"Guanlin-ah, lihat kesini.."
Gadis berambut panjang itu menghela napas untuk ke-sejuta kalinya hari ini, sementara orang yang dia panggil menatapnya dengan sorot tidak menyenangkan
"Kumohon, hm? Aku hanya butuh beberapa foto untuk pameran jurusan" ucap Chaewon memelas, dia menatap beberapa foto blur Guanlin di kamera nya dengan sedih. "Dosenku bisa membunuhku kalau aku tidak ikut pameran lagi kali ini"
"Bukankah kau sudah pernah mengikutkan fotoku di pameran waktu itu? Apa dosen mu tidak marah kalau kau menggunakan fotoku lagi untuk pameran kali ini?" pertanyaan yang diajukan Guanlin membuat si gadis bernama Kim Chaewon kembali menghela napas berat
Iya, Chaewon memang sudah pernah menggunakan foto Guanlin untuk pameran jurusan waktu itu. Tapi bukannya dipuji karena berhasil memotret sang pacar yang terkenal susah difoto, Chaewon justru dimarahi dosen nya karena wajah Guanlin terlihat gelap dan sangat kontras dengan nuansa langit cerah di background nya.
"Aku tidak akan dimarahi kalau wajahmu terlihat jelas" balas Chaewon, dia mengangkat kameranya lagi. "Aku mulai lagi ya? Satu.. Dua.. Tiga"
Ckrek
Ckrek
Chaewon cemberut begitu melihat hasil foto barusan, "Ah, Guanlin-ah.. Kenapa kau bergerak terus? Semua fotonya blur!" dengusnya setengah merengek. "Tidak bisakah kau diam sebentar? Kalau tidak bisa bergaya setidaknya jangan bergerak"
"Kenapa kau jadi mengomeli ku? Aku kan sudah bilang tidak mau tadi, tapi kau terus memaksaku" balas Guanlin, lalu dia melanjutkan. "Aku ini mahasiswa jurusan kimia. Tidak sepertimu, berada di depan kamera seperti ini membuatku tidak nyaman"
"Aku tahu.. " nada suara Chaewon melemah. "Aku tahu, tapi aku tidak punya orang lain selain kau. Tema pameran kali ini adalah orang terkasih selain keluarga, aku sebenarnya berniat memotret Yena atau Yuri karena mereka sahabatku, tapi mereka sedang ke luar kota dan baru kembali minggu depan. Yang tersisa hanya kau.. Pacarku"
"Tapi kalau kau tetap tidak bisa membantuku, ya sudah.. Aku akan membujuk dosenku supaya aku boleh melewatkan pameran lagi" Chaewon menunduk murung, "Terima kasih karena setidaknya sudah berusaha membantuku, Guanlin" gadis itu mendongak sebelum tersenyum tipis
"Kau.. Marah?" Guanlin bertanya pelan saat menyadari suasana di sekeliling mereka berubah jadi tidak enak, Chaewon mematikan kamera nya lalu menggeleng. "Tidak, aku tidak marah"
"Lalu kenapa kau.. "
"Aku hanya sedang kesal dengan diriku sendiri. Seharusnya aku tidak melihat situasi dari sisiku sendiri tapi dari sisimu juga, harusnya aku tidak terus memaksamu waktu kau bilang tidak nyaman di depan kamera... Kau memang pacarku dan super tampan, tapi kalau tidak nyaman ya mau bagaimana lagi, kan?" jelas Chaewon, gadis itu mengulas senyuman lebar. "Maka dari itu, aku tidak akan memaksamu lagi mulai sekarang"