Part 6

1.2K 133 20
                                    

Joy menatap Taehyung dengan intens.

Taehyung pun mengalah, karena ia yakin bahwa ia tidak akan menang melawan wanita ini.

"Taehyung," Baekhyun menatap Taehyung. "Sebaiknya kau mengunjungi Y/N dan melihatnya sendiri. Tidak mungkin rekanmu selemah itu, karena jika iya, dia mungkin sudah mati sekarang,"

Taehyung mengangkat alisnya, membuat Baekhyun dan Joy menghela napas berat.

"Dengar, sebelum kalian mendapatkan kekuatan ini, kalian akan melewati masa sulit, yaitu bertahan hidup dengan melawan kabut itu,"

Taehyung mengangguk pelan. "Itu memang sakit..."

Joy menghela napas, "Dan dengar, rekanmu itu sangat kuat, oke? Aku saja bahkan tidak sadar selama seharian! Sedangkan dia, dia masih bisa berbicara dan masih membuka mata!"

Taehyung sedikit terkejut, tapi, ia juga melewati masa itu dan sepertinya mereka berdua sama kuatnya.

"Benarkah?" tanya Baekhyun. Joy mengangguk.

"Yah, hanya saja, ia memang tidak bisa merasakan tubuhnya untuk saat ini. Bisa dibilang, hampir semua bagian dari tubuhnya mati rasa,"

"Woah! Tae, kita harus bertemu dengan gadis ini. Dia terdengar menarik,"

Taehyung hanya terdiam, tapi Joy dan Baekhyun menganggap itu sebagai 'ya'.

Joy bertepuk sekali, mendapat perhatian dari dua lelaki disana.

"Kalau begitu, ayo!"

{***}

READERS POV

Oh! Aku bisa merasakan tangan kiriku, tapi aku masih belum bisa menggerakkannya sama sekali.

"Y/N!"

Aku terkejut, dan aku benar-benar tak bisa merasakan tubuhku yang bergetar karena terkejut.

"Hei! Aku membawa tamu!"

Aku menatap pintu, dan melihat Taehyung dan seorang pria seusia Joy. Dia disini?!

"Perkenalkan! Dia Taehyung, rekanmu, dan Baekhyun sebagai rekanku,"

Aku mencoba untuk tidak menatap mereka, tapi leherku tak ingin bekerja sama denganku.

Aku hanya tersenyum lemah, "Uh... H-hai,"

Baekhyun, aku yakin itulah namanya, mendekatiku dengan mata berbinar-binar. "Kau sungguh hebat! Kau masih sadar bahkan setelah melewati masa di ambang hidup dan matimu? Kalau aku, aku mungkin tidak sadar untuk beberapa jam,"

"Be-benarkah? Aku... merasa terhormat... te-terima kasih..."

Aku gagap, yah, karena bibirku juga sulit digerakkan.

"Jadi, kau tidak bisa merasakan apapun untuk saat ini?"

Aku mengangguk pelan.

Dia mulai menusuk-nusuk lenganku. "Terasa? Terasa?"

Aku menggeleng, walau dengan perjuangan yang sulit.

Dia menampar keras lenganku, dan aku membulatkan mataku saat mendengar betapa kerasnya ia memukulnya.

Tapi aku tak merasakan apapun.

"Baek?! Kau gila ya? Kau sudah tidak waras? Bisa-bisanya kau memukulnya seperti itu? Lihat! Lengannya berubah menjadi merah!"

"Tapi kan aku hanya mengecek,"

Sementara mereka berdua berkelahi, aku menatap Taehyung yang menatapku dengan cara yang sedikit aneh.

[Nosce te ipsum.] {kth} ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang