Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah meja paling pojok di area kantin sekolah sudah di isi oleh ketiga gadis yang tengah sibuk dengan makanannya masing masing. Ada Jane, Sifa, dan Safa. Suasana di antara mereka sedikit canggung lantaran kedatangan anggota baru. Safa yang notabennya anak baru jadi malu-malu untuk memulai pembicaraan, begitupun dengan Jane dan Sifa yang tidak tau ingin membahas topik apa.
Safa mengecap kuah baksonya dengan nikmat sampai menimbulkan bunyi yang mirip dengan iklan iklan mie instan yang nampak nikmat topingnya dari pada mienya.
Sontak Jane yang duduk di sebelahnya menoleh dengan alis terangkat bingung.
"Kuat bener nyesapnya" kata jane.
Mendadak canggung. Safa yang merasa malu memilih tersenyum senyum saja. "Maaf yaa...."
"Lu gitu aja cakep saf! Lah gua kalo kaya gitu mirip engkong di angkringan.."
"Ihhh Sifa jangan gitu.." merasa tidak enak hati lantaran temannya berkata seperti itu, Safa mendadak muram.
Melihat itu Sifa tersenyum. "Santai aja dong! Gila gua ngerasa berdosa banget liat lu cemberut gitu"
Jane tidak terlalu banyak komentar.
"Oh iya Jen!! Tadi malam mbak Ayu ngeDM gua di IG, dia nannyain tonernya" tiba-tiba Sifa berucap "lu bawakan pesenan nya?" tanyanya dengan hatihati.
Jane diam dengan wajah muram dan sedikit terlihat kesal di sana.
"Kenapa lo gak bilang pas subuh? Kalo tau gua bawa deh barangnya. "
Sifa berdeham dengan sengaja. "Hmm.... Maaf...gua kehabisan kuota gara gara ngepoin raditya dika..." suaranya melemah.
"Tapi ya jen!" Sifa mendadak serius "mbak Ayu keliatan marah gitu.....dia sempet nelfon gua gitu kan..gak lama sih tapi suara dia kaya kesel gituuu..."
Jane gugup, takut itu semua di arahkan pada dirinya.
Bagaimanapun Jane tidak bisa seenaknya menyalahkan Sifa, dia juga salah karena ceroboh. Coba saja ketika hari itu ia langsung pergi ke kelas mbak Ayu dan memberikan pesanannya agar tidak berakhir di tong sampah! Ya jika saja pria bernama I Made Abipraya punya etika untuk tidak mengorek-ngorek isi tasnya. Jika saja!!
Semua ini salah Praya.
Mengingat itu sisi kejam Jane muncul, ia mendadak mengingat kebencian nya pada Praya, dan ingatan tingkah laku konyol Praya yang membuatnya darah tinggi perlahan-lahan mencuat dari otak persegi tiganya.
"Dek...!"
Ketiga gadis itu menoleh.
Ada Ayu di sana bersama dua temannya.
Orang yang sejak tadi di bicarakan datang dengan muka yang bete abis.
Di meja itu ketiga gadis itu menegang. Safa yang tidak tau apa-apapun ikut tegang lantaran aura kuat yang di bawa Ayu itu cukup membuat ketiganya pucat.