Jaehwan berjalan memasuki sebuah ruangan, senyumnya merekah manis begitu melihat gadis berambut panjang itu ketika membuka pintu
"Halo, sayang" Jaehwan meletakkan buket bunga yang dibawanya ke meja, "Aku buat sendiri loh ini buket nya, diajari Minhyun Hyung tadi sebelum kesini" ucapnya bangga, mengambil duduk di samping gadis itu
Jaehwan mengusap rambut gadis manis itu lembut, "Bunga nya cantik, tidak? Yah.. Walau kau selalu yang lebih cantik sih" ucapnya gombal seraya terkekeh pelan, namun senyumnya perlahan menghilang ketika gadis itu tidak meresponnya sama sekali
"Hitomi sayang.. Apa kau tidak lelah tidur seperti ini terus? Oppa sih tidak masalah kalau harus kesini setiap hari, tapi apa kau tidak rindu dengan Oppa? Oppa sangat rindu denganmu tahu" Jaehwan meraih tangan gadis bernama Hitomi itu dan menggenggamnya erat. "Setiap hari terasa menakutkan tanpa suaramu atau pelukan hangatmu" aku pria itu, mencium tangan kurus gadisnya penuh sayang
"Mungkin kau sudah dengar ini berulang kali, tapi kalau saja Oppa tahu semua ini akan terjadi, Oppa pasti melarangmu pergi dengan si bodoh Ahn Yujin itu, tidak peduli kau akan marah atau menangis" Jaehwan mengomel, namun nada suaranya perlahan berubah sendu. "Kalau kau tidak pergi malam itu, pasti kita sekarang sedang berbahagia alih-alih berada di tempat memuakkan ini"
Mata Jaehwan perlahan berkaca-kaca ketika sebuah ingatan menyakitkan terputar kembali, "Kau tahu.. Hati Oppa benar-benar hancur ketika melihatmu penuh darah malam itu" ceritanya, "Oppa bahkan sempat berniat bunuh diri kalau seandainya kau tidak bisa diselamatkan"
Satu tetes air mata membasahi tangan Hitomi yang digenggam Jaehwan, "Ah.. Aku menangis lagi" pria itu mengusap air matanya lalu mengulas senyuman tipis. "Terima kasih sudah selamat malam itu... Oppa akan menunggumu selama apapun jadi gunakan waktumu dengan baik untuk istirahat, oke?"
"Omong-omong Hitomi-ah, Oppa sudah dapat pekerjaan tetap loh... Bahkan Oppa juga sudah membeli apartemen besar dengan segala fasilitas mewah seperti permintaanmu dulu. Oppa sekarang sudah sangat kaya, bahkan sampai bingung mau menghabiskan uang dengan cara apa" cerita Jaehwan dengan nada bangga, "Maka dari itu kau harus segera bangun dan membantu Oppa habiskan uang, oke?"
Tok tok
Jaehwan menoleh, "Siapa ya?" Dia kemudian kembali menatap Hitomi ketika tidak mendapat respon, "Sebentar ya sayang, Oppa buka pintu dulu, siapa tahu doktermu yang datang" pamitnya sebelum berjalan menuju pintu
Tangan Jaehwan meraih kenop, membuka pintu dan ekspresinya seketika berubah kaku ketika melihat orang yang ada di depan pintu. "Mau apa kau kesini?" tanya nya to the point dengan dingin
"O-Oppa, aku-"
"Pergilah" usir Jaehwan langsung, gadis yang ada di depan pintu itu menggeleng walau tampak takut. "Aku tidak akan pergi kali ini, Oppa tidak bisa menghalangiku bertemu Hitomi Unnie lagi" ucap si gadis berambut sebahu
"Hah? Menghalangi kau bilang? Setelah apa yang kau lakukan pada gadisku, kau bilang aku menghalangimu?" Jaehwan tertawa meremehkan, "Hei, Ahn Yujin.. Dulu aku tidak menghalangi mu bertemu dengannya dan kau nyaris membunuh kekasihku!"
"Oppa, aku juga nyaris mati waktu itu!" ucap gadis bernama Ahn Yujin itu tidak terima, namun kemudian suaranya berubah pelan, "Kita sama-sama nyaris mati, Oppa"
"Nyaris mati? Kalau kau juga nyaris mati, kenapa kau bisa berdiri disini sekarang sementara kekasihku harus terbaring menderita disana selama empat tahun?!" seru Jaehwan emosi, dia lalu mendorong lengan Yujin mengusir, "Pergilah.. Jangan buat aku emosi di depan Hitomi"
"Oppa, tunggu-"
"Pergilah!" suara Jaehwan kembali naik, pria itu lalu menatap lelaki di samping Yujin, "Jihoon-ah, bawa pacarmu pergi sekarang juga" suruhnya