4. Sebuah perbedaan

106K 10.3K 953
                                    

"Perbedaan yang nyata adanya, kamu yang bahagia dengan lima Ayah. Sedangkan, aku yang terluka tanpa kehadiran sosok Ayah."

-Altar

***

A FIVE FAMILY

Azka : Assalamualaikum ... kalian semua pada datang ke rumah gue, kan? Acara tujuh bulannya jam sebelas siang nanti.

Sandy : Waalaikum salam. Iya, gue pasti datang lah. Kalau nggak datang bisa digantung gue, di pohon cabe sama Ibu Negara Perharimauan @Adzwa.

Aldi : Waalaikum salam, tenang ... gue juga datang.

Azka : @Regi lo juga harus datang, kalau nggak mau kena semprot bumil.

Azka : Oh, ya, hari ini gue sama Adzwa nggak bisa jemput Alexan ke sekolahnya. Jadi, gue minta tolong, ya, sama kalian buat gantiin gue jemput Alexan. Siapa aja, deh. Asalkan Alexan pulang dengan selamat sampai rumah.

Regi : Biar gue aja yang jemput Alexan.

Sandy : Baru nongol, nih, curut satu, ke mana aja lo?

Azka : Ada angin apa lo tiba-tiba nongol di grup langsung bilang mau jemput Alexan? Biasanya juga kalau gue telepon lo buat nyuruh jemput Alexan, lo banyak alasan.

Regi : Alexan juga anak gue, jadi biar gue aja yang jemput. Sekalian nanti gue datang ke rumah lo, karena gue nggak mau dengerin nyonya besar ngomel-ngomel kalau gue nggak datang.

Aldi : Widihhh ... baik sekali alasanmu, Ayah.

Sandy : Aku sangat terharu dengan balasannya, Ayah. Kau memang Ayah terbaeeek untuk anakmu.

Regi : Bacot lo!!

Azka : Ya, udahlah kalau lo yang mau jemput Alexan, jangan sampe telat datang ke rumah gue-nya, ya. Sebelum jam sebelas, lo semua harus udah ada di rumah.

Aldi : Siyaaap babeh.

Sandy : Oke-oke, sihaaap.

Regi tak membalas lagi chatt-nya, ia lebih memilih untuk pergi sekarang ke sekolahnya Alexan. Entah kenapa, sekarang ia suka jika harus menjemput Alexan ke sekolahnya. Karena ada alasan lain, yang membuatnya mau menjemput Alexan. Meski sebenarnya ia masih bingung dengan alasannya itu.

"Pak Altar mau ke mana?" tanya Dinda saat Regi keluar dari ruangannya.

"Mau jemput Alexan," jawabnya yang diangguki mengerti Dinda, gadis itu tahu siapa Alexan. Karena anak lelaki itu pernah datang ke kantornya bersama Azka dan Adzwa saat itu.

"Mau saya temani, Pak?" tawar Dinda.

"Tidak usah. Oh, ya, tolong kosongkan jadwal saya dari jam sebelas nanti. Saya ada urusan, jadi tidak akan balik lagi ke kantor!" perintah Regi, lalu pergi begitu saja tanpa menunggu Dinda membuka suaranya untuk menjawab.

---

Regi melihat Arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 tepat. Itu, artinya Alexan akan segera pulang sebentar lagi.

Lima menit kemudian, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga menghampirinya, saat itu Alexan datang bersama Altar.

"Ayah," panggil Alexan sambil mencium punggung tangan Regi yang diikuti oleh Altar.

Altar >< Altarik ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang