Part 8

1.2K 140 37
                                    

Semuanya terjadi seperti kecepatan cahaya.

Malam itu aku tertidur dalam pelukan Jungkook, dan membuatku sedikit bingung bagaimana Caraku melakukannya.

Dia memang sahabat ku yang terbaik.

Tapi, aku sedikit malu bertemu dengannya lagi setelah insiden malam itu.

Dan juga, Taehyung menjaga jaraknya dariku. Padahal seharusnya kita menjadi partner dan menyelamatkan dunia, bukan?

Latihannya semakin berat.

Selain melatih fisik ku(aku teringat Pak Jung), aku juga harus menghafal beberapa mantra yang hanya bisa dibaca dengan bahasa Latin.

Hanya tiga, tapi cara untuk mengatakannya cukup sulit.

Aku suka belajar bahasa, tapi belajar bahasa Latin tidaklah mudah bagiku.

Aku juga harus berlatih bersama Taehyung, sayang sekali dia kadang sibuk dengan ayahnya dan Nara.

Tapi begitu juga denganku...

Ada sekolah, dan tak mungkin aku meninggalkan sekolah, bukan?

"Y/N!" Jungkook menepuk pundakku. "Kau melamun. Ada apa?"

Sepertinya dia tak memiliki masalah soal kemarin...

"Jungkook?" aku menatap sekeliling. Kelasku kosong. "Sudah bel istirahat rupanya..."

Dia tersenyum, gigi kelinci nya terlihat dari balik bibirnya. "Iya! Mau ke kantin bersama?"

Aku mengangguk.

Hampir saja mengajak Nara yang duduk disebelahku, tapi hari ini ia tak datang. Lagi.

Aku tahu ada sesuatu yang salah dengan keluarga Nara, dan semenjak Taehyung memberitahu ku tentang itu, dugaan ku benar.

Aku harap Nara baik-baik saja.

Jungkook menarikku menuju antrian. Anak ini tidak sabaran sekali! Dasar!

Aku dan Jungkook pun menatap langsung dengan Seokjin.

"Hai kalian berdua~!" senyumnya terlihat jahil. "Kali ini mau makan apa?"

"Ada nasi goreng?" Seokjin mengangguk, dan Jungkook pun tersenyum. "Aku mau satu porsi! Sosisnya yang banyak ya! Dan satu botol air mineral!"

Seokjin memutar bola matanya, tapi ia pun memberi Jungkook sosis yang banyak. Wah, enak ya.

"Aku mau roti isi saja lah. Dua ya."

"Kau mau diet? Iya juga sih, sudah waktunya kau menguruskan tubuhmu itu,"

"Hei! Aku hanya ingin roti isiku, dan kau memperlakukanku seperti ini?"

Dia tertawa, dan memberiku dua roti isi.

Setelah membayar, kami berdua pun duduk di ujung, dimana hanya kami saja yang selalu duduk disini.

Yah, banyak orang yang bilang kalau tempat ini dikutuk, dan jika kau makan disini, kau akan selalu mendapat kesialan.

Tapi aku, Jungkook, dan Nara tak pernah mendapatkan kesialan. Yah, mungkin saja Nara, tapi kalau begitu, kenapa aku dan Jungkook tak mendapatkannya?

Juga, tempat ini cukup nyaman.

Ah, aku harap Nara bisa datang ke sekolah besok. Aku merindukannya.

{***}

Aku pulang sudah sore, dan jarak sekolah ke rumahku cukup jauh.

Tapi...

[Nosce te ipsum.] {kth} ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang