Aku tidak tahu apa masalahku
Kenapa aku begini
Atau bagaimana aku bisa begini
Yang kutahu
Rasanya sekarang seperti ada yang menghimpit dadaku
Mencegahku menarik napas panjang
Membuatku seketika ketakutan
Seketika gelisah tak karuan
Tolong aku
Ini benar-benar menyakitiku
Tapi aku tidak tahu kenapa aku seperti ini.
Dengan tangan gemetar aku mengambil ponsel, mencoba menguhubungi nomornya di tengah malam ini
Apa dia sudah tidur?
Semoga tidak, karena aku sangat membutuhkannya sekarang
"Halo?"
Aku terkejut pelan saat mendengar suaranya yang serak seperti baru bangun, "E-Eunsang-ah.. Kau tidur? A-Apa aku mengganggumu?" tanyaku seraya mengigiti kuku cemas
"Sedikit. Kenapa? Ada apa meneleponku tengah malam begini?"
"E-Eunsang-ah.. Aku takut"
Eunsang tidak langsung menjawab, dari yang kudengar sepertinya dia beranjak duduk. "Kau habis nonton film horor sendirian lagi?" tanya nya, dan aku menggeleng walau tahu dia tidak bisa melihatku
"Da-Dadaku rasanya.. Perasaan itu datang lagi, Eunsang-ah.. Apa yang harus kulakukan? A-Aku takut"
"Apa aku akan segera mati? Tolong aku, Eunsang-ah.. Aku-"
"Chaewon-ah.. Chaewon-ah? Sayang, tenangkan dirimu, kau baik-baik saja. Tarik napas yang dalam lalu hembuskan" suruh Eunsang dengan suara tenangnya, aku mengikutinya sebelum kembali menggeleng dengan air mata yang tiba-tiba turun
"Ti-Tidak bisa, hiks.. Rasanya udara disekitarku menipis" balasku, mengedarkan pandangan sebelum menemukan sebuah gunting di meja belajarku. "Haruskah aku cutting lagi? Kurasa aku akan lebih baik setelah-"
"TIDAK BOLEH!" Eunsang berteriak tegas, "Kim Chaewon, aku melarangmu dengan keras melakukan itu!"
Frustasi dengan situasiku, aku ikut berteriak padanya. "TERUS AKU HARUS BAGAIMANA?! RASANYA SANGAT SESAK DISINI, AKU TIDAK BISA BERNAPAS DAN SANGAT KETAKUTAN!"
"Aku tahu kau sangat ketakutan, kebingungan, susah bernapas dan semacamnya, tapi tolong jangan lukai dirimu sendiri.. Aku mati kalau kau mati, Chaewon-ah. Tolong kasihani aku" mohon Eunsang, dia memberi jeda sedikit sebelum kembali bicara, "Pasti ada alasannya kenapa kau begini. Coba katakan padaku, apa orang tuamu bertengkar lagi?"
Aku tidak menjawab, tangisanku yang semakin keras sepertinya membuat Eunsang mengerti kalau tebakannya benar. "Apa mereka membawa-bawa namamu lagi dalam pertengkaran mereka?" tanya nya lagi
"Me-Mereka bilang.. Hiks, me-membiarkan ku hidup dan menjadi orangtua ku adalah penyesalan terbesar mereka, me-mereka bilang... Harusnya dulu aku diaborsi-"
"Hentikan. Jangan bicara lagi. Kau akan semakin tersakiti kalau membicarakan itu lagi" potong Eunsang, aku tidak bisa menebak apa yang dia lakukan sekarang karena suaranya sangat berisik di seberang sana. "Chaewon-ah? Chaewon-ah.. Kau masih bersamaku?"
"I-Iya"
"Dengarkan aku baik-baik, Chaewon-ah.. Sekarang aku akan pergi ke rumahmu, jadi selama aku di perjalanan tolong jangan lakukan sesuatu yang membahayakan dirimu, diam saja di dalam kamarmu sampai aku datang. Kau paham?"