Pada tahun 2050, alien datang dari planetnya, Khazama, untuk menciptakan kedamaian di bumi. Dan sekarang, pada tahun 3089, manusia dan alien sudah hidup berdampingan dengan sejahtera di bumi. Meskipun gadis bernama Miyawaki Sakura ini belum bertemu satupun alien, dia berharap suatu hari bisa bertemu dengan mereka
Gadis berambut sebahu ini adalah seorang gadis pemalu yang jarang keluar rumah selain untuk meminjam buku di sebuah perpustakaan publik ketika buku bacaannya habis, yang mana adalah salah satu alasannya berada di luar rumah saat ini
Setelah meminjam buku untuk dibaca dan berjalan keluar dari perpustakaan, gadis itu mendengar suara seseorang di gang sempit di samping perpustakaan.
Penasaran, Sakura berjalan ke gang sempit itu dan menemukan sesosok pria meringkuk di pojokan dengan rambut berwarna hitam yang basah terkena hujan, serta pakaian lusuh yang ujungnya sudah sobek.
"Anu..." Sakura bersuara, membuat pria itu mendongak dan kemudian menyorot Sakura dengan matanya yang berwarna hitam gelap.
Sakura terdiam, untuk sejenak terpesona dengan wajah rupawan pria itu yang bak dipahat oleh dewa yunani; hidung mancung, bibir berwarna merah muda yang terlihat lembut, dan garis rahangnya yang tegas. Namun gadis itu merasa kalau alien tampan di depannya sedang sedih saat ini, terlihat dari air mata berwarna hitam yang mengalir di wajah pria itu (A/N : Salah satu perbedaan antara Alien dan Manusia adalah, air mata Alien berwarna hitam)
Tidak tega, Sakura berjongkok di depan pria itu dan bertanya dengan pelan, "H-hai, apa kau baik-baik saja? Apa kau tersesat atau butuh bantuan?"
Alien itu menjawab dengan bahasa yang tidak dimengerti Sakura. Sakura pernah membaca buku tentang alien, maka dari itu dia langsung tahu kalau pria itu bukan manusia, namun dia tidak pernah belajar bahasa alien sehingga dia tidak mengerti apapun yang dikatakannya
"Maafkan aku, aku tidak mengerti apa yang baru saja kau ucapkan" ucap Sakura menyesal, dan pria itu membalas dengan mata yang berkaca-kaca
Semakin tidak tega, Sakura memutuskan untuk mengulurkan tangannya, "Ayo ikut pulang denganku, sepertinya kau butuh mandi dan makan" ajaknya ketika kembali melihat rambut lepek, kulit putih yang terlihat kotor, dan pakaian lusuh pria itu
Gadis itu tersenyum lembut ketika tangannya digapai, Sakura berdiri lalu membantu pria itu ikut berdiri namun dia berakhir harus mendongak karena ternyata pria itu sangat tinggi, lebih tinggi dari yang dia kira. Sakura mengusap noda di pipi pria itu sebelum menggandengnya pulang
Sakura tinggal serumah dengan temannya berdua saja, mereka hidup terpisah dari orang tua karena kuliah dan menyewa sebuah apartemen berukuran sedang dengan biaya per bulan dibagi dua
Ketika sampai di depan pintu apartemen, pria itu menunduk menatap Sakura, "R-Rumah?" tanya nya pelan sementara gadis yang diajak bicara terkejut karena tidak menyangka dia bisa bahasa manusia
Melihat Sakura terkejut, pria itu memasang ekspresi takut dan mundur, melepaskan tautan tangannya dengan Sakura. Tersadar, Sakura kembali mendekati pria itu, "Tidak apa-apa, tidak apa-apa, maafkan aku kalau membuatmu takut. rumah ini adalah rumah barumu, ayo kita masuk bersama"
Pria itu terlihat ragu dengan uluran tangan Sakura, dia hanya terdiam dan menatap tangan-wajah gadis itu bergantian. "Tidak apa-apa, aku tidak akan menyakitimu." ucap Sakura meyakinkan, cukup lama gadis itu menunggu sampai akhirnya pria itu kembali mengulurkan tangannya dan memegang tangan Sakura, atau lebih tepatnya kali ini dia memeluk lengan gadis itu dengan erat
"Good boy" puji Sakura lalu membuka pintu dan mengajaknya masuk. Pria itu tampak senang dan takjub ketika memasuki apartemen, tersenyum lebar tanpa sadar dan hal itu membuat kekehan kecil keluar dari bibir Sakura, "Kau suka rumah ini?" tanya nya, yang mana membuat pria itu terdiam lalu menatap Sakura dengan sorot lembut seraya mengangguk