"Fan. Anak baru noh!" Kata Praya, cowok itu menyenggol punggung Jaffan dan mengarahkan Jaffan pada sosok gadis yang baru saja melintas. Jaffan hanya diam, ia tidak terlalu merespon lagi pula apa urusannya."Gila ya padahal udah mau naik kelas tapi masih ada aja anak baru" Jeno berucap. Ia tengah sibuk menyedot es tehnya.
"Iya ya! Kira kira menurut lo kenapa cewek itu bisa pindah?" tanya Praya penasaran.
Jeno yang memang tukang gosip mulai tertarik dengan pembicaraan ini. Jeno segerah mendorong gelasnya menjauh, ia mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dan fokus menatap Praya. Alisnya terangkat. "Gua kira sih kayanya dia di keluarin. Tapi...." jeda Jeno membuat Praya bertambah penasaran "cewek baru itu pinter nya luar biasa cuy" pujinya.
Praya tercengang "masa? Iya juga sih dia emang keliatan kaya orang beradab"
Ucapan ngaur Praya membuat pria di sampingnya mulai terusik, Jaffan dengan sengaja menginjak kaki Praya. "Emang lu pikir kita kita muka muka gak beradab?" katanya dengan wajah tidak santai.
Praya sempat kesal, namun akhirnya ia menjawab "gua sih beradab ya gak tau deh sama lo, tampang kemunafikan hahaha" cowok itu tertawa tidak jelas dan itu terlihat menyedihkan di mata kedua temannya.
"Jaffan lebih keliatan mirip orang beradab dari pada lo!" bela Jeno. Cowok itu lebih memihak pada Jaffan, namun tetap saja, baginya tidak ada yang normal selain dirinya. Haha.
Praya sewot, ia menatap Jeno kesal. Cowok itu tidak banyak mengumpat, ia malah memilih diam dengan pop mienya. Hingga keduanya mendengar Jaffan berpamitan, cowok itu sudah tidak betah dengan keramaian kantin.
Mereka membiarkan saja Jaffan pergi, keduanya tidak memusingkan itu dan memilih tetap menetap di kantin untuk menghabiskan makanannya.
Setelah bell berbunyi, Praya dan Jeno tidak langsung kembali ke kelas, mereka memutuskan untuk bergabung dengan Jaffan di markas, namun ketika mereka sampai di sana, mereka tidak menemukan keberadaan Jaffan.
"Lah Jaffan kemana dah?" Praya penasaran.
"Gak tau. Balik deh kayanya"
Dengan alis terangkat, Praya menoleh pada Jeno. "Gak mungkin coy" katanya sambil mengibas ngibas tangannya. Praya tau Jaffan itu tidak suka di rumah buktinya saja Jaffan selalu greget untuk berangkat sepagi mungkin agar cepat meninggalkan rumah, jadi tidak mungkin kalau anak itu sekarang pulang kerumahnya karna bagi Jaffan markas itu lebih nyaman ketimbang rumah berlantai duanya.
Setelah memastikan Jaffan benar-benar tidak ada di sana, Praya dan Jeno memutuskan untuk kembali ke kelas.
Di ambang pintu Jeno hampir saja memekik keras bahkan kedua cowok itu terlihat bodoh dengan mulut menganga lantaran saking terkejutnya.
Di sana ada Jaffan.
Jaffan berada di kelas! Dan cowok itu tertidur di tempatnya, well Praya tidak terlalu terkejut dengan itu, apa lagi yang bisa Jaffan lakukan selain tidur?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skincare
Teen Fiction"Jane, cara biar muka gua glowing.. shining.. Simmering.... Splendid.., gimana?" "HAH?" "Budek ya jen?" Alis Jane mengerut bingung, ia sedikit sebal dengan ucapan Praya. "Gak usah kinclongin muka, kinclongin dulu ahlak lu" ... "Jane, kalo gua bo...