Malam ini Praya memutuskan ikut gabung dengan tongkrongan Felix—anak IPS Empat. Biasanya kalau hari minggu Praya bakal nongkrong di Campa bersama Jaffan dan Jeno sambil menikmati indahnya malam dengan segelas kopi kapal api dan korengan. Tidak seperti biasanya, Praya tidak menolak ketika Bahri salah satu kawannya menyuapkan korengan yang sudah berlumur sambal me mulutnya, ia tidak menolak dan malah menikmatinya.
"Eh Pray! Tumben amat main ke sini? Biasanya ke Campa bareng Jaffan.." suara Felix mengusiknya.
Praya adalah panggilan akrab ketika dirinya sedang nongkrong, panggilan itu hanya sobat-sobatnya saja yang menggunakan, lantaran nama depannya yaitu I Made terlalu belibet untuk di akrabkan dengan lidah lidah jawa ndeso seperti Felix dan kawan-kawan. I Made hanya di gunakan oleh mama dan anak sekolah yang tidak akrab dengannya, selain itu cowok itu lebih senang dengan panggilan Praya.
"Pengen aja!" kata Praya singkat.
"Tumbenan lu... Ada masalah sama mereka?
"Ya kaga lah njing!"
"Ya terus kenapa?" Felix belum menyerah.
"Itu.... Emak gua kaga bolehin" jujur Praya.
Felix dan kawan-kawan yang mendengarnya sontak ketawa ngakak.
"Anak emak rupanya..hahaha....haha.." Ejek Ipul yang entah dari mana nongol.
"Takut dia sama emak. Hehe" timpal Bahri.
"Emang lu semua lahir dari mana? Batu?!!" Praya mendadak tidak terima.
"Wettts santai pak boss! Bercanda doang" Felix menarik lengan Praya untuk mundur, Praya yang sudah tenang di atas karpet harus bergeser sedikit karna ulah Felix.
Ia menoleh dan nyengir tidak jelas.
"Bercanda kok gua"
"Kirain pundungan kaya perawan" Bahri menggeplak kepala Praya "udah deg degan njink!! Gue"
Praya malah ketawa garing.
"Lu di marahin emak gegara tongkrongan nya Jaffan agak brutal ye?" tiba-tiba Ipul berucap, semua menatap nya tampa terkecuali Praya.
Ada rasa tidak enak hati. Praya mengangguk.
Felix manggut-manggut paham, jari telunjuknya bergerak di sekitar dagunya. "Wajar sihh..." masih terus menggaruk dagunya. "Anak bayi mana boleh main sama anak puber, nanti nangis kalo lu sama Jaffan!! Jaffan mana bisa nenenin lu"
"Kurang ajar!!!" Praya menggeplak paha Felix dengan sandal Ipul yang lumayan kekar.
Mereka tertawa terbahak-bahak melihat Felix kesakitan. Hingga silawan dari lampu motor membuat ketiganya menoleh dengan komuk yang gak banget.
Sayup-sayup mereka menyadari.
Ada Jaffan yang tengah duduk di atas motornya yang terus berderum keras, dan sorot mata yang lumayan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skincare
أدب المراهقين"Jane, cara biar muka gua glowing.. shining.. Simmering.... Splendid.., gimana?" "HAH?" "Budek ya jen?" Alis Jane mengerut bingung, ia sedikit sebal dengan ucapan Praya. "Gak usah kinclongin muka, kinclongin dulu ahlak lu" ... "Jane, kalo gua bo...