Salah Paham

727 138 44
                                    

KUKUKKK KUKUKKK KUKUUKKK

BAAAMMM!

Jangan tanya yang pertama kalian dengar itu suara apa.
Tentu saja suara ayam jago gagap alarm ponselku.
Kalian sebaiknya bertanya suara apakah yang kedua? Apakah plafon kamarku roboh dan menimpaku? Apakah aku masih hidup? Atau apakah aku sudah di surga?

"MAS NGAPAIN SAYA, HEY?!"

Terimakasih tetangga baru sudah meneriaki Fajar sepagi ini. Suara melengking itu membuatku sadar jika suara tadi adalah suara tubuhku sendiri yang terjerembab dari atas kasur.

Barbar sekali tetangga baru ini, bagaimana jika tulangku patah karena ulahnya.

"Bangun tidur," jawabku sambil berusaha beranjak. Ah sial, punggungku!

"Bukan! Maksud saya ngapain Mas tidur sama saya!"

"YA KAN INI KAMAR SAYA MAS, HELLO!" Nggak bisa disabarin ni bocah. Autongegas kan. -__-

Rian menoleh ke kanan ke kiri seperti mau nyebrang. Tapi itu terlihat gemesin woy! Lebih gemesin daripada Sutraku yang sudah diadopsi sama Pak Mali.

"Maksud saya kenapa Mas tidurnya deket-deket saya?!"

"Ya Allah Mas, mau saya tidurnya nempel sama Mas juga nggak akan bikin Mas hamil!" Apa sih ini tetangga baru ngajak 'rame' banget!

"Atau jangan-jangan Mas..." Rian menggantungkan kalimatnya lalu memainkan telunjuk dan jari tengah kedua tangannya secara bersamaan. Isyarat apa lagi itu?!

"Naon sih Mas, naon?!"

"...Suka laki-laki...?"

"WOY AH! YANG BENER AJA MAS! SEMALEM MAS SAKIT, JADI SAYA TIDUR DISINI JAGAIN MAS!"

"Tapi tangan Mas grepe-grepe kan?!"

"Mananya yang digrepe Mas, mana?! Mas susu aja nggak ada!"

"Alasan aja sih Mas!" geram Rian lalu melemparkan bantal kepala doraemon ke arah wajahku. Hey, sejak kapan ada boneka ini di kamarku?!

"SAYA MAU PULANG AJA!"

"NYAH, SOK ATUH SILAHKAN! ITU PINTU ADA DISITU!"

"MESUM!" geram Rian padaku.

"IYA SAYA MESUM LHOO MAS."

Ternyata segini aja caranya ngusir demit itu.

Rian belingsatan menarik ujung sprei dan mengemasi barang-barang miliknya dengan sprei itu lalu membungkusnya dengan sembarang. Wah, persis sekali dengan orang minggat.

"Misi!" ucapnya dingin sambil berjalan pergi menyeret barang bawaannya.

"Hati-hati di jalan ya Mas.." kekeh ku.

"Fakyu!" umpat Rian sambil memcingkan mata padaku saat dia sudah berada di ambang pintu.

Dasar tetangga nggak tahu terimakasih!

***



Saat aku berjalan menyusuri selasar untuk pergi ke kantor seperti biasanya aku berjumpa dengan para tetangga. Fajar yang ramah tamah ini menyapa mereka dengan akrab seperti biasanya. Namun hal yang tida biasa terjadi pagi ini. Orang-orang yang bertemu denganku pagi ini tidak tersenyum sama sekali. Alih-alih mereka menatapku dengan mata memicing dan ahi mengernyit.

Sebentar. Kesalahan apa yang aku lakukan pada tetangga-tetangga ku pagi ini? Apa Mickey dan Minnie pergi ke dapur mereka? Tidak, Mickey dan Minni sudah memiliki segalanya di unitku.

"Pagi Ma'am!" sapaku renyah pada Ma'am Wid, Ibu-ibu berbadan berisi yang tinggal di unit tidak jauh dariku.

"Jay!" sahut Ma'am Wid si pentolan genk bigos ibu-ibu di sekitar sini.

"Hm?" jawabku.

"Itu yang di papan pengumuman bener kamu?" tanya Ma'am setengah berbisik lalu celingukan melihat ke sekitar.

"Apa?" tanyaku bingung.

"Lah? Kamu belum baca?" Mata Ma'am membelalak ala-ala telenovela.

Aku menggeleng.

"Aduh. Ayok!" Ma'am menyeretku ikut dengannya. Misi truk gandeng mau lewat. Woy gak gitu juga.

Menaiki elevator akhirnya kami tiba di lobby apartemen dan masih seperti sebelumnya beberapa tetangga melihatku dengan aneh padahal aku memberikan senyuman terbaik untuk mereka.

Lagi-lagi Ma'am menyeretku untuk memgikutinya dan akhirnya langkah kami terhenti di depan papan pengumuman tidak jauh dari meja security.

"Eh, Mas Fajar. Kalo yang pertama memang gitu kok Mas. Agak malu-malu galak sedikit lama-lama juga biasa," ujar Pak engineering padaku. Apalagi maksud Bapak-bapak satu itu?

"Ini Jay!" ujar Ma'am sambil menunjuk ke papan pengumuman membuatku mebgikuti arah yang Ma'am maksud.

Otomatis mataku membelalak melihat serangkaian tulisan pada papan pengumuman itu.

'Generasi muda adalah generasi penerus masa depan. Tapi masa depan akan rusak jika ada Fajar penghuni unit 725 di dalamnya.
#saynotofajar #rianquotestoday #savemyvirgin'











WADEFAK!



Ini cuma salah paham loh!

***

The Boy Next Door | FajRi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang