Part 9

1K 124 16
                                    

"Y/N!!"

Aku sedang merenggangkan nyawa. Aku akan mati.

Aku bahkan belum menikah dan hidup bahagia bersama pasangan ku.

Dan semua ini karena...

Jungkook.

Dan juga pelukan nya yang meremas tubuhku dan mengeluarkan semua oksigen di paru-paruku.

Ok, mungkin aku terlalu dramatis. Tapi serius, aku tak bisa bernapas.

Dia terlalu berlebihan. Orangtuaku saja jika memelukku, tak seperti ini.

Dia melepaskan tubuhku, membuatku bernapas lega. Tapi sekarang, semua isi tubuhku terguncang.

"KEMANA SAJA KAU?! AKU SANGAT KHAWATIR KAU TIDAK PULANG SEKOLAH DARI KEMARIN!!! DARIMANA SAJA KAU SEHABIS PULANG SEKOLAH, HAH?? AKU HAMPIR TERKENA SERANGAN JANTUNG KARENA KAU TAK MENJAWAB TELEPONKU DAN BAHKAN HPMU TAK AKTIF! JUGA SMS-"

"JUNGKOOK!!" dia berhenti mengguncang-guncangkan tubuhku. "Paling tidak, aku disini, bukan?"

"Tapi bagaimana jika kau tidak-"

"Jungkook," aku memeluknya, dan aku bisa mendengar jantungnya yang berdetak kencang. Aku mengelus belakangnya. "Tenanglah. Aku disini,"

Dia membalas pelukan ku, dan deheman seseorang membuatku melepas pelukan ku.

Sial. Aku lupa Yoongi dan Namjoon disini.

"Aku tak perlu melihat semua ini. Aku merasa kesepian," Namjoon menghela napas.

"Tak ada yang mau dengan dirimu, Joon. Mungkin seseorang mau, tapi yang jelas aku tak mau kalau denganmu," Yoongi memutar bola matanya.

"Hei!" dia menatap Yoongi dengan cemberut. "Kau juga belok kan!? Kenapa mengejek ku juga?!"

Yoongi tak menjawab, melainkan menatap ku dan Jungkook. "Kalian pacaran?"

Aku dan Jungkook menggeleng.

"Oh,"

"Apa jangan-jangan kau-?"

Yoongi menyikutnya duluan, wajahnya terlihat sangat jengkel. Sedangkan Namjoon hanya memegang perutnya yang kesakitan.

"Sampai jumpa, bocah," Yoongi menarik Namjoon masuk ke dalam mobil Namjoon.

Padahal Namjoon lah pemilik mobil, tapi ia tak bisa mengemudi, jadi Yoongi yang menggantikannya.

Jungkook tak terima, sedangkan aku hanya tertawa.

"Aku bukan bocah!" Jungkook cemberut lucu.

"Wajahmu mengatakan hal yang sebaliknya,"

Baru saja dia ingin mengatai Yoongi, sudah aku hentikan.

"Sudahlah, Jungkook,"aku terkekeh. "Biarkan mereka pulang dengan tenang,"

Namjoon dan Yoongi pun melambaikan tangannya, dan aku membalas mereka.

Jungkook melipat tangannya di depan tubuh kekarnya. Tak terlalu kekar sih, tapi... em... bugar? Sehat? Yang jelas, dia sedang cemberut lucu.

Yoongi hanya menggelengkan kepalanya. Dan segera pergi.

Setelah berbicara dengan singkat dengan Jungkook tadi, dia segera ingin pulang.

Ingin mengejar mimpi katanya.

{***}

"Hei, aku tahu kau menyukainya!"

[Nosce te ipsum.] {kth} ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang