Aku sudah merasa baikan, dan terima kasih pada Jungkook.
Seharian, hanya dia yang menemaniku, dan mengurusku. Dia memang sahabatku, tapi dia mengurusku dengan sangat baik.
Dia tidak ingin aku pergi sekolah untuk hari ini, dan dia akan meminta izin di sekolah. Oh, betapa baiknya.
Joy selalu saja menggodaku agar aku menyukai Jungkook.
Yah, berhasil.
Tapi, hanya sementara.
Aku tak menyukainya seperti itu.
Maksudku, semua usaha Jungkook benar-benar menyentuhku, dan dia mendapat banyak poin dariku.
Heh, poin. Serasa seperti game.
Kepribadiannya sangatlah bagus bagiku, dan itulah yang membuatku suka padanya. Itulah yang kusuka dari orang lain.
Wajah tampannya hanya lah bonus. Maksudku ayolah, siapa yang tidak suka wajah tampan?
Walaupun dia tinggal di apartemen kumuh ini, tapi paling tidak ia bekerja untuk membayar kehidupannya.
"Y/N, berhenti memikirkan Jungkook!" Joy cemberut. "Aku ingin kau fokus! Sudah saatnya kau membuka bola itu, oke?"
Padahal dia yang menyuruh ku untuk berpikir tentang apa yang selama ini Jungkook lakukan untukku...
Aku mengangguk, dan berfokus pada bola yang ada di tanganku.
Joy pun menghilang di udara, membiarkan ku sendiri.
Seperti yang diajarkan Joy padaku, aku harus memfokuskan diriku pada bola ini, dan mendengar apa yang dikatakan bola ini.
"Apa kau yakin, bahwa kau bisa memegang kekuatan seperti ini? Aku harus memastikan apakah kau pantas atau tidak. Jika tidak, kau akan segera kumusnahkan karena telah mengetahui rahasia besar seperti ini,"
Bola itu berbicara padaku, dan merendahkanku. Aku tahu, aku memang tidak layak, tapi paling tidak aku mencoba.
"Saya yakin, bahwa saya akan memegang kekuatan seperti ini," aku mengambil napas. "Walaupun saya tidak bisa, saya akan mencoba sekuat tenaga agar saya bisa memegang kekuatan seperti ini, dan akan melakukan yang terbaik,"
"Apakah kau berjanji?"
"Saya berjanji, dan berusaha keras agar bisa diterima. Saya berharap bahwa Anda akan menerima saya,"
Aku mencoba sesopan mungkin, dan Joy mengatakan bahwa bola ini hanya menerima yang pantas, serta sangat... kuat. Jika berlaku kurang ajar, kau mungkin saja di bunuh di tempat.
"Aku akan percaya padamu, dan kau sangatlah rendah diri. Aku akan memberimu kekuatan ini,"
Bola itu bergetar, dan keluar asap berwarna putih. Uh, lebih tepatnya, kabut.
"Ingatlah ini. Jangan pernah membiarkan seorang manusia biasa mengetahui identitas dirimu yang sebenarnya. Jangan membiarkan rekanmu kesulitan dan kaulah penyebabnya. Jagalah rekanmu dengan baik. Jika kau melanggar, kekuatan ini takkan ragu untuk menghukum mu karena kesalahanmu,"
Itulah yang kudengar, sebelum kabut ini mulai melingkari lenganku. Aku sedikit panik, dan mencoba bertanya pada Joy, tapi aku ingat ia tidak ada disini.
Kabut itu hidup, aku yakin. Sejenak, kabut ini tidak yakin untuk menyentuhku, tapi perlahan-lahan dia mulai menjalar ke seluruh tubuhku.
Kabut ini seperti... menilaiku. Entah kenapa, tapi rasanya seperti itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/144539303-288-k827612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Nosce te ipsum.] {kth} ✔️
Hayran KurguDi saat nasib dunia berada di tanganmu, apa yang akan kau lakukan? Y/N dan Taehyung harus bisa menghadapi masalah yang ada di depan mereka, sekaligus memenuhi takdir yang sudah tertulis untuk mereka. . . . Genrenya Fantasy, Romance, dan sedikit Ac...