CAHAYA FAJAR
Hari ini pamanku datang ke rumahku. Aku sebenarnya sudah tahu kalau pamanku itu akan datang. Jujur saja, aku berniat untuk mengacuhkannya. Aku menutup pintu dan pergi ke dapur, niatnya supaya tidak mendengar panggilan siapa pun. Tapi, tak sengaja aku dengar suara telpon berdering, sontak aku langsung keluar dan mencari tahu asal suaranya.
Ternyata itu suara telpon dari HP pamanku. Aku terkejut sampai ingin berteriak kaget, syukurlah aku ahli dalam menyembunyikan ekspresi. Jadi, aku hanya tersenyum, menyapa, lantas pergi lagi ke dapur.
Saat sampai ke dapur aku kebingungan harus apa. Tidak mungkin aku diam saja di sini sedangkan pamanku ada di ruang tamu. Aku lantas ingat perkataan ibuku.
"Kalau ada tamu, tanya siapa dan cari siapa, suruh masuk, dan buatin minuman. Kalau datangnya pagi sediakan teh, kalau kopi jarang ada yg suka. Jangan terlalu manis, bawah cangkirnya dilapisin piring kecil, terus pake sendok. Meski nanti orang itu nanti nolak, tetap taroh tehnya di atas meja. Itu cuman alibi biar gak dibilang lancang sama yg punya rumah. Kamu juga pasti bakal begitu kalau ke rumah orang. Asal kamu tau, ini gak diajarin di sekolahan, tapi bakalan kepake sampai kamu tua nanti. Beberapa hal yang sangat penting di dunia ini gak kamu temukan di sekolahan. Melainkan rumah sendiri."Setelah ingat petuah panjang itu tanganku langsung bergerak cepat membuat teh, meski dalam kepalaku masih memutar suara ibuku.
"Piring, cangkir besar, jangan terlalu manis, sendok."
Aku memeriksa semuanya. Setelah sudah aku cepat-cepat membawanya ke ruang tamu.Pamanku melihatku membawa teh dan berkata,
"Eh, gak usah. Tadi udah makan sama minum di pasar sebelum ke sini."
"Gak, papa. Siapa tau mau lagi." kataku sambil tersenyum.Ibuku pernau bilang,
"Tersenyum itu gerbang hubungan. Tersenyum saja, meski kamu gak kenal sama orang itu. Biasanya orang akan menilai kamu dari apa yg mereka lihat pertama kali. Jika kamu mengawali segalanya dengan senyuman, pasti akhirnya juga adalah senyuman. Nadia, ingat! Hal terpenting dari sebuah hubungan itu kesan. Kamu gak bakalan disukai oleh semua guru kamu dari TK sampai SMK kalau bukan karena kesan pertama yang kamu berikan ke mereka itu adalah senyuman dan sopan santun yang baik. Apa pernah sesalah apa pun kamu mereka sampai mengusirmu dari kelas? Tidak, kan? Itu semua karena kesan pertama. Ingat! Kesan pertama!"Untuk sekejab aku mengatakan,
"Aku mendapatkan ibu terkeren di alam semesta. Allah, kau benar-benar keren karena sudah menciptakan makhluk sekeren ini."
Hahaha!! 😅Setelah meletakkan teh itu ke atas meja aku duduk di samping pamanku. Meski awalnya dia bilang tidak mau. Setelah adik sepupuku datang dia meminumnya sampai habis loh. Tuh kan, ibuku benar.
Setelah aku duduk dia mulai berceramah. (Bagian dari dewasa yang paling aku tidak suka) 😔
Dia mulai bercerita tentang anaknya yang sekarang mengambil S3. Anaknya yg lulus berkali-kali di tes apa pun. Hingga anaknya yang bulan April ini akan menerima SK sebagai Dosen di UAIN. Dia bilang dia menceritakan ini untuk memotivasiku. Kami bersepupu dan untuk itu aku harus mencontohnya. Dia juga mengeluarkan hadis-hadis Rasulullah dan firman Allah.
"Nadia, kamu jangan pernah berhenti sekolah. Kalau orang punya uang terus kuliah, itu biasa, aneh kalau malah engga. Tapi kalau orang gak punya uang terus berjuang untuk kuliah, itu luar biasa, payah kalau engga. Kamu tau, paman ini kaya, hampir punya semuanya, tapi paman selalu tanamkan ke kakak (sepupu) kamu kalau itu uang paman, bukan uang dia. Yang kaya itu paman, bukan dia. JANGAN pernah berkata, AYAHKU KAYA JADI AKU BISA HIDUP ENAK, atau KELUARGAKU KAYA JADI NANTI GAK USAH PUSING-PUSING NYARI KERJA. Itu pemikiran YANG SALAH! Ini sekarang hidup kamu! Kamu yang harus memperjuangkannya. Anggap saja ayah dan ibu kamu sudah meninggal, paman udah gak ada, jadi kamu harus berjuang sendiri. Gak mampu itu bukan alasan untuk menyerah, gak mampu itu alasan kenapa kamu harus berubah. Kamu emangnya pengen ayah dan ibu kamu hidup susah? Kamu harus bantu ayah dan ibu kamu biar bisa hidup enak."
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA & ZARA
Kurgu OlmayanSajak Nara dan Persepsi Zara Aku membuat ini untuk menuliskan pandanganku terhadap dunia. Tentang kekesalan, keresahan, dan harapanku padanya. Aku hanya ingin menuliskan apa yang tidak bisa kukatakan. Jadi selamat membaca.... (∩_∩) Isi: Sajak, opini...