Part 7 - Bukan berarti aku tidak peduli ~Mean dan Plan

757 96 0
                                    

Author : Ayu Tyas
Cast :
- Saint Suppapong
- Perth Tanapon
- Another cast of LBC Series
- Another cast of KissBoysTH
- OC (Original Character)
- OOC (Out of Character)
Genre : Drama, Angst, Gore(?), Hurt/Comfort, Family, Friendship, Romance, Smut(?)
Rating : R - NC
Length : Chaptered/Series

Sumary :

Jika saja aku bisa melihat masa depan dan bagaimana akhir dari cerita cinta kita. Jika saja aku tahu bahwa cerita kita tidak akan pernah berakhir bahagia. Ketahuilah, bahwa aku lebih memilih untuk menghentikan waktu di saat ini juga, saat di mana dirimu masih ada dalam pelukanku.

Melukaimu adalah hal yang paling aku takuti, membuatmu menangis adalah hal yang paling aku sesali. Jika bersama denganku hanya menyakitimu, maka aku akan melepasmu. Tapi, nyatanya bersama denganmu, adalah hal yang paling aku syukuri. ~Ayu Tyas

*****

Author Pov

Plan marah pada Mean sejak kemarin malam. Pria manis bertubuh kecil itu, marah karena Mean tidak lagi peduli padanya.

Plan berulang kali mengabaikan panggilan dan pesan masuk dari Mean. Atau sesekali dia akan menerima panggilan itu tanpa bicara, meninggalkan ponselnya begitu saja dan membiarkan Mean bicara seorang diri tanpa dia dengar.

Kekanakan bukan?

Plan yang biasanya bertingkah bodoh dan cuek kini justru tengah marah pada Mean. Pria tampan yang biasanya berulah layaknya anak kecil itu, berhasil membuat hatinya sakit tanpa alasan.

Semalam, Mean mengirim pesan padanya tentang kabar Saint yang didekati seorang pria yang merupakan adik tingkat di kampus pria itu. Plan tidak peduli. Sekalipun dia mengizinkan Mean untuk mengawasi Saint, tapi sesungguhnya Plan tidak benar-benar meminta kekasihnya itu untuk mengawasi Saint selama 24 jam.

Sebut saja Plan merasa cemburu, tapi dia tidak akan pernah mengakui hal itu.

Drt.. Drt.. Drt..

“Menyebalkan! Dasar pria bodoh!”

Plan menatap marah pada layar ponselnya yang kini menampilkan nama Mean sebagai pemanggil.

Dengan kasar, tangan mungil miliknya menggeser tanda merah, menolak panggilan Mean untuk kesekian kalinya di jam ini.

Perth dan Plan kini berada di  restoran milik Title. Mereka berkumpul di sini untuk membicarakan perkembangan masalah Perth dan Saint. Sementara Title sendiri akan segera datang menyusul mereka, ketika kelasnya selesai.

“Sebenarnya ada apa denganmu Phi?”

Perth bertanya ketika melihat Plan terus-menerus menatap marah dan mengabaikan panggilan pada ponsel miliknya.

“Tidak ada!”

Plan enggan menatap Perth yang kini melihatnya dengan penuh tanya.

Pria itu, justru sibuk mengalihkan rasa marahnya pada sepotong kue yang belum lama ini mereka pesan.

Drt.. Drt.. Drt..

Tak lama kemudian, ponsel Perth bergetar. Pria itu, dengan segera mengambil ponsel dari saku celana miliknya dan menatap bingung ketika nama Mean tertera sebagai pemanggil di ponselnya. Sesuatu yang jarang terjadi.

“Tidak ada apa-apa huh?”

Perth mulai bisa menebak penyebab kemarahan Phi-nya ini. Dia kemudian bertanya sembari menunjukkan panggilan di ponselnya pada Plan.

This is Our Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang