Seorang gadis berkacamata dengan tas ransel berwarna ungu, berlarian menuju gerbang sekolah yang sebentar lagi akan ditutup. Ocha berdiri didepan gerbang sekolahnya, tetapi sayangnya gerbang sudah ditutup 5 menit yang lalu.
"Gawat gerbang udah ditutup lagi, gimana ya?"gumam Ocha, gadis itu terlambat dikarenakan semalam dia harus belajar sampai larut malam karena besoknya ada ulangan.
"Jangan sampe temen temen ngecap aku anak gak disiplin, jangan sampe deh."
Ocha pun berpikir bagaimana ia akan melewati gerbang itu, terlintas ide untuk memanjat gerbang yang ada didepannya. Sebelum memanjat Ocha mengintip kepost satpam biasanya jika jam segini pak Dadang sedang berjaga disitu tapi mungkin ini adalah hari keberuntungannya, nyatanya tempat itu kosong tidak ada satu pun orang kecuali dirinya.
Dengan susah payah Ocha menaiki gerbang itu persetan dengan imej gadis kalem, yang penting bagi gadis itu dia tidak telat hari ini, ketika Ocha masih bersusah payah menaiki gerbang tiba tiba dari arah belakang seorang pria dengan penampilan seperti preman ikut menaiki gerbang itu dengan mudah, belum ada lima menit cowok itu langsung berada diatas Ocha dengan seringai, seperti sedang mengejek Ocha yang masih berada dibawahnya.
Ocha yang melihat cowok itu pun berdecak kagum bagaimana bisa cowok itu menaiki gerbang tinggi ini dengan mudah, Ocha saja baru setengah jalan, cowok itu malah sudah sampai dibagian paling atas gerbang. Seolah dibutakan oleh perasaan kagumnya, gadis itu tidak sadar jika cowok didepannya menatap Ocha dengan senyum mengejeknya.
"Hebat dia terbang ngelewatin tembok ini!?"
"Apa liat liat!?"
Ketika Ocha masih sibuk dengan perasaan kagum nya tiba tiba cowok itu mengeluarkan suara sedikit membentak ke gadis yang masih setia berada dibawahnya."Eng...enggak...kamu hebat sih.." ucap ocha dengan gugup.
"Kalau nggak yakin bisa turun mendingan nggak usah naik." Setelah mengatakan itu, dia pun menjatuhkan tubuh nya kebawah tanah dengan mudah, karena dengan tubuh tinggi nya dan otot yang ada dilengannya, gerbang yang bagi Ocha itu tinggi menurut dia itu kecil tidak butuh waktu lama untuk ia melewati gerbang itu dengan mudah.
Sementara itu Ocha yang mendengar perkataan mengejek dari cowok itu pun, mendengus kesal kata siapa Ocha tidak bisa naik keatas lihat gadis itu saja sudah setengah jalan dengan susah payahnya akhirnya Ocha berada dibagian paling atas dan cowok itu masih menatap Ocha dengan mata bak elannya itu dari bawah.
"Aku bisa turun kok!!"
Teriak Ocha pada cowok yang penampilannya seperti preman pasar yang biasa didatangi Ocha dan bundanya setiap minggu. Ocha pun bersiap untuk turun kebawah tapi ia sedikit ragu karena ketika ia melihat kebawah kepala nya sedikit pusing karena gadis itu aslinya memiliki phobia ketinggian.
Tapi kalo ia tidak segera turun Ocha takut jika warga sekolah akan melihatnya seperti ini, tidak bisa imejnya tidak boleh hancur apa kata orang nanti bisa bisa Ocha dibuly habis habisan, apa lagi jika guru guru melihat dan melaporkan nya pada ibunda tersayangnya bisa abis Ocha diamuk bundanya itu. Mana cowok dibawahnya tidak ada niatan membantu Ocha, malah hanya memandang Ocha dengan wajah seperti ingin mengejeknya.
Dengan tarikan nafas yang dalam akhirnya ia bersiap siap untuk lompat kebawah, tapi naas perkiraan Ocha ia akan jatuh disebelah cowok itu , tapi takdir berkata lain Ocha malah jatuh tepat diatas tubuh cowok berandal yang tadi sempat mengejeknya.
GUBRAAAAAAK
"Shit fuck what are you doing..!"
"AKHHHHH.....lah kok gak sakit ya, ini beneran tanah kan ya kok gak kasar si malah empuk.."belum sempat Ocha membuka matanya, Ocha malah merasakan sakit dibagian keningnya karena seseorang sepertinya memukul kening Ocha dengan keras.
"Enak ya lu jadiin badan gw kasur bagun lu culun berat anjir badan lu!!"
"Eh ya ampun maaf maaf kak sumpah salah target tadinya mau target kesitu kok malah kebadan kakak sih aduh maaf yah."
Ocha pun buru turun dari tubuh yang tadi ia kira kasur itu, setelah itu Ocha membersihkan rok dan membenarkan letak kacamatanya, cowok disebelah Ocha juga dengan cepat berdiri membersihkan celana dan bajunya, setelah membersihkan pakaiannya ia menatap gadis disebelahnya dengan tatapan marah ingin sekali menyekik gadis culun itu. Tapi ketika sadar bahwa jam sudah menunjukan bahwa ia harus cepat masuk kesekolah kalo tidak ingin terkena hukuman.
Cowok itu pun berbalik tapi sebelum dia melangkah, dia berbalik dan menatap gadis itu dengan senyum usilnya. "Celana dalam lu emang harus gambar berbie gitu ya? Kek bocah banget si lu dasar culun." Setelah mengatakan itu ia pun lari secepatnya meninggalkan Ocha menatapnya sengit siap ingin memukul cowok didepannya tetapi sebelum Ocha berniat memukulnya, cowok itu sudah lari kencang sekali, Ocha pun hanya bisa teriak teriak tidak jelas.
"Hah!? Woy jangan lari kurang ajar banget sumpah ih nyebelin, padahal ini bukan celana dalem ini celana pendek bukan cancut, eh tapi pakenya didalem rok, tapi kan ini bukan kaya cancut ukurannya aja setengah paha, ah tau ahh rese banget si tu cowok lagian kenapa kalo gambarnya berbie orang bagus juga." Ocha pun mendengus sebal mengentakan kakinya ketanah dengan wajah sebalnya, Ocha tersadar bahwa ada yang lebih peenting dari rasa marahnya yaitu kelasnya, Ocha pun menepuk jidat nya, dengan cepat Ocha berlari menuju kelasnya ia berdoa semoga guru belom masuk bisa tamat riwayatnya.
Sementar itu Cowok dengan penampilan bak berandal akhirnya sampai kedalam kelasnya dengan nafas terengah engah karena berlari, ia pun menghembuskan nafas lega ketika melihat kelasnya belum ada guru yang datang, ia pun duduk dan menaruh tas hitamnya
sembarangan."Widih lek tumben bet lu datengnya mepet azan maghrib gini, kagak sekalian lu berangkatnya nanti ae nunggu zuhur." Teman sebangkunya itu menatap cowok disebelahnya yang bukan lain adalah Alexander Georgio Pratmoyo, Alex yang mendengar itu pun melihat kesamping dan tidak lama ia membuang muka, rasanya ia ingin sekali menonjok wajah teman disebelahnya itu karena membuat moodnya kembali rusak, tapi walaupun Alex berpikir seperti itu, dia tidak akan benar benar melakukannya.
"Bacot lu nyet diem masih pagi nyerocos terus kek janda, untung untung gue kagak bolos jir, dan satu lagi jangan panggil lek lek kelek nama bagus bagus Alex juga mau gw tonjok lu."
"Widih sabar bos masih pagi harus banyak bersabar marah marah aja kek ibu kos kos an, lek itu bagus alex lu aja manggil gue nyet emang gw monyet emang ya akhlak lu bener bener dah."
Alex pun hanya diam sambil memainkan handphonenya menunggu guru datang, ia sangat malas menanggapi teman nya yang kurang setengah. Alex berpikir bahwa yang waras harus mengalah biarlah temannya itu si Danu nyerocos tidak jelas.
================================
Gaessss yang dimaksud Alex si kelex itu bukan cd ya gess tapi kek celana dalam gitu eh apasi bilang nya gitu lah ya nih kek gini
Nah gitu ges gambar berbie unyu unyu, biar menyala celana ku ijo ijo😭😭👍
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER MY FIRST LOVE
Storie d'amoreOcha murid teladan disekolah nya, suatu hari dia dapat tugas untuk jadi guru privat seorang murid berandal yang lebih tua darinya _____________________________________ Cerita ini terinspirasi dari komik Delicious Study karya nya Yuu Watase💙 SELAMAT...