2 | Just

163 28 5
                                    

But I still can't tell, everything's stopped.
.
.

"Im Seoyoo-ssi, gwaenchanayo?" suara Taehyung menyadarkanku.

Aku yang semula diam, terpaku dengan membelalakkan mata menatap layar ponselku, kini beralih menatap Taehyung. "Ne, gwaenchanayo." jawabku dengan senyum tipis.

Sejujurnya aku tidak baik-baik saja. Pesan masuk dari Hwamin tadi membuatku gelisah dalam hati, namun tidak ku tampakkan kegelisahanku di depan Taehyung.

Hwamin : Seoyoo-ya, apa kau sudah tahu tentang artikel ini?

begitu membaca pesan Hwamin yang berisi sebuah link itu, aku menekan link tersebut tanpa pikir.

Sebuah link yang mengarahkanku ke sebuah artikel berita yang ternyata isinya tentang rumor Jonghoon.

Rumor Jonghoon dengan seorang aktris Jepang.

Baru membaca judulnya saja seketika rasanya tubuhku melemas. Ingin sekali aku mencari kejelasan tentang rumor itu.

Mengingat sikap Jonghoon yang semakin hari kurasa semakin berubah. Tapi disisi lain aku juga tidak begitu yakin jika ia benar-benar tega melakukan itu padaku.

Taehyung mengangguk-angguk, lalu berkata, "Tapi kulihat kau begitu terkejut." ia menatapku penuh tanya.

Aku berusaha bersikap biasa saja seakan tidak ada apa-apa yang membuatku tampak gelisah dan terkejut.

"Aniyo, bukan apa-apa. Aku hanya sedikit terkejut melihat notifikasi dari sebuah aplikasi berita yang memunculkan berita kepopuleran BTS yang semakin naik. Ya, begitu." ujarku yang entah sejak kapan aku jadi pandai berbohong seperti ini.

Taehyung mengangguk-angguk walau ia terlihat tidak begitu yakin dengan jawabanku.

Kedua alisnya terangkat dan kedua sudut bibirnya tertarik membentuk garis datar. Pandangannya beralih ke bawah.

Ia menghela napas, "Geurae, semua media tidak berhenti membahas kami. Jujur, sebenarnya aku cukup khawatir dengan segala pencapaian ini yang membuat kami semakin populer dari waktu ke waktu." kini Taehyung nampak begitu serius. Padahal beberapa menit yang lalu ia begitu menggemaskan.

Aku jadi terbawa serius mendengarkan setiap lontaran kata yang ia ucapkan dengam seksama. Aku senang bisa mendengar apa yang ingin ia katakan tentang perasaannya yang mungkin belum diketahui para penggemarnya termasuk aku.

"Waeyo? Kau takut kepopuleran ini hanya sementara?" tebakku berusaha menerka maksud kekhawatirannya. (kenapa?)

"Tidak. Bukan itu yang aku takutkan. Aku takut jika suatu saat nanti ARMY yang selama ini menemani perjalanan kami sejauh ini akan pergi meninggalkan kami perlahan. Aku sungguh takut berada ditengah kepopuleran ini."

Aku memahami bagaimana perasaan Taehyung.

Benar, bagaimana pun tidak ada yang menjamin semua yang kita punya selama ini akan terus kita miliki di masa depan. Kemungkinan akan kehilangan jelas ada.

Kupikir selama ini mereka begitu bahagia dan tidak mengkhawatirkan apapun. Ternyata tidak seperti itu.

Taehyung yang kutahu ia adalah sosok yang ceria, yang tidak sama sekali terlihat seperti orang yang memikirkan segala sesuatu ternyata pemikir juga.

Aku jadi teringat kata Jungkook saat ditanya pendapatnya tentang sosok Taehyung di sebuah tayangan yang pernah kutonton di beranda twitter-ku. Ia bilang bahwa Taehyung sebenarnya sosok hyung yang memikirkan segala sesuatu dari A sampai Z. Ia benar-benar memikirkan segala sesuatu dan kini kurasa itu benar.

It Called FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang