Part 16

873 103 9
                                    

Taehyung tak bisa menggerakkan tubuhnya selama seharian, begitu juga dengan Y/N.

Kenapa?

Karena hukuman yang mereka dapatkan setelah tidak sengaja memberitahu makhluk lain (maksudnya Jungkook, Yoongi, dan Namjoon), bahwa mereka punya kekuatan, dan identitas mereka sebagai pemegang kekuatan cahaya dan kegelapan.

Tidak hanya tak bisa bergerak, tapi sakit yang mereka rasakan seperti mereka pertama kali mendapat kekuatan mereka.

Kali ini, lebih sakit.

Tubuh mereka seperti di bakar dan ditusuk oleh ribuan jarum ribuan kali di sekujur tubuhnya.

Untung ada Namjoon yang bisa meredam teriakan mereka, dan mengatasi pihak berwajib yang datang untuk menyelidiki kasus pembantaian di wilayah itu.

Namjoon sudah mengatasi semuanya. Untung saja.

Lalu, di malam hari, sakit itu berhenti.

Y/N dan Taehyung berkeringat banyak. Tubuh mereka kaku dan sangat sakit. Tenggorokan mereka sakit karena berteriak.

Taehyung langsung memikirkan tentang Y/N. Dia saja sampai mengeluarkan sedikit air mata saking sakitnya.

Mereka dipisah, Y/N di kamar bagian kiri sedangkan Taehyung di bagian kanan. Mereka berdua berada di sebuah kubah, dan mencegah suara teriakan mereka terdengar.

Namjoon masuk, dan segera berlari ke Taehyung melihat dia sadar.

"Tae!!" Namjoon menatapnya dengan wajah khawatir. "Kau baik-baik saja???"

Taehyung mengangguk lemah, dan Namjoon menghilangkan kubah itu.

"Y/N...?" suara Taehyung bahkan hampir hilang.

Namjoon mengangguk, 'membuat' sebuah tempat tidur untuk Taehyung dan menurunkannya pelan diatas nya.

Namjoon lalu menghampiri Y/N, dan meringis melihat wajahnya yang kesakitan, serta bekas air mata.

Y/N bernapas sangat pelan, tubuhnya bergetar.

Ia juga melepaskan kubahnya itu, dan menurunkan Y/N ke tempat tidur dengan hati-hati.

Y/N tak sadarkan diri. Napasnya tersengal-sengal, pelan, tapi dia masih bernapas.

Namjoon berbalik ke Taehyung. "Tenang saja, dia masih hidup,"

Taehyung mengangguk.

{***}

Yoongi dan Jungkook dibawa ke hadapan Arthur. Tangan mereka diikat.

"Kau!" dia menunjuk Yoongi. Salah satu bawahannya dengan kasar menarik Yoongi ke depan Arthur. "Bicara. Beritahu aku segalanya tentang dunia mu, makhluk fana!"

Yoongi tertawa, "Kau berpikir, aku akan memberitahu mu segalanya? Haha! Lucu,"

Arthur menaikkan tangannya di udara, dan Yoongi merasa tubuhnya disetrum dan diinjak-injak. Yoongi berteriak kesakitan.

"Masih tak mau berbicara?" Arthur menurunkan tangannya. Napas Yoongi berat. Ia menunduk, bahunya naik-turun dan bergetar.

Jungkook sendiri ditahan oleh penjaga lainnya. "Hentikan!"

Yoongi menatap Arthur, dan dengan berani meludah ke sisi kirinya, "Bunuh saja aku!"

Arthur tertawa, "Kau lucu."

Dia mengangkat tangannya, sekali lagi Yoongi merasa kesakitan. Ia merasa dirinya ditusuk-tusuk belati ratusan kali, dan lukanya itu diinjak-injak. Jungkook sudah menangis melihat salah satu hyung nya disiksa. Beberapa menit kemudian, ia berhenti.

Arthur lalu berdiri dari singgasana nya, dan mencengkram rambut Yoongi.

"Bicaralah!"

Yoongi hanya menunduk, dan Arthur akhirnya tahu.

"Aku kenal dirimu..."dia menarik rambut Yoongi agar dia bisa menatap wajah Yoongi. "Kau penyihir itu! Hahaha!!"

Jungkook mencoba melawan, dan saat berhasil lepas, Arthur menaikkan tangannya.

Tubuh Jungkook kesakitan, dan dia jatuh. 'Sakit sekali...', pikirnya.

Arthur kembali menatap Yoongi, "Saat itu kau mencoba membunuhku! Tapi kau ku kalahkan waktu itu, bukan? Dengan temanmu, Namjoon, iya kan? Kau berhasil kabur!"

Arthur tertawa, "Ohhh~ Mainan baru!! Hahaha!!"

Ia mulai memukuli Yoongi, bahkan menginjak-injak nya. Senyum lebarnya tak lepas dari wajahnya.

"Jangan sentuh Yoongi hyung!" teriak Jungkook.

Tubuhnya kembali disengat listrik. Jungkook tidak bisa membayangkan apa yang dirasakan Yoongi saat merasakan ini. Selain penuh dengan luka, Yoongi harus merasakan listrik menyakiti tubuhnya. Dia saja merasa sangat kesakitan.

"Diamlah!"

Arthur menatap rendah Yoongi yang tergeletak di lantai. "Penjaga, bawa kembali mainan baruku ke ruangan mereka sebelumnya!"

Ia menendang Yoongi, yang bahkan sudah tak bergerak.

Setelah dibawa ke ruangan itu, penjaga itu melempar Jungkook dan Yoongi.

Jungkook segera menghampiri Yoongi yang terbaring seperti mayat. Penglihatannya kabur karena air matanya.

"Hyung...?" Jungkook menepuk pelan lengan Yoongi. "...Bangunlah..."

Napas Yoongi tak teratur, dan wajahnya dihiasi lebam. Tubuhnya sakit, dan dia hanya bisa membuka matanya perlahan.

"...Tenanglah, Jungkook..." suara Yoongi serak. "...Aku bilang... aku akan... menyelamatkan kita... berdua, kan?"

Yoongi meringis, tubuhnya sakit sekali.

"Hyung... baik-baik saja... kan? Akan baik-baik saja kan? Kan?" Jungkook tak menahan air matanya.

Yoongi tersenyum kecil. "Tenanglah, Kookie. Aku... ugh, bisa sembuh sendiri, oke? Percaya... pada hyung,"

Jungkook mengangguk, dan menghapus air matanya.

Yoongi lega. Paling tidak, Jungkook tidak terlalu banyak luka.

Ia kecewa pada dirinya sendiri karena tak bisa menjaga adiknya itu dengan baik.

Setelah menghabiskan beberapa lama bersama, Yoongi dan Jungkook semakin dekat.

Dari orang asing dan tak mengenal satu sama lain, menjadi saudara yang sudah tak bisa dipisah lagi.

TO BE CONTINUED.

Sebenarnya chapter ini hanya jadi selingan, jadi nya pendek. Dan ini tepat sebelum Y/N dan Taehyung melawan si Arthur :)

Semoga suka, hehehe.

[Nosce te ipsum.] {kth} ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang