyelamatkan Fiola

Tiba-tiba hp Fiola berbunyi nyaring, dengan cepat Fiola bergegas menjawab teleponnya kemudian bergegas menjauh dari meja makan agar lebih tenang dalam menjawab panggilan

"Wah Angga, kalau kamu tidak bergerak cepat, bisa-bisa Fiola di sambar pria lain loh” ujar Rani berusaha memanas-manasi

“Tante, bukannya mau mendoakan yang buruk untuk anak tante, tapi lebih baik dia disambar orang saja dari pada di sambar petir, tapi disambar petir boleh juga itu tan, biar seru” ujar Angga membuat Ana melotot tajam ke arah Angga

"Angga, tidak sopan berbicara seperti itu pada orang tua" ujar Ana mengingatkan membuat Rani terkekeh

"Tidak masalah An, santai saja" ujar Rani menenangkan Ana

Fiola kembali menghampiri mereka setelah selesai berbicara

"Telpon dari siapa Fio?" tanya Rizki menatap Fiola dengan tatapan penuh selidik membuat Yudha terkekeh

"Teman pi" jawab Fiola singkat

"Pria atau wanita?" tanya Rizki masih dengan tatapan penuh selidik

"Tentu saja wanita, memangnya aku punya teman pria jika papi selalu mengutus seseorang untuk terus mengikutiku dan mengusir semua pria yang berniat mendekatiku" ujar Fiola sedikit jengkel dengan sikap over protektif ayahnya itu

Yudha kembali terkekeh

"Itu karena kami menyayangi anak perempuan kami Fio, kami tidak ingin anak perempuan kami rusak, kami juga pernah muda, jadi kami tidak ingin salah mendidik anak gadis kami" jelas Yudha membuat Rani terkekeh

"Dunia memang tidak adil, kenapa selalu anak perempuan yang dikekang, sementara anak laki-laki dibiarkan bebas" ujar Fiola sambil melirik Angga jengkel

Angga tersenyum lebar

"Jika kamu ingin bebas seperti kami gampang saja, operasi plastik menjadi seorang pria" ujar Angga sambil tertawa membuat Fiola makin jengkel

"Ya ampun mereka manis sekali, aku tidak sabar melihat mereka berdua menikah" ujar Rani sambil menatap Fiola dan Angga bergantian

Ana hanya bisa menatap Rani dengan tatapan lelah

"Kapan kamu akan berhenti mengurusi percintaan anak kita" ujar Ana tidak habis pikir, Rani menoleh ke arah Ana sambil tersenyum lebar

"Sampai kita bisa menjadi besan" jawab Rani semangat

***

Sudah 2 hari ini Angga kesepian di rumahnya karena si pembuat onar tidak masuk kerja.

Meskipun Fiola berasal dari keluarga kaya, tapi karena merupakan lulusan dari sekolah keperawatan, Fiola lebih memilih bekerja sebagai perawat yang merawat Angga ketimbang menjadi manager seperti abangnya Radit di perusahaan ayahnya.

Angga berdiri di balkon kamar nya sambil menatap pemandangan kota dengan bosan

Sejak di vonis mengidap kanker otak, Angga dilarang bekerja dan hanya diminta untuk banyak-banyak beristirahat di rumah.

Mengikuti jejak sang ayah yang seorang arsitek bangungan, Angga juga berkarir di bidang yang sama, bedanya Angga merupakan arsitek yang khusus mendesain bentuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sebuah rumah.

“sepi ya tidak ada Fiola” ujar sebuah suara mengagetkan Angga, suara yang tidak asing lagi bagi Angga, Angga menoleh ke arah Adila

“tumben kakak berada di rumah terus?” tanya Angga seolah menyindir membuat Adila menghembuskan nafas berat

“Ck! sebenarnya kakak juga tidak betah kalau harus selalu berada di rumah, tapi mau bagaimana lagi, tidak ada yang bisa mengawasi kamu selain kakak sekarang, ini karena perawat kesayangan kamu tidak datang bekerja, jadi dengan sangat terpaksa kakak yang menggantikan tugas Fiola untuk mengurus kamu” jelas Adila membuat Angga mengerutkan keningnya bingung

“memangnya Fio kenapa kak? Kenapa hari ini dia tidak masuk kerja? Dia sudah bosan bekerja?” tanya Angga penasaran

“tumben sekarang kamu penasaran dengan keadaan orang lain?” tanya Adila heran, Adila menatap Angga penuh selidik

“hanya sekedar ingin tau kak, jika Fio tidak masuk kerja karena alasan tidak penting maka aku akan memecatnya” ujar Angga membuat Adila menggeleng pelan

“jangan kejam seperti itu, alasan dia tidak masuk hari ini karena dia sakit, kelelahan” jelas Adila membuat Angga menatap Adila heran

“kelelahan? Bagaimana bisa?” tanya Angga heran membuat Adila mendengus jengkel

Tbc

Pasien Super Hot! (Hot Wedding 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang