Estrada

16 3 3
                                    


Suara bell berdenting, Morin mengalihkan pandangan pada pintu kaca yang dibuka oleh seorang perempuan dengan gaya borjuis. Perempuan itu menghampiri dirinya yang tengah duduk santai di sofa paling pojok ruangan dengan interior kayu berwarna cokelat. Cara jalannya yang angggun dan santai tanpa cela, meski kakiknya dibalut stiletto setinggi lima senti selalu membuat Morin tersenyum.

"Nih, pesananmu!" katanya sambil meletakkan sebuket bunga Lily putih di pangkuan Morin. Kemudian, perempuan itu ikut duduk di sofa yang sama, tepat di samping Morin.

"Terima kasih, Leira." Morin lantas menyibak satu demi satu tangkai bunga tersebut. Hatinya terenyuh sekaligus senang. "Hari ini mau ikut Lei?"

Sejenak, Leira yang sempat sibuk dengan ponselnya mengalihkan pandangan pada Morin dan bunga lily putih yang barusan dia bawa. "Ikut lah. Memang pernah aku tidak ikut?"

"Iya aku tahu. Tapi barangkali kau sedang sibuk, lagi pula hari ini pakaianmu terlalu mencolok, tidak seperti biasanya seakan-akan kamu tidak akan menemaniku."

"Oh gitu? Sebenarnya ini Cuma buat menghemat waktu saja, selepas pulang berkunjung aku langsung pergi ke studio. Biasa, pemotretan mingguan." Penjelasannya cukup memberikan gambaran pada otak Morin, sehingga dia hanya mengangguk pelan.

"Tumben sepi Mor?" tanya Leira ketika netranya dapati ruangan penuh meja dan kursi itu sepi akan makhluk benama manusia. Hanya ada dua tiga kurdi yang terisi oleh sepasang muda-mudi dan dua orang wanita.

"Masih jam segini. Lagi pula ini hari Jumat Lei. Orang-orang terlalu sibuk membereskan hidupnya terlebih dahulu, supaya sabtu dan minggu mereka aman dan damai."

"Ah benar."

"Kalau bisnis toko bungamu gimana? Lancar?"

"Aku bersyukur sih, setidaknya usahaku yang satu ini jarang sekali mengalami kerugian. Memang ya kalau suatu usaha dibuat oleh hati ke sananya pasti lancar."

Leira Isfi Hendrawan, perempuan berkulit sawo matang itu memang sudah menemani hidup Morin sejak sma hingga kini usia mereka sudah menginjak dua puluh lima tahun. Perempuan itu merupakan partner Morin ketika dia membutuhkan model untuk mempromosikan menu terbaru kafenya. Leira yang juga punya usaha toko bunga senantiasa menjadi andalan Morin untuk membeli bunga di sana, baik untuk mengisi interior kafenya atau untuk diberikan kepada seseorang yang menyukai bunga lily putih, bunga yang sama dengan yang saat ini dia pegang.

Mengingat seseorang yang menunggunya membawakan bunga lily putih, Morin selalu saja berada di bawah langit mendung. Suasana hatinya selalu berkabung.

"Mau berangkat sekarang?" tanya Leira yang dijawab anggukan Morin.

Keduanya kemudian berdiri, melangkahkan kaki keluar area kafe yang diberi nama Estrada Café. Kafe yang sudah berdiri sejak tiga tahun yang lalu, kafe yang senantiasa dipercaya pelangggan atau orang-orang sekitar sebagai kafe temaram yang senantiasa menghangatkan. Temaram sebab interior kafe yag terbuat dari kayu dan dipenuhi lampu-lampu dengan sinar redup seperti warna jingga, serta menghangatkan karena kafe tersebut bisa menyatukan orang-orang yang sebelumnya tidak saling mengenal menjadi akrab dalam perbincangan hangat.

Setelah Leira memasuki mobil dan disusul oleh Morin, keduanya melaju ke suatu tempat tujuan mereka. Tempat yang entah sudah berapakali dikunjungi. Morin menatap kea rah samping kanan, di mana Leira tengah focus mengemudi. Leira ini di balik tampilannya yang sedikit nakal terdapat jiwa yang senang sekali menaungi. Morin ingat sekali ketika dia dulu harus pergi diam-diam atau berbohong hanya untuk pergi ke tempat ini sendirian, tanpa ditemani Leira. Hingga suatu ketika Leira mengetahuinya, perempuan itu marah. Katanya Morin ini bodoh, jika dirinya memang ingin pergi sendiri ya tak usah berbohong padanya, tinggal bilang saja. Toh Leira juga tahu kapan harus selalu ada di samping dirinya atau tidak. Morin jelas selalu malu akan hal itu, lagi pula kenapa dulu dia sok-sokan tegar dengan sebuah kesendirian sampai tidak memercayai Leira yang hampir tahu segala tentang dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumcer ASOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang