"Kami memiliki petarung-petarung terbaik pilihan yang telah lolos segala seleksi," Adam menambahkan, "Sepuluh terbaik."
Adam berjalan mendekati Odin, hanya beberapa langkah kemudian dia berdiam didekatnya.
"Di antara para Aldenir muda ini ada satu yang terbaik yang pantas menjadi pemimpin mereka namun disatu sisi juga tidak pantas, sejujurnya favorit saya tapi dia bisa jadi sangat menjengkelkan.Yang terkuat tapi juga terlemah, Ah sayang sekali andai dia tidak ceroboh.."
"Baiklah, aku semakin penasaran siapa dia?" Tanya Odin.
Adam menyunggingkan senyum.
"Putri asuh dari Ludvig, yang juga teman saya.".
."Cepat isi formulir itu Y/n!"
"Iya-iya ini juga lagi di isi, rewel banget si!"
Helga memperhatikan Y/n tepatnya pada kertas yang mendata para Aldenir, semua telah mendapatkannya dan mengisi dengan benar, hanya tinggal Y/n yang masih belum menyelesaikan miliknya.
Y/n terus-terusan membolak-balik kertas itu dan terkadang memutar-mutar alat tulisnya.
Helga mengintip pada kolom yang masih kosong, menghela napasnya lantas menarik kertas itu.
"HEI!"
"Jadi...apa yang membuat seorang Y/n tak bisa menyelesaikan datanya?" Helga membaca kolom yang masih kosong, semuanya telah terisi kecuali satu kolom itu tempat seharusnya dia menuliskan nama orangtuanya. Helga lantas mengerutkan keningnya kemudian membalik kertas itu kehadapan Y/n.
Kamu merebut kembali kertas itu, menggembungkan pipi kemudian menatap sinis pada Helga.
"Aku bingung mau nulis siapa?""Maksudmu?" Tanya Helga tak mengerti.
"Orangtuamu juga orangtuaku-maksudku, sudah kuanggap begitu."
"Tapi, siapa yang melahirkanmu?"
"Tapi-mereka juga tak pernah ada untuk ku."
"Y/N!"
BRUUUK
"MEREKA MEMBUANGKU!"
Setelah memukul meja dengan kesalnya dan tak cukup sampai disitu, kamu juga meneriaki Helga sahabatmu, kini kamu malu karna menjadi sorotan Aldenir lainnya.
Kamu menyambar alat tulis milikmu, mencengkramnya kuat-kuat lalu melenggang pergi. Mengabaikan Helga yang coba memanggilmu.
Cih
"Kenapa dia ga mau berbagi nama orangtua? Padahal ayah ibunya juga memanggilku dengan panggilan nak kan?"
Kamu berjalan keluar, ga tau mau kemana yang jelas setidaknya tempat sunyi yang bisa buat kamu kembali tenang. Perpustakaan mungkin?
Kamu menghampiri salah satu penjaga, menanyai arah menuju perpustakaan lantas kembali melangkah menuju perpustakaan istana setelah tau lokasi tepatnya.
Hanya perlu waktu sebentar untuk menemukannya dan sekarang kamu berada tepat dihadapan pintu besar yang membatasi ruangan itu.
"Besar banget, pasti didalemnya banyak buku."
"Masuklah dan kau akan terkejut setelah berada didalam."
Kamu menoleh kebelakang, bingung siapakah pemilik suara berat itu.
"Hai" Sapanya dan lantas kamu mengerutkan kening untuk mengingat-ingat siapa pria tersebut.
"Hai lady Y/n Y/ln. Ingin baca buku ya?"