Aku tidak tahu sudah pukul berapa saat ini, tapi ini pasti sudah berjam-jam sejak aku pergi keluar bersama Loki. Aku mendorong pintu kamar agar terbuka, berusaha untuk tak menimbulkan suara bising. Begitu pintu terbuka aku langsung saja memandang ke arah Helga, dia sedang tertidur dengan pulasnya. Bagaimana dia bahkan bisa terlihat sangat cantik saat tidur?
Aku megantungkan mantel setengah basah pada cantelan di dekat pintu lantas melenggang menuju kamar mandi untuk membasuh wajah.
.
.
."Baiklah kalian angkat pedang itu tinggi-tinggi dan tetap fokus, saat aku bilang ayunkan kalian jangan lengah! Atau teman kalian yang akan terpotong," Adam mengintruksi.
Sudah hampir satu minggu aku tidak melihat Loki, ya setelah kejadian itu dia tak pernah mengunjungiku.
Sepertinya aku rindu.
"Y/N!"
KLANG
"AH!"
"HEI! Perhatikan kau hampir memotongku!" Teriak Sabrina yang berada disampingku, tentu aku nggak akan memotongnya dia pikir aku tidak lihat?
"Y/n, keluar dari barisan!"
Sial
Adam menaruh kedua tangannya ke atas bahuku dan bicara. "Ada apa? Kurasa jika bukan karena lapar ini masalah cowok?"
Aku langsung merona saat dia bilang kata 'cowok' secara tidak langsung itu menuju pada hal yang sedang aku pikirkan, ya cowok itu. Aku tak siap berkomentar jadi hanya menggeleng sebagai jawabanku.
Adam melepaskan kedua tangannya dari bahuku dia mencoba untuk bertanya lagi, "Bucky?"
"Sudah kubilang ini bukan masalah cowok!"
Adam tersenyum. "Kamu kembali latihan, tapi kuminta untuk lebih fokus, ingat ini Y/n kamu nggak akan membiarkan satu hal menjadi penghalangmu kan? Kamu sudah menanti posisi ini dari awal."
Ya Adam benar, apa seorang cowok bisa merusak kerja kerasku? Cepat atau lambat aku harus melupakannya.
"SORE INI," Adam meninggikan suaranya hingga Aldenir yang sedang fokus dalam latihan memberhentikan kegiatan mereka, "Sepertinya kalian semua sedikit jenuh, aku ingin membawa kalian ke pasar."
Ah yeah aku perlu itu.
"Tapi, aku tidak bisa mengajak semua. Hanya setengah dari kalian."
Argh sudah kuduga!
Beberapa dari kami yang awalnya sudah memasang tampang berseri-seri kini seperti dijatuhkan oleh ucapan Adam yang terdengar seperti seorang php. Tapi bagaimanapun setengah dari kami bisa pergi, tapi bagaimana?
"Siapapun, yang bisa mengalahkan....Y/n! Akan pergi bersamaku." Adam lantas undur diri tanpa mengucapkan apapun lagi, meninggalkannku dengan perasaan ingin menabok mukanya. Kalau aja dia nggak lebih tua dariku mungkin, sudah kutabok.
Aku membalik badan ke arah 'teman' ku, tatapan mereka terasa tajam dan menusuk mereka bukan teman yang aku kenal, nggak mereka sama sekali bukan temanku.
.
.
."Jadi, bagaimana cara kalian mengalahkan Y/n?"
Mereka berempat tertawa kecil dan akupun menahan diri untuk tetap sabar dengan mengalihkan perhatianku pada kios-kios yang berdiri di jalanan istana. Aku sengaja membongkar tabungan kecil ku untuk membeli sesuatu yang menarik dari pasar, apa saja yang dapat membuatku tertarik.
"Jadi mereka ini, Bucky, Helga, Sabrina dan Liam yang bisa mengalahkanmu?" Adam menyenggol pundakku, tidak hitung-hitung dia hampir mebuatku terjungkang.