««[..huhu maaf lama banget baru update, silakan baca ulang chapter sebelumnya barangkali udah lupa sama jalan ceritanya. okay, happy reading..]»»
Seketika aku terperanjat begitu menyadari sosok yang berjongkok di depanku ini, "Taehyung-ah?"
Lelaki ini begitu saja ada dihadapanku.
Dia mengenakan topi hitam juga masker hitam yang menutup sebagian wajahnya, menampilkan sorot matanya yang tajam seakan mencari sesuatu dibalik sisa genangan air di pelupuk mataku.
Walau dengan penampilan seperti ini aku dapat mengenali bahwa itu Taehyung. Aku sangat hafal dengan tatapan dan bentuk matanya.
Dia menurunkan masker yang menutup sebagian wajahnya itu ke dagu seiring tatapanku yang mengernyit heran.
"Kenapa kau di sini? bagaimana jika ada yang mengenalimu?" wajahku menampilkan ekspresi tidak suka sekaligus khawatir.
Taehyung membasahi bibirnya yang kering, semakin malam suhu di luar semakin rendah, "Kau pikir aku bisa tenang?! meninggalkan perempuan seorang diri malam-malam begini terlebih saat musim dingin tanpa ia punya alasan jelas mengapa di sini?! lihatlah dirimu! begitu menyedihkan. Suhu di sini semakin dingin, apa kau berniat mati?" ujarnya tanpa spasi dan begitu penuh penekanan.
Perkataannya sedikit menyakitiku walau aku tahu itu karena ia khawatir.
Taehyung yang biasanya terlihat menggemaskan bagiku sekarang berubah menjadi begitu serius dan jujur kalau melihat raut mukanya seperti ini aku sedikit takut.
Tidak pernah terbayangkan aku benar-benar melihatnya nampak emosi seperti ini padaku.
Lagipula memangnya kenapa kalau memang aku mati sekarang di sini? tidak ada yang menarik dalam hidupku.
Semakin tidak menarik lagi saat satu-satunya alasanku bersemangat meneruskan hidup menghilang begitu saja. Jadi, apa sekarang aku benar-benar terlihat menyedihkan?
tubuhku mulai lemas, suaraku juga melemah. Aku terlalu lelah setelah menangis, "Pulanglah, Tae. Sebelum ada yang mengenalimu di sini." usirku secara halus.
Aku mendengar helaan napas Taehyung berhembus kasar, "Ayo kita pulang. Kau tidak akan di sini sampai pagi, kan?!" tangannya mencengkeram kedua lenganku untuk membawaku ikut berdiri dengannya.
mungkin jika aku dalam mode normal, jiwa fangirl-ku akan menjerit bahagia dengan perlakuannya ini. Mungkin aku akan merasa tidak begitu sedih karena ternyata masih ada yang mempedulikanku disaat suasana hatiku sedang buruk.
Tapi, sekarang rasanya aku mati rasa. Aku tidak bisa menyadari kenyataan apa yang sedang ku alami.
Aku terlalu shock. Hari ini seperti kehidupan sedang bermain-main denganku.
Jadi, ku putuskan untuk menuruti ajakan Taehyung untuk pulang.
Sebenarnya aku juga tidak tahan dengan suhu di sini. Aku tidak tahan dengan cuaca dingin ataupun berangin.
Bahkan aku pernah pingsan di terminal bus hanya karena tubuhku tidak mau bersahabat dengan cuaca dingin dan berangin saat itu.
Tapi apa boleh buat, Sungai Han satu-satunya tempat kesukaanku dalam suasana apapun. Rasanya begitu tenang menikmati suasananya.
Aku butuh tempat untuk healing setelah kejadian pahit hari ini.
"Apa yang membuatmu seperti ini?" Taehyung membuka pembicaraan saat kami baru saja berada dalam mobil.
Aku bungkam sembari memasang sabuk pengamanku. Haruskah aku menceritakan semuanya pada Taehyung?
"Tidak apa-apa. Hanya mood-ku sedang buruk. Kau pernah kan merasa ingin menangis tapi tidak tahu penyebab tepatnya? kupikir itu yang ku rasakan hari ini." jawabku melirik ke arahnya. Aku berbohong, sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Called Fate
Fanfiction·Mencintaimu adalah tentang kehilangan dan menemukan diriku kembali· _____ #1 taehyungfanfiction (20 April -24 Mei 2019) #1 taehyungff (25 april - 24 mei 2019) #1 koreanfanfiction (25 april 2019) #1 kpopfiction (20-25 April 2019) #3 LDR (27 April 20...