I Made itu nama ya guys!! Bukan ay med *ngucapin pake bahasa inggris. Cielaah. Jangan kira itu I Made nya bahasa inggris..... Itu tuh kaya ciri khas gitu, kalo orang bali anaknya cowo trus pertama jadi ada I I nya gituuu.... Haha bacot amat akooh, maaf ya:)
+×+
"Akhh Akhhh Jane!"
"Diem lo!!" Jane ngotot, tangannya mencengkram lebih kuat.
"Sakit woy! Pelanggaran!! Kuping orang ganteng tersakiti- ahkk ampun!!" Praya mengerang sakit, sejak tadi telinganya terus di tarik oleh Jane tanpa belas kasihan. Praya sudah mohon-mohon untuk di lepaskan tapi Jane tidak mengindahkan ucapannya berakhirlah dia di permalukan Jane di tengah lapangan. Cewek dengan tampang sangar itu menarik dirinya dari ruang kelas sampai kelapangan dengan alasan kesal. Iya Jane kesal karena Beauty water nya di buang Praya. Jika saja cowok itu tidak usil, maka sudah di pastikan Jane akan mendapat upah hari ini. Iya! Air yang di minum Praya itu adalah pesanan kaka kelasnya dan Jane sudah berjanji akan memberikannya hari ini tapi melihat botol itu renyap dari tasnya dan berakhir di tong sampah jadi lah ia murah seperti sekarang.
"Lo tuh kurang ajar!!! Lancang banget sih ngacak ngacak tas orang!!" Bentak Jane. "Asal lo tau ya! Kalo bukan karena lo! Gua udah dapet duit sekarang!! Bukannya dapet duit gua malah rugi banyak!! YANG LO BUANG ITU MAHAL!!!" setiap yang di ucapan cewek itu terselip tanda seru di sepatah kata membuat Praya pusing mendengarnya.
Mau di salahkan apapun juga jawabannya tetap sama, Praya tidak tau!! Iya dia tidak tau kalau air itu jualannya Jane, ia juga tidak tau kalau itu mahal dan berharga bagi Jane. karena di sini akar permasalahan nya itu otak Praya yang bodoh!!.
"Gua gak tau Jane...maaf" kata Praya lembut, sebenarnya ia tidak sungguh sungguh ia hanya ingin masalah ini cepat selesai saja agar dia cepat menyusul Jaffan ke markas nya.
Jane geram dan reflek memukul Praya "ngeselin!!!!" kata dia. Jane meninggalkan Praya dengan perasaan dongkol, ia menghentak-hentakan kakinya dan itu terlihat lucu di mata Praya. Dasar cewek!!.
Praya yang tidak berdosa kembali melangkah, niatnya akan menyusul Jaffan kemudian pulang untuk tidur.
======×======
"Jaffan!!!"
Melihat orang yang dia panggil tidak menyaut, Praya kembali mendekat dan menepuk punggung Jaffan yang tengah tengkurap.
"Lu kenapa? Sekarat?"
"Gak!" Jaffan menjawab, walau ogah ogahan ia tetap meladeni sahabatnya itu.
Praya yang merasa janggal mulai khawatir dengan sahabat nya ini, biasanya Jaffan itu lebih hiper-aktif bobroknya melebihi dia jadi melihat Jaffan yang seperti ini entah mengapa hati Praya terenyuh. Alay!!.
"Fan. Lu kenapa? Cerita sini sama abang"
Bugh!!!
"Anjir!!" Praya mengaduh kesakitan, pasalnya Jaffan menendang perutnya dengan keji. "Lu kenapa sih?! Sakit njing perut gua"
"Lu bikin jijik" kata Jaffan enteng.
Praya sewot, ia mencak-mencak tidak jelas ke pada Jaffan yang notabennya bukan pendengar yang baik, Jaffan hanya diam sambil menutup mata. Jika Praya sudah seperti ini ia lebih memilih tidur saja karena cowok itu bermulut cewek dan sangat susah di suruh diam.
Di selah bacotan Praya, Jaffan bertanya. "Lu pasti biang usil yang buang dagangannya Jane kan?"
"Hah?" Praya terkejut bukan main. Bagaimana Jaffan tau? Apa sekencang itu suara tangisan Jane sampe mampu menembus pendengaran Jaffan? Wahhh Praya bertepuk kagum. "Lu ko bisa tau? Nguping dari mana lu" tanya dia penasaran.
"Jawab aja elah. Gak usah cincong mulu" Jaffan mulai dongkol. "Iya atau gak?"
"Hehe. Iya coy gua iseng minum aernya terus gua buang"
"GOBLOK!!"
"Santuy dong" Praya tidak terima, ia tau kalau dia goblok tapi harus kah Jaffan memperjelas?. "gua kan gak tau"
"Lu harus ganti Pray! Kasian dia"
"Ogah ah. Malesin" tolak Praya mentah mentah.
Jaffan geram dan reflek menendang tulang kering Praya hingga membuat cowok itu mengaduh kesakitan.
"Jahat banget lu fan, gua di aniaya mulu!" sewot Praya.
"Makanya lu jentel dikit! Gantiin barang yang lu buang itu"
"Iya iya iya. Gua ganti nanti" kata Praya setengah tidak rela, ia masih dongkol dengan Jaffan.
"Lu gak tau Pray cara ngehasilin duit" Jaffan duduk bersilat di samping Praya, cowok itu memandang langit dengan sorot mata sedih, Jane dan dirinya punya satu kesamaan yang membuat dirinya merasa ibah dengan gadis itu. "Dia susah susah buka usaha buat nyari duit dan lu malah seenak jidat ngebuang itu. Lu sama dia itu beda Pray, dia itu bukan anak orang mampu kaya lu"
Mendengar itu Praya jadi tidak enak hati, ia tau tanpa di sadari nya Jaffan juga ikut terluka, ia merasa bersalah. "Lu jangan sedih gini Fan, gua kan baper"
Jaffan menggeram, ia hampir saja memukul wajah Praya jika saja tidak di tahannya. Mendadak Jaffan menyesal berteman dengan Praya. "Makanya lu gantiin" cowok itu bangkit sambil mententeng tasnya. "Gua mau balik! Awas lu kalo gak tanggung jawab!" katanya sebelum berlalu meninggalkan Praya.
Praya terdiam sambil memikirkan ucapan Jaffan. Apa dia sejahat itu? Kenapa ucapan Jaffan membuat dirinya terlihat seperti badjingan? Kenapa Praya menjadi kesal dengan Jaffan?. Ya sudah lah, Praya lelah.
Praya merebahkan tubuhnya, ia memejamkan mata. Biarlah masalah itu ia urus nanti, sekarang adalah memikirkan cara agar Jane tidak membencinya, untuk urusan tanggung jawab pasti Praya turuti asal tubuhnya tidak di jadikan samsak saja oleh Jane.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tbc
Tadinya mau ada singkatan gituuu tapi kayanya takut pembaca binggung.
Cerita ini di tulis dua orang dan dua duanya sinting gak ketulungan hehe jadiii maaf yaa kalo banyak kesalahaaaan......
Cerita ini di buat cukup laamaaaaaaaaa karena emang dasar penulisnya mageran. Beberapa kali di unpublis hehe.... Maaf yaaaa kawan...