Beberapa waktu yang lalu..."Kok unitnya di jual murah kenapa Cik?" Aku bertanya pada wanita dengan tubuh berisi yang menemaniku berkeliling melihat unit yang ditawarkan padaku.
"Ah ini, soalnya saya mau pindah ke Holland, Dek."
"Eung. Itu merk roti ya?" jawaban Ibu Ibu ini langsung menyita perhatianku.
"Eh. England, eh Netherland, eh apa ya? Pokoknya ke luar negri dek," ujarnya lalu nyengir.
Aku mengangguk meskipun sebenarnya masih sangsi.
"Cik itu apa? Kemenyan?!" aku menunjuk beberapa tusuk benda seperti lidi menancap di kendi kecil terletak di sudut kamar mandi.
"Waw! Itu kembang api dek!" jawabnya dengan mata membelalak terkejut.
"He?"
Wanita itu berjalan tergesa memasuki toilet dan mengambil barang-barang asing disana yang kemudian di masukkan ke dalam kantong plastik.
"Pokoknya Dek Rian tenang saja. Unit ini aman. Nggak ada hantu disini."
Aku memerhatikan sekeliling untuk sekali lagi. "Saya nggak masalah kalo sama hantu Cik, saya nggak takut."
"Ew. Nggak takut hantu?! Kalo gitu harga apartemen ini nggak jadi promo, harga tetap tanpa potongan. Okay Dek?!"
"Tapi yang jadi masalah kalo saya punya tetangga rusuh. Saya nggak mau Cik." Wanita di depanku seketika menjadi diam.
"Mas Mas yang di unit sebelah masih?" Wanita itu bertanya pada security yang mendampingi kami. Wanita itu sudah memelankan suaranya namun masih bisa terdengar olehku.
"Mas Fajar ya?" Pak Security mengkonfirmasi. "Masih Cik. Malah saya denger Micky sama Minnie udah beranak." Mungkin mereka membicarakan hewan peliharaan seseorang bernama Fajar itu.
Aku melihat ekspresi wanita itu shock lalu memaksa kembali memberikan senyum untuk ku.
"Nggak ada tetangga rusuh Dek.Hngg, semua orang disini sibuk. Mereka nggak akan punya waktu untuk berbuat rusuh," ujarnya lalu menyengir.
Euh, masih tidak meyakinkan. Tapi, mendapatkan harga unit apartemen semurah ini kapan lagi?
"Oke Cik deal."
"DEAL?!" Tanyanya penuh antusias dengan raut gembira.
Aku mengulurkan tangan untuk mengajaknya berjabat tangan. "Deal Cik."
"Okay Deal!" jawabnya penuh semangat. "Ayo kita bicarakan serah terima unitnya di coffeeshoop lobby Dek." Aku mengangguk setuju.
.
.
BRAKK
Suara itu membuatku bergegas menuju ke sumber suara yang berasal dari balkon kamarku. Siapa itu? Berani-beraninya maling beroprasi sepagi ini?!
Aku berjalan mengendap ke arah laki-laki yang tersungkur di lantai balkon itu. Ah benar-benar pencuri sialan!
Aku berjalan pergi unuk mencari pentungan atau raket nyamuk atau apapun untuk menyerangnya. Namun anehnya saat aku kembali pintu belakang unitku tertutup. Dengan segera aku menarik pintu sebelum pencuri itu melenggang pergi.
Aku menarik pintunya kuat-kuat dan sepertinya si pencuripun juga demikian. Yang kami lakukan saling tarik menarik pintu. Sampai pada akhirnya aku yang memenangkannya.
Laki-laki yang tadi sempat jatuh itu saat ini berada di dalam unitku lalu melihat padaku dengan terkejut seperti melihat hantu.
"Apa kamu gila berani mencuri pagi-pagi?!" Saat aku berbicara padanya dia malah melihat pada kaki ku.
![](https://img.wattpad.com/cover/181385899-288-k506733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Next Door | FajRi ✔
FanficKetika orang asing tinggal di samping rumahmu Ketika orang asing memasuki harimu. Ketika orang asing menjadi bagian dari harimu. Ketika orang asing itu menjengkelkan karena sangat berbeda denganmu Ketika orang asing diam-diam peduli padamu Dan ketik...