Loki menyelipkan kembali kertas itu kedalam amplop merah ketika nama Laufey dilihatnya tertera diatas kertas.
"Mahluk rendah itu memang tidak layak berada di Asgard," Ucap Loki memasang tampang jijik pada amplop di tangannya. Loki bertanya-tanya kenapa mahluk itu sempat diundang apa Odin sudah kehilangan akalnya? Raja dari Raksasa Es yang tinggal di Jontunheim, mereka bukan hanya menjijikkan tapi bisa saja membuat kerusuhan di penobatan kakaknya kelak. Mahluk penuh dengki itu, Loki tak habis pikir bagaimana bisa dia seruangan dengan mereka yang kulitnya sedingin es dan hatinya telah beku.
.
.
.Rupanya jejeran busur telah menarik perhatian Adam hingga ia menepi untuk melihat-lihat. Untung saja apa yang disukainya bukan hal-hal kebapakan, itu pasti sangat membosankan untuk menemaninya kesana-kemari.
"Kami punya hadiah jika tiga dari empat anak panah ini mengenai titik merah disana." Ucap penjual sembari memasang tampang ramah.
"Sepertinya mereka tidak mengenal kita," Bisik Adam kemudian dia terkikih. Adam mengambil busur itu dan menyerahkannya padamu. "Itu bagus, kamu bisa kan?"
"Hei Pak, ini penipuan." Bisikmu balik. Jika saja penjual baik hati itu tahu kamu dan orang disampingmu ini bukan orang biasa pasti dia tidak mau mempersilahkanmu untuk mengambil tantangannya. Ayolah itu sangat mudah untuk seorang Aldenir.
Kamu mengambil anak panah yang kamu rasa tepat lalu berpindah ke jarak yang telah ditentukan Penjual itu.
"Baiklah, disini?" Tanyamu sambil membenarkan posisi.
"Iya Cantik, benar disitu."
"Hm oke..."
Beberapa orang berhenti ditempatnya untuk melihat, dan Adam sudah sangat kegirangan saat kamu mulai menempatkan anak panah. Kamu menarik pelan string menatap lekat pada target.
Anak panah itu meliuk-liuk indah lalu mendarat di tengah sasaran. Penjual itu langsung bertepuk tangan walaupun bisa dilihat dia sedikit khawatir kamu menyelesaikan tantangannya.Saat anak panah kedua dilesatkan dan menancap tepat di titik yang sama dapat dilihat bahwa penjual itu tambah gelisah dan orang-orang yang singgah semakin banyak.
"Kamu jago ya manis, beruntung bisa kena dua dan masih ada dua lagi. Tapi yang ketiga ini apa kamu juga bisa? Haha." Goda si penjual dan kamu bodo amat si.
"Iya, anak manis satu ini punya banyak keberuntungan." Adam mengusap-usap rambutmu sambil tertawa pada si penjual.
"Jangan sentuh aku, bapak mesum."
"..."
Oke kembali fokus, intrusksimu pada diri sendiri. Satu lagi dan selesai mungkin kamu bisa memisahkan diri dari Adam jika dia mendapat hadiah itu.
"Jika aku menyelesaikan ini aku boleh pergi kemanapun aku suka?"
"Iya terserah." Balas Adam tak sabaran sampai kamu menembakkan anak panah itu.
"Janji ya."
"Iya, Y/n muridku tersayang."
Tinggal melepas stringnya saja namun suara rusuh dari kerumunan dibelakang mengalihkan perhatian. Ada apa itu?
Memang dikeramaian masyarakat tidak jarang ditemukan pencopet atau orang-orang yang suka rusuh, tapi tidak saat seorang Aldenir sedang ada diasana dan melihat langsung aksi itu.
Kamu memutar badan dan membidik si pencopet, beberapa orang berteriak takut jika saja bidikan itu salah. Saat anak panah itu dilesatkan dan...pencopet itu langsung tumbang dilantai. Hal itu tidak meparbaiki keadaan dimana orang yang melihat tambah histeris melihat hal yang telah kamu lakukan.
"Y/N!" Adam menguatkan suaranya padamu dan tatapannya begitu tajam padamu.
"Aku gak pernah meleset—"
"Dan sekarang kau meleset!" Adam langsung lari ke si pencopet.
Kamu memutar bola mata, dimarahi di tempat umum. Itu cukup memalukan bagimu.
Adam membalik tubuh si pencopet walaupun tidak adanya darah yang bercecer sempat membuatnya bingung.
"Apa aku udah mati?" Tanya si Pencopet dengan tangan yang tremor hebat dan keringat yang membasahi pinggiran rambutnya.
"Gak tapi kamu ditangkap." Ucap adam melepaskan anak panah yang menancap pada tas kain yang dikalungkan di leher pencopet itu, rupanya beberapa keping koin emas telah menyelamatkan nyawa pencopet itu. Yah walaupun keping emas itu hancur dan kehilangan harganya.
Kamu mendengus saat Adam memutar pandangan kearahmu. Kamu mengambil anak panah yang tersisa lantas menatap pada target.
"Lihat? Aku gak pernah meleset."
.
.
."Kamu sengaja membidik koin itu, atau hanya keberuntungan dia?" Tanya Adam, sesuai janji dia harus mau pergi kemanapun yang kamu inginkan.
"Hem ya, antara iya dan tidak."
"Pardon, maksudnya?"
"Yah, aku memang membidik tas itu." Ucapmu berusaha gak kontak mata dengan Adam.
"Apa yang terjadi jika koin-koin itu tidak ada disana?"
"Hehe..." Kamu mempercepat langkahmu kemudian berlari.
"Y/N!"
Kamu berlari dengan kencang meninggalkannya, jika tidak bisa saja dia mendapatkanmu dan mendaratkan satu pukulan dikepalamu karena ceroboh.
"IH YANG PENTING KAN AKU GAK BUNUH PENCOPET ITU!"
.
.
.Tbc