19. Kesalahan berujung penyesalan

91.1K 7.8K 455
                                    

Regi mengusap nisan yang tertera nama Assyifa Nur Rahma dengan lembut, meski berat ia harus mengikhlaskan keponakannya itu pergi untuk selamanya. Assyifa adalah satu-satunya keponakan yang selalu menemaninya selama ini, memang tak pernah ada yang tahu jika selama tujuh tahun ini Regi merawat Assyifa yang dibantu asisten rumah tangga untuk menjaga keponakannya itu selama ia pergi. Ia tidak pernah membawa Assyifa ke rumah yang di tempatinya selama ini, tapi ia membawa Assyifa untuk tinggal di rumah lain. Ia belum siap saja jika sahabatnya mengetahui keberadaan Assyifa.

Assyifa sendiri adalah anak kandung Attira—adiknya—anak yang hampir meninggal dalam kandungan karena Attira sempat mencoba bunuh diri, namun seolah tidak ingin membuat sang Bunda menyesal dikemudian hari. Bayi di kandungan Attira masih bisa bertahan sampai lahir ke dunia, Assyifa lahir dengan selamat tanpa ada kekurangan apa pun. Hanya saja ia harus kehilangan Attira untuk selama-lamanya. Hingga Assyifa tak pernah bisa melihat wajah bundanya secara langsung.

Meskipun Assyifa hadir karena kesalahan yang telah diperbuat musuhnya sendiri, tapi bagaimanapun Assyifa terlahir dari rahim Attira, adik kandungnya.

Lagi pula, Assyifa tidak memiliki salah apa pun. Gadis kecil itu tidak berdosa, Regi tak akan membalaskan dendam pada Julian sebagai Assyifa yang menjadi korbannya. Cukup Attira saja yang sempat tidak mau menerimanya, tidak dengan Regi. Ia masih punya hati untuk merawat Assyifa dengan baik, meski tanpa Attira.

"Apa kamu sudah bertemu dengan Bunda, Syifa? Jika, ya. Tolong sampaikan permintaan maaf Om padanya. Tolong bilang, maafkan Om yang tak bisa menjaganya dulu, maafkan Om juga yang tak bisa menjaga kamu dengan baik. Tolong sampaikan, maaf kalau Om gagal menjadi Kakak dan Om untuk kalian."

Semuanya berawal dari 3 bulan yang lalu, Assyifa memintanya untuk mengantarnya ke tempat Attira, Assyifa ingin sekali bertemu dengan Attira saat itu, meskipun hanya pemakamannya saja. Hanya saja saat itu ia tak bisa mengantarnya, dan membujuk gadis kecil itu untuk bersabar dan pergi di kemudian hari. Namun, Assyifa malah terus merengek ingin pergi saat itu juga.

Karena Regi tak kunjung mengantarnya, Assyifa nekat pergi dari rumah meskipun ia tidak tahu pemakaman Attira berada di mana. Assyifa berlari meninggalkan rumahnya sendirian, saat itu juga Regi mengejarnya karena tidak ingin terjadi sesuatu pada Assyifa.

Hingga apa yang ditakutinya benar-benar terjadi, Assyifa tertabrak mobil saat ingin melintas. Regi terlambat untuk menangkap tubuh Assyifa. Setelah kejadian itu, Assyifa mengalami koma karena pendarahan hebat di kepalanya.

"Apa kamu bertemu dengan Nenek dan Kakek kamu juga di sana, Syifa? Jika, ya. Tolong sampaikan juga permintaan maaf Om untuk mereka. Tolong katakan, maafkan Om yang tak bisa menjaga anak dan cucunya. Maafkan Om yang tidak bisa menjadi anak yang baik untuk mereka."

Azka menepuk bahu Regi, sudah lima belas menit setelah selesai pemakaman Assyifa. Tetapi, Regi tidak mau pulang. Regi tetap mau di sana, untuk itu Azka, Aldi, Sandy dan Zivan menunggu Regi.

"Ikhlasin Assyifa, Gi. Dia udah tenang di sana, sekarang masih ada yang harus lo lakukan. Yaitu menebus segala kesalahan lo pada Ayanna dan juga Altar," ucap Azka, yang kini dibalas dengan anggukan Regi. Azka benar, ia harus menebus segala kesalahannya.

Regi bangkit dari posisi jongkoknya, hingga ia merasakan sakit di kepalanya. Penglihatannya tiba-tiba jadi samar, lelaki itu ingin bergerak. Tetapi, tubuhnya terasa berat, dan ia merasa lelah. Sampai akhirnya ia tak bisa menahannya lagi, tubuh Regi ambruk begitu saja.

---

Regi mengernyitkan dahinya bingung saat melihat tempat sekelilingnya yang begitu asing baginya, ia tak mengetahui tempat itu, ia tak pernah ke sana sebelumnya. Tetapi, sekarang ia tiba-tiba saja berada di tempat itu tanpa ia ketahui bagaimana caranya ia bisa berada di sana saat ini.

Altar >< Altarik ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang